Saat di luar ruang kesehatan, Rafael menatap sekitar dengan waspada. Tak ada seorang pun yang mencurigakan kemudian berjalan dengan cepat menuju parkiran mobil.
"Tak semua keinginan hati bisa kamu dapatkan, Riana" batin Rafael.
Sepeninggalan Rafael, Riana memperbaiki rambut dan wajahnya. Keluar dari ruang kesehatan seakan tidak terjadi apa-apa. Tersenyum seakan semua baik-baik saja.
"Kamu mulai jatuh cinta kan, Rafael?" batin Riana.
Different Why Not
EllaTan02
"Maaf membuatmu menunggu" ucap Rafael saat berada di dalam mobil. Isyana yang terpejam mulai membuka mata. Tangan Rafael terangkat menyentuh kening Isyana. "Badan kamu kembali panas" ucap Rafael. "Kamu harus minum obat, Isyan" tegas Rafael sambil memasang safety belt.
"Enggak, Rafaa" suara Isyana melemah.
"Tidak ada penolakan kali ini atau aku kirim kamu ke rumah sakit biar diinfus sekalian" ancam Rafael. Isyana hanya mendengus kesal.
HUUSSHHH...
Mobil sedan hitam kini telah melaju diikuti oleh mobil putih dibelakangnya.
Tangan kiri Rafael terangkat dan menggenggam tangan Isyana. Terasa panas---tidak hangat. Rafael fokus ke arah depan dan sesekali melirik ke arah Isyana.
Rafael pun berhenti di depan parkiran yang lebih luas. Isyana membaca plat nama yang berada di depannya,
A P O T E K.
Di samping mobil Isyana juga berhenti mobil putih yang dikendarai oleh Kido.
"Rafa...." sahut Isyana menengok ke samping.
Rafael sudah keluar dari mobil dan masuk ke dalam apotek. Isyana pun kembali memejam matanya dengan ekspresi kesal. Tidak butuh waktu lama, Rafael kembali masuk mobil dengan plastik berwarna putih.
"Aku nggak mau minum obat"
"Obat itu pahit, Rafa..."
"Rafa...."
"Rafaa...." rengek Isyana.
"Kembali seperti anak kecil" batin Rafael. "Ini bukan pil atau kapsul yang pahit. Ini sirup, Isyan" Rafael memperlihatkan botol sirup yang siap minum ke arah Isyana. "Rasanya manis karena rasa jeyuukk" goda Rafael.
"Rafaaa..." Isyana memalingkan mukanya. Rafael terkekeh melihat ekspresi Isyana.
"Tinggal pilih saja. Mau minum sirup atau ke rumah sakit?" Rafael memberikan pilihan. "Ini sirup kok, Isyan. Enggak pahit, kan, rasa jeruk" bujuk Rafael. Isyana melirik ke arah botol sirup. "Kalau kamu masih sakit maka aku enggak mau menemuimu hari Minggu!" ancam Rafael.
Isyana melirik ke Rafael dengan ujung mata. "Kamu suka mengancam!" sahut Isyana.
"Kamu suka diancam" Rafael kembali terkekeh.
Rafael membuka sirup dan menuangkan ke sendok kemudian mengarahkan ke Isyana. "A a a a... Buka mulutmu, Isyan" sahut Rafael. Isyana melihat sendok sirup yang dipegang oleh Rafael kemudian menatap Rafael. "Ini nggak pahit, Isyan" Rafael kembali membujuk Isyana. Perlahan Isyana membuka mulutnya. Rafael tersenyum senang dan memasukkan sendok tersebut ke dalam mulut Isyana. "Enggak pahit kan?" tanya Rafael.
"Iya..." sahut Isyana dengan pelan.
"Kurang satu kali lagi. Setelah ini kamu bisa tidur" ucap Rafael. Isyana pun membuka kembali mulutnya. "Minum air putih dulu" ucap Rafael membuka botol mineral. Isyana menerima botol mineral dan meminumnya perlahan. "Jangan pake tangan" cegah Rafael saat Isyana ingin mengusap mulutnya dengan tangannya. Rafael mengambil tisu di samping kemudi dan membersihkan sudut bibir Isyana. Isyana hanya menatapnya.
"Terima kasih" sahut Isyana.
"Kamu bisa tidur. Sebentar lagi kita sampai rumahmu" ucap Rafael.
Isyana pun memejamkan matanya.
Rafael mengemudikan dengan kecepatan sedang dan tak butuh waktu lama untuk sampai di gerbang rumah Isyana.
TIITT... TITT..
Rafael menekan klakson dan muncullah Pak Amin. Rafael memarkirkan mobil di halaman depan kemudian melirik ke arah samping. Terlihat Isyana yang tertidur. Pengaruh dari obat.
CEKLEEKK
Rafael keluar dari mobil dan menemui pak Amin.
"Mama dan Papa Isyana apakah ada di dalam, Pak?" tanya Rafael.
"Tuan dan Nyonya ada di luar kota. Ada apa ya, Den?" tanya pak Amin.
"Kalau begitu saya izin mengantarkan Isyana ke kamarnya. Isyana sedang sakit dan sekarang tidur di dalam mobil" ucap Rafael.
"Saya menemui Bibi Sumi dahulu. Biar ditunjukkan sama Bibi kamar Non Isyana" ucap pak Amin. Rafael menganggukkan kepalanya dan menuju pintu mobil. Pak Amin menuju dalam rumah untuk mencari Bibi Sumi.
Rafael membuka pintu mobil dan melepaskan safety belt yang terpasang di badan Isyana. Tangan kanan disisipkan di belakang leher dan tangan kiri disisipkan di bawah lutut Isyana. Rafael menggendong Isyana seperti bridal style. Tak lupa membawa plastik putih berisi obat yang dibeli di apotek.
TAP TAP TAP
Saat masuk ke rumah Isyana sudah ada perempuan paruh baya.
"Kamar Non Isyana ada di lantai dua, Den" ucap Bibi Sumi.
"Bibi Sumi bisa tunjukkan dimana letaknya?" ucap Rafael.
Bibi Sumi pun berjalan di depan. Rafael sesekali melirik ke bawah menikmati wajah Isyana yang sedang tertidur.
CKLEEKK
Kamar bernuansa soft pink dengan ukuran yang besar. Rafael berjalan ke arah tempat tidur king size dan membaringkan Isyana. Rafael menarik selimut ke badan Isyana dan menekan remote AC membuat suhu ruangan menjadi sejuk.
"Bi, ini obat untuk Isyana dan harus diminum tiga kali dalam sehari. Saat Isyana bangun maka coba berikan segelas susu dan makanan" ucap Rafael sopan.
"Non Isyana sulit minum obat, Den.." ucap Bibi Sumi.
"Ancam saja, Bi. Kalau enggak mau minum obat maka temannya enggak mau datang hari Minggu besok" Rafael terkekeh.
"Baik, Den" jawab Bibi Sumi sambil tersenyum.
"Saya pamit dahulu. Kunci mobil milik Isyan ada di atas laci" ucap Rafael sambil menunjuk laci yang dimaksud oleh Rafael.
"Terima kasih, Den" ucap Bibi Sumi.
"Sama-sama" sahut Rafael.
Rafael pun keluar dari kamar Isyana dan berjalan menuruni tangga. Perlahan senyum terlukis di bibirnya saat melihat beberapa foto keluarga yang terpasang di dinding selama menuruni tangga.
"Om Yanuar dan Tante Aulia..." sahut Rafael dengan suara pelan.
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
DWN 17 •
Start from the beginning
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)