"Tetap semangat hingga acara bulan depan" ucap Rega.
"Tiga hari ke depan kita kembali diskusi. Namun, bagi yang ingin diskusi dengan sie lain maka enggak harus menunggu tiga hari lagi" ucap Rega. Semua yang hadir menganggukkan kepala. "Selamat beristirahat" tutup Rega.
Mereka pun berdiri dari tempat duduk dan meninggalkan ruangan diskusi.
Isyana melihat jam yang terletak di dinding. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Isyana segera meninggalkan ruangan musik dan menuju parkiran di depan gedung ekonomi.
TAP TAP TAP
Isyana melewati lorong yang berbeda dari teman yang lain karena setiap lorong menuju gedung perkuliahan fakultas tertentu tidak selalu sama.
TAP
TAP
TAP
Hanya terdengar suara langkah kaki sepanjang lorong. Sepanjang perjalanan dari lorong menuju gedung perkuliahan, Isyana mulai bersenandung untuk membunuh sepi. Isyana mempercepat langkahnya setelah melihat pintu keluar gedung perkuliahan.
TAP TAP TAP
Isyana langsung menuju tempat parkir mobil setelah berada di luar gedung perkuliahan.
"Selamat malam, Isyana" sapa seseorang dari belakang. Isyana pun membalikkan badan.
"Natan!" sahut Isyana. Natan pun berjalan mendekati Isyana.
"Lama juga, ya, menunggu di sini" ucap Natan saat sudah di depan Isyana.
"Mengapa kamu di sini?" tanya Isyana.
"Ingin ketemu kamu" Natan tersenyum sinis.
"Aku mau pulang" sahut Isyana sambil membalikkan badan.
"Tunggu!" Natan menggapai tangan Isyana dan tidak membiarkan Isyana pergi.
"Lepasin tanganmu!" Isyana mencoba menarik tangannya.
"Enggak!" seru Natan dan mencengkeram tangan Isyana.
"Aasshh!! Sakit!!" seru Isyana. Natan melonggarkan cengkeramannya.
"Kenapa kamu risih saat aku menatapmu?" tanya Natan.
"Bukan urusanmu!" kata Isyana.
"Aku ingin tahu alasanmu!" seru Natan.
Isyana masih mencoba melepas tangannya dari cengekeraman Natan. "Apa mau kamu?!" tanya Isyana.
"Aku ingin dihargai sama kamu!!" seru Natan di depan wajah Isyana. "Kamu bisa menghargai Rafael si anak berandalan. Namun, kenapa kamu enggak bisa menghargai aku yang punya materi lebih dibanding anak lainnya?!" ucap Natan. "Satu hal lagi! Saat Rafael menatapmu, kamu enggak merasa risih. Kenapa saat aku menatapmu maka kamu merasa risih?!" seru Natan.
"Karena kamu berbeda dengan Rafael!" seru Isyana menatap tajam ke arah Natan.
"Apa?!" teriak Natan. Cengkeraman tangan Natan semakin kuat. Isyana menunjukkan wajah meringis menahan sakit.
DHUAAAKK
Tendangan kaleng soft drink tepat mengenai belakang kepala Natan.
"Siapa itu?!" teriak Natan melepas cengkeraman tangan Isyana dan membalikkan badannya. "Kalau berani keluar!" teriak Natan melihat sekelilingnya.
DHUAAAKK
Sekali lagi tendangan kaleng soft drink kini tepat mengenai pelipis Natan.
VOUS LISEZ
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)