DWN 21 •

2.4K 116 0
                                        

Drrrtt.. Drrtt...

From: Rafael
To: Isyana
Lekas tidur. Aku sudah keluar arena.



Drrttt... Drttt..

From: Isyana
To: Rafael
Gimana hasilnya? Kamu menang? Apa kamu terluka? Sekarang dimana? Apa kamu sudah pulang?



Drrttt... Drrttt...

From: Rafael
To: Isyana
Itu pertanyaan enggak bisa satu-satu?



Drrtt... Drrrtt...

From: Isyana
To: Rafael
Enggak bisa!



Drrttt... Drrttt...

From: Rafael
To: Isyana
Aku menang. Ini Kido ke area balap. Eitz, aku enggak balapan. Bukan aku!



Drrrttt... Drrttt....

From: Isyana
To: Rafael
Apakah Kido yang balapan? Lukamu gimana?


Drrttt... Drrtt....

From: Rafael
To: Isyana
Mungkin mereka ingin lihat siapa saja yang tanding hari ini. Ada beberapa luka. Besok obati, yak!


Drrrttt... Drrrtttt....

From: Isyana
To: Rafael
Iya.
Persediaan obat luka juga masih banyak. Kamu jangan balapan malam ini!


Drrttt... Drttt...

From: Rafael
To: Isyana
Aku enggak ikut keluar mobil, Isyan. Mereka saja yang keluar lihat situasi area balap. Aku tergeletak di jok belakang.



Drrrttt... Drrtt..

From: Isyana
To: Rafael
Seperti ikan terkapar di daratan dong? Kamu istirahat, Rafa.




Drrrttt... Drrttt...

From: Rafael
To: Isyana
Ini sedang berbaring di jok belakang. Kamu juga tidur, Isyan.



Ddrrrttt... Drrttt...

From: Isyana
To: Rafael
Iya..
Aku istirahat sekarang. Kamu juga!




Drrrttt... Drrtttt...

From: Rafael
To: Isyana
Oke, aku tidur dulu, ya.
Hari ini sangat melelahkan. Selamat tidur, Isyan...




Drrrttt... Drrttt...

From: Isyana
To: Rafael
Selamat tidur, Rafa.
Aku senang kamu menang...



Drrrttt... Drrrttt...

From: Rafael
To: Isyana
Aku senang kamu lebih sehat...











Isyana tersenyum membaca pesan dari Rafael. Tangan Isyana bergerak ke nakas yang berada di samping tempat tidur untuk mengambil botol sirup. Gadis pemilik suara yang merdu belum meminum obat untuk malam ini---bukan karena rasa yang pahit. Namun, menunggu kabar dari Rafael.



Tangan kanan Isyana memasukkan sendok yang berisi sirup ke dalam mulut. Setelah itu, tangan Isyana bergerak menuju gelas yang berisi air putih dan meminumnya perlahan.




Isyana merebahkan diri lalu menarik selimutnya. Mencoba memejamkan mata untuk mengistirahatkan badannya.

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Where stories live. Discover now