DWN 2 •

4.1K 175 2
                                        

"Untung parkiran kampus belum penuh" ucap Isyana yang tidak ingin pengalaman hari kemarin terulang kembali. Isyana pun melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju ke kelas.

TAP TAP TAP

Sepanjang melewati koridor gedung selalu ada yang menyapa. "Pagi..." jawab Isyana sambil tersenyum.

Isyana pun menuju bangku kosong dekat dinding sesampainya di kelas. Dia melihat sekeliling seperti mencari seseorang.

"Eh, Raf! Mukamu kenapa bonyok, gitu?" heran Galih teman sekelas Isyana saat melihat Rafael. Isyana yang mendengar ucapan Galih langsung menggerakkan kepala untuk melihat Rafael yang baru memasuki kelas. "Kamu berantem lagi?" lanjut Galih. Rafael hanya tersenyum.

TAP TAP TAP

Rafael melangkahkan kakinya menuju bangku kosong yang berada tepat di belakang Isyana

"Pagi..." sapa Isyana saat Rafael sudah berada di dekatnya.

"Pagi, Isyan" jawab Rafael. Rafael meletakkan kepalanya di bangku dan memejamkan matanya setelah duduk.

Tukk..Tukk..Tukk..

Isyana mengetuk kepala Rafael dengan jari telunjuknya. Rafael pun mengangkat kepala dan memandang Isyana.

"Apa?" tanya Rafael dengan heran karena tindakan Isyana.

"Kamu berkelahi dengan siapa?" tanya Isyana saat melihat bekas luka di wajah Rafael.

"Sama tiga badut" jawab Rafael.

"Tiga orang kemarin?" tanya Isyana memperjelas orang yang dimaksud oleh Rafael.

"Iya. Aku sudah memberi peringatan untuk tidak berkeliaran di area kampus dan juga untuk tidak mengganggumu" jawab Rafael.

"Terima kasih" sahut Isyana.

"Aku lapar. Traktir, ya, nanti..." ceplos Rafael.

Begitulah Rafael. Pemuda ini tidak menganggap Isyana adalah dewi yang harus dihormati. Semua orang adalah sama. Tidak heran temannya ada dimana-mana.

"Aku akan mentraktir kamu setelah perkuliahan selesai" ucap Isyana.

"Yaaahh... Masih lama" ucap Rafael sambil meletakkan kembali kepalanya di bangku. "Apa aku bolos saja hari ini, ya?" lirih Rafael

"Enggak boleh!" seru Isyana mendengar ucapan Rafael.

"Eh.." sahut Rafael. Dia mengangkat kepalanya dan melihat wajah Isyana yang serius. "Iya. Iya. Enggak bolos" ujar Rafael akhirnya. Isyana tersenyum mendengarnya. "Oh, iya. Ada yang mau kenalan sama kamu, Isyan" sahut Rafael.

"Siapa?" tanya Isyana setelah mendengar ucapan Rafael.

"Tuh..." jawab Rafael sambil menunjuk ke arah pintu dengan dagu. Isyana pun menoleh ke arah pintu. Pemuda yang ada di pintu langsung pergi saat memgetahui Isyana melihatnya.

"Yeee... Malah pergi" sahut Rafael melihat kepergian seorang pemuda saat Isyana menolehkan kepala ke arah pintu. "Sekarang kalau mau kenalan sama Isyana menggunakan jasaku tidak gratis! Harus membayar dengan bakso!" seru Rafael meskipun pemuda tersebut tidak akan mendengar teriakan Rafael.

SREEK

"Aduh!" ucap Rafael sambil mengelus tangannya yang dicubit Isyana. Isyana tersenyum tipis ke arah Rafael saat mendengar ucapan pemuda tersebut. "Jangan galak-galak, Isyan. Nanti enggak ada yang mau sama kamu" ceplos Rafael.

BUUKK

Pukulan buku dari Isyana kini tepat mengenai bahu Rafael.

"Apa enggak ada yang mau menolongku?!" sahut Rafael. Mata Isyana pun membulat sempurna. Teman kelas lainnya hanya tersenyum melihat tingkah Rafael dan Isyana.

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Where stories live. Discover now