DWN 22 •

2.6K 125 0
                                        

TOOKK TOKK TOKK

"Isyaannn!"




TOKK TOKK TOKK

"Isyaann Isyaann!"




SREEEEEEKKK

Pagar yang tertutup kini terbuka.



"Oh Den... Silahkan masuk. Maaf lama tadi bapak ke belakang dahulu" sahut Pak Amin sambil terkekeh.

"Tidak apa-apa, Pak Amin. Isyan ada?" tanya Rafael.

"Nona Isyana sudah menunggu daritadi. Masuk saja ke dalam, Den.." ucap Pak Amin.

"Terima kasih" sahut Rafael.

TAP TAP TAP

Rafael berjalan sambil menuntun sepeda gunung dan diletakkan di depan halaman Isyana. Setelah itu, Rafael masuk ke rumah Isyana.


"Isyaaannnn!!" teriak Rafael.

Tidak ada yang muncul untuk menjawab panggilan Rafael.




"Issyaaaann Isyaannn!!" Rafael kembali berteriak.



"Duh, Den. Jangan teriak! Ini rumah bukan hutan" sahut Bibi Sumi muncul dari arah dapur. Rafael hanya terkekeh.

"Isyan mana, Bi? Jangan bilang dia masih tidur" kata Rafael.

"Ada di ruang makan. Nona Isyana sudah bangun dari shubuh. Katanya pagi ini Nona mau ketemu Aden" ucap Bibi Sumi.

"Obatnya apa rutin diminum, Bi?" bisik Rafael dan memberi isyarat ke Bibi Sumi agar tidak bersuara keras.

"Rutin diminum, kok, Den. Bibi saja heran Nona Isyana bisa minum obat" sahut Bibi Sumi sambil berbisik.

"Kenapa kalian bisik-bisik?" Isyana tiba-tiba berada di depan Rafael dan Bibi Sumi.

"Bibi kembali ke dapur dahulu, Den" ucap Bibi Sumi sambil pergi meninggalkan Isyana dan Rafael.

"Kalian sedang bisik-bisik apa?" tanya Isyana mendekat ke Rafael.

"Enggak ada. Ayo kita pergi" ajak Rafael.

"Hah? Pergi? Pergi kemana sepagi ini?" tanya Isyana dengan heran.

"Aku ingin mengajakmu ke padang rumput" ucap Rafael. Isyana kemudian tersenyum lebar.

"Sebentar. Aku siap-siap dulu sekalian menyiapkan bekal untuk di sana" Isyana membalikkan badan menuju arah ruang makan.

"Bekalnya yang banyak, ya. Aku lapar" sahut Rafael sambil terkekeh.

"Kamu enggak bilang kalau mau ke padang rumput. Aku enggak ada persiapan bekal" ucap Isyana.

"Namanya saja kejutan" sahut Rafael mengikuti Isyana dari belakang.

"Aku mau minta bantuan Bibi Sumi dahulu untuk menyiapkan bekal. Kamu duduk saja" ucap Isyana ke arah dapur.




SREEKKK

Kursi digeser dan Rafael mulai duduk di ruang makan.



"Aku ganti baju dahulu. Kalau mau buah ambil saja di atas meja" sahut Isyana melangkah ke lantai dua.

"Penampilan santai saja. Aku pakai sepeda ke sini" kata Rafael.

"Aku enggak pakai gaun, kok" sahut Isyana di atas tangga. Rafael hanya terkekeh mendengar ucapan Isyana.

"Aden mau Bibi buatkan nasi goreng buat sarapan?" tanya Bibi Sumi.

"Nanti saja setelah dari padang rumput, Bi. Saat ini makan buah saja" ucap Rafael sambil mengambil apel di atas meja makan.

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Where stories live. Discover now