Sabtu pagi adalah waktu yang tepat untuk bermalas-malasan. Namun, hal tersebut tidak terjadi dengan Isyana. Rata-rata jurusan lain tidak ada perkuliahan kecuali kelas yang diikuti oleh Isyana memiliki jadwal kuliah.
"Pagi..." jawab Isyana saat ada yang menyapanya di gerbang kampus.
"Isyaaann..." ucap seseorang di belakang Isyana. Isyana pun berbalik dan mengetahui siapa yang menyapanya.
"Kamu, kok, enggak menyetir mobil?" tanya Rafael heran saat melihat Isyana berjalan kaki dari gerbang kampus.
"Ada supir di rumah karena kantor libur di hari sabtu" jawab Isyana.
Isyana berasal dari keluarga pebisnis.
Papa Isyana merupakan direktur utama salah satu perusahaan infrastruktur yang berkembang pesat sedangkan Mama Isyana adalah pemilik butik dengan berbagai cabang di kota besar Indonesia. Darah seni yang mengalir dalam diri Isyana berasal dari Kakek Isyana. Beliau menguasai berbagai instrumen alat musik dan sangat mencintai seni.
"Kenapa kamu enggak menggunakan sopir kemanapun kamu pergi?" tanya Rafael.
"Karena aku suka menyetir sendiri" jawab Isyana. Isyana melihat Rafael yang sedang berdiri di samping sepeda gunung. "Kamu setiap hari naik sepeda?" tanya Isyana.
"Iya. Sekalian olahraga" jawab Rafael.
TAP TAP TAP
Mereka pun berjalan beriringan menuju gedung perkuliahan. Mahasiswa yang datang ke kampus di akhir pekan karena mengikuti kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler.
"Bagaimana hasil kemarin malam?" tanya Isyana.
"Apakah kamu melihat luka di wajahku?" tanya Rafael sebagai jawaban. Isyana pun memperhatikan wajah Rafael.
"Enggak ada" sahut Isyana setelah menatap seksama wajah Rafael. "Berarti menang, dong!" ucap Isyana senang. Rafael pun menganggukkan kepala. "Mereka tidak akan membuat ulah lagi, kan?" tanya Isyana ingin memastikan.
"Aku jamin mereka enggak akan berulah" ucap Rafael sambil tersenyum.
TAP TAP TAP
Mereka kembali berjalan menuju gedung perkuliahan bersama Fakultas Bisnis.
"Kamu masuk duluan saja karena aku masih mau ke parkiran sepeda dulu" ucap Rafael.
"Oke. Ketemu di kelas, ya. Awas, jangan bolos!" ucap Isyana. Rafael tertawa kecil mendapat ancaman dari Isyana.
Rafael menuju area parkir sepeda yang berada di belakang gedung perkuliahan kemudian berjalan menuju ruang kuliah.
TAP TAP TAP
.
.
.
Perkuliahan berlangsung selama seratus menit. Udara yang masih segar membuat perkuliahan terasa cepat berakhir.
"Apakah kamu langsung pulang?" tanya Rafael.
"Iya. Sudah ada janji dengan Mama untuk menemani Mama belanja" jawab Isyana. "Kalau kamu?" tanya Isyana.
"Ada kerjaan jadi harus segera pulang" ucap Rafael.
"Hari Sabtu masih bekerja?" heran Isyana. Rafael mengangguk.
"Kalau enggak kerja maka enggak makan" ucap Rafael terkekeh. "Aku ambil sepeda dahulu. Kamu hati-hati ke gerbangnya" lanjut Rafael.
Mereka pun berpisah di luar gedung. Isyana menuju ke depan gerbang dan Rafael menuju ke belakang gedung.
Lima belas menit kemudian muncullah Rafael menuju gerbang dengan sepeda gunungnya.
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)