"Perkuliahan kita akhiri sampai disini. Jangan lupa tugas dikumpulkan minggu depan" ucap Mr. Surya.
TAP TAP TAP
Mr. Surya pun meninggalkan ruangan. Isyana segera mencari ponselnya dan mulai mengetikkan pesan.
To: Rafael
From: Isyana
Raf! Kamu gak masuk untuk hari ini? Apa ada hubungan dengan urusanmu semalam?
Isyana pun menekan tombol Send.
"Rapat hari ini tanpa Rafael" batin Isyana. Isyana memijit kepalanya yang mulai berdenyut. "Sepertinya harus ke kantin dulu" pikir Isyana.
SREEKK..
Isyana pun berdiri meninggalkan kelas dan menuju kantin. Setelah memesan makanan, Isyana duduk di pojok kantin.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya seseorang. Isyana pun mengangkat kepalanya dan melihat ke depan.
"Silahkan" ucap Isyana. "Bukan Rafael" batin Isyana.
"Nanti malam apa ada waktu kosong?" tanya Natan.
"Enggak ada karena ada diskusi sama teman extra musik lainnya sampai malam" jawab Isyana.
"Kamu ikut berpartipasi dalam kegiatan charity?" tanya Natan. Isyana menganggukkan kepala.
Pesanan Isyana pun telah datang. Teh hangat dan semangkuk sop ayam. "Aku makan dulu" ucap Isyana.
"Iya" sahut Natan.
Tak ada perbincangan apapun. Isyana fokus dengan makanannya dan Natan fokus memandangi Isyana.
"Jangan menatap seperti itu. Aku risih" sahut Isyana sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya. Isyana tahu jika pemuda ini menatapnya terus menerus.
"Coba kamu ulangi lagi perkataanmu" kata Natan dengan alis tertekuk.
"Aku risih!" ucap Isyana memandang ke arah Natan.
"Kamu risih?!" Intonasi suara Natan mulai naik. Natan tersinggung mendengar ucapan Isyana. Isyana menghentikan makannya dan menatap Natan.
"Iya! Aku risih!" tegas Isyana. Moodnya sedang kacau. Apalagi kepala yang masih berdenyut membuat Isyana terbawa emosi.
BRAAKKKK
Natan menggebrak meja dan berdiri. Sekeliling kantin melihat ke arah Natan dan Isyana.
"Kenapa kamu risih saat aku menatapmu?!" seru Natan.
"Apa kamu enggak bisa tanpa menggebrak meja?!" ucap Isyana dengan memandang tegas ke arah Natan.
"ENGGAK BISAA!!" teriak Natan.
Semua hanya melihat. Tidak ada yang melerai. Semua tahu watak Natan yang mudah sekali emosi.
"Hei, Bung! Jangan kasar sama cewek!" seru seseorang dari belakang. Natan kemudian membalikkan badan.
"Kalian siapa? Hah! Apa mau jadi pahlawan kesiangan?!" seru Natan.
"Kami sudah dititipi teman kami untuk menjaga Syana. Kalau ennggak terima jangan di dalam kampus, deh!" ucap salah satu pemuda berkaos biru. Ada tiga pemuda yang berdiri menghentikan tingkah Natan.
"Siapa teman kalian?! Kalau mau berantem enggak pandang tempat!" seru Natan.
Pemuda berkaos biru pun mendekat ke Natan dan membisikkan sebuah nama. Seketika tangan Natan menggenggam dengan erat.
"Sial!!" Natan memukul kursi lalu pergi dari kantin.
Tiga pemuda kemudian membalikkan badan ketika Natan telah pergi dari kantin.
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)