"Mungkin Rafa sedang sibuk" pikir Isyana.

Isyana meletakkan handphone-nya di atas meja makan kemudian mulai menghabiskan makanannya.





Different Why Not
EllaTan02



Tidak berbeda jauh dengan Isyana, Rafael dan Risqi sedang di ruang makan sedang menikmati makan siangnya. Suasana basecamp kali ini tidak seramai biasanya. Hanya ada Rafael, Risqi, dan Kido.

"Kamu sudah tahu siapa orangtua Isyana?" tanya Risqi. Rafael menganggukkan kepala.

"Mereka sahabat dari Papa" jawab Rafael terkekeh.

"Wah, kebetulan sekali!" sahut Kido dari belakang lalu bergabung dengan Rafael dan Risqi di meja makan.

"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini" sahut Risqi.

"Lalu?" ucap Kido.

"Sudah diatur. Kita lihat saja perjalanannya seperti apa" ucap Risqi.

"Apa ada informasi dari Noe?" tanya Rafael.

"Belum ada. Noe sama Miko sekarang masih di Arena untuk menyelidiki apakah lokasi tersebut disabotase atau enggak" kata Risqi.

"Persediaan P3K kita mulai menipis" sahut Kido.

"Kalian saja yang beli. Aku lagi malas keluar" ucap Rafael sambil mengaduk makanannya.

"Oke. Kita beli cemilan juga, ya" sahut Kido. Rafael menganggukkan kepala.

"Besok jangan lupa menemui Tuan Putri. Kamu bisa sepuasnya menemani dia karena besok jadwalmu kosong, Raf" kata Risqi sambil menatap whiteboard besar yang tertempel di dinding.

Whiteboard yang berisi segala kegiatan Rafael. Mulai dari balapan, pertarungan, maupun tentang kerjaan. Semua tersusun rapi. Hal ini berkat Noe.

"Besok kamu menemui dia dengan muka bonyok, dong?" sahut Kido.

"Terpaksa..." kata Rafael.


Drrrtt... drrtt...

Rafael mengambil ponsel yang berada di saku celana.



From: Isyana
To: Rafael
Jangan lupa besok pagi ke rumah. Aku sudah baikan. Terima kasih untuk kemarin...




"Baru dibicarakan ternyata muncul juga" batin Rafael.

Terbentuk senyuman di wajah Rafael saat membaca pesan dari Isyana. Jemari Rafael dengan cepat membalas pesan tersebut.



To: Isyana
From: Rafael
Kamu sudah makan?



"Raf, kita pergi dulu. Kamu mau titip apa?" tanya Risqi setelah selesai menyelesaikan makan siangnya.

"Kalau titip Tuan Putri maka enggak bisa. Tuan Putri lagi dipingit" sahut Kido.

Rafael menatap ke arah Kido dan tangannya bergerak mengambil sesuatu di atas meja makan. "Apa?!!" seru Rafael sambil melempar sendok ke arah Kido.

Kido pun sigap menghindar dari lemparan sendok. Tawa Kido pun pecah di ruang makan.


"Hahahaahaha....."



"Raf, sampai malam ini kamu masih ada kerjaan. Ada file yang harus dikirim" ucap Risqi mengambil kunci mobil yang terletak di laci dekat ruang makan.

"Hnn.." sahut Rafael yang menunduk melihat ponselnya.

"Kamu bicara panjang lebar pun enggak akan didengar. Dia lagi fokus sama ponsel" ucap Kido.

"Sama Tuan Putrinya" sahut Risqi.

"Tentu" sahut Kido.

"Hahahahaa...." tawa Risqi dan Kido berbarengan.




Rafael segera mengangkat kepala dan menatap tajam ke arah dua sahabatnya.



"Eh..Eh.. Rafael mulai serius. Ayo kabur!" sahut Kido ke arah Risqi dengan suara pelan.

"Raf, pergi dulu!" sahut Risqi langsung menuju mobilnya yang berada di halaman.


Rafael menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya kemudian kembali fokus ke ponselnya.
Tangannya bergerak mengetikkan pesan dengan cepat.




To: Isyana
From: Rafael
Aku akan menghubungimu lima menit lagi...




Ponselnya diletakkan di samping piring. Rafael kembali memakan makanannya. Suasana ruang makan sangat sepi. Hanya terdengar detak jarum jam yang berada di dinding.

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang