"Siapa pemenangnya?" tanya Isyana.
"Aelke dong" sahut Risqi dan Kido bersamaan kemudian mereka terkekeh.
"Semarah apapun Rafael ke Aelke, dia enggak akan tega membuat Aelke babak belur" ucap Noe. Isyana tersenyum mendengar penjelasan Noe.
"Eh, Rafael datang. Jangan bahas ini di depan Rafael, ya, Syan. Nanti dia bisa menyemprot kami" ucap Kido.
"Oke" sahut Isyana.
"Kalian sedang bahas apa, sih?" tanya Rafael saat sudah di tempat duduk.
"Enggak ada. Tadi cuma cerita kejadian Natan" ucap Isyana. "Terima kasih waktu di kantin tadi siang" lanjut Isyana.
"Sama-sama" sahut Risqi, Noe, dan Kido bersamaan.
Pesanan mereka pun datang.
"Terima kasih" sahut Isyana ke waitress.
"Mari makan!" sahut Kido.
"Berdoa dulu" sahut Isyana.
Mereka pun menganggukkan kepala. Berdoa dalam hati dan memakan makanan yang ada di depan mata.
Different Why Not
EllaTan02
"Setelah ini kita ke apotek" sahut Rafael setelah Risqi, Kido, dan Noe meninggalkan kursi menuju parkiran mobil.
"Beli obat untuk siapa?" tanya Isyana.
"Kamu" sahut Rafael. Isyana segera menggelengkan kepala.
"Aku enggak sakit" sahut Isyana.
"Enggak sakit, kok, menghabiskan banyak tisu" Rafael melirik tumpukan bekas tisu di atas meja.
"Aku ada obat di rumah" ucap Isyana. Rafael menatap Isyana mencari kepastian.
"Aku enggak yakin" sahut Rafael.
"Kita langsung pulang saja, ya. Besok ada perkuliahan pagi" bujuk Isyana.
"Oke. Kita langsung pulang" ucap Rafael berdiri dari tempat duduk.
Isyana pun ikut berdiri.
HATCHIUU
Isyana mulai bersin. Rafael melirik ke Isyana, seketika dia melepas jaket yang dipakai lalu disampirkan ke Isyana.
"Lain kali selalu simpan jaket di mobil" ucap Rafael.
"Terima kasih" ucap Isyana memperat jaket dari Rafael.
TAP TAP TAP
Mereka berjalan beriringan. Rafael sesekali melirik ke arah Isyana.
Saat berada di dalam mobil. "Kamu tidur saja. Nanti kalau sampai rumah maka aku beritahu" ucap Rafael.
"Enggak mau! Nanti Papa yang bangunin aku seperti kemarin!" sahut Isyana kesal saat mengingat Rafael meninggalkannya saat masih tertidur.
"Aku masih ada urusan waktu itu dan enggak tega bangunin kamu" Rafael terkekeh.
"Kalau saat ini aku tidur maka kamu juga enggak tega" sahut Isyana.
"Ampun, Isyan. Enggak lagi seperti gtu" ucap Rafael sambil memberikan jari kelingkingnya. Isyana yang melihat tingkah Rafael kemudian tersenyum.
"Oke" sahut Isyana menautkan jari kelingkingnya ke jari Rafael. Rafael pun tersenyum.
Mobil telah dinyalakan kemudian melaju menuju rumah Isyana.
Different Why Not
EllaTan02
"Terima kasih" sahut Isyana saat mereka sudah sampai di depan gerbang rumah.
"Aku yang mengantarkanmu pulang hingga besok. Aku enggak ingin Natan dan kawanannya bertindak kasar. Kamu juga segera cari pelatih bela diri" ucap Rafael.
"Aku usahakan cari pelatih" sahut Isyana.
"Salam ke Mama dan Papamu. Maaf kemarin meninggalkan anaknya di halaman depan" Rafael terkekeh. "Bener, nih, enggak ingin mobilnya masuk ke rumah?" tanya Rafael. Sejak tadi mobil berhenti di depan gerbang rumah Isyana.
"Iya. Kamu juga sudah ditunggu sama temanmu" ucap Isyana. "Hari ini enggak balapan, kan?" tanya Isyana saat ingat cerita kalau Rafael kemarin mengikuti balap mobil karena membantu masalah Miko.
"Enggak kok. Tidur di basecamp atau mungkin main games sama mereka" ucap Rafael.
"Jangan lupa besok hari Jumat kuliah pagi" Isyana mengingatkan.
"Oke" sahut Rafael. "Aku pulang dulu" Rafael membuka pintu mobil dan keluar. Isyana juga keluar dari mobil.
"Hati-hati" sahut Isyana.
Rafael menganggukkan kepala dan berjalan menuju ke mobil putih yang dikendarai oleh Risqi.
Isyana membuka pintu mobil dan duduk di belakang kemudi.
Tiiiittt... Tiittt..
Pak Amin membukakan pintu gerbang. Mobil sedan hitam milik Isyana memasuki halaman.
Mobil putih segera melaju saat mobil Isyana sudah memasuki halaman.
"Tuan Putri sudah sampai di rumah dengan selamat" sahut Risqi di belakang kemudi. Rafael yang berada di samping Risqi tersenyum.
"Aku kira dia itu angkuh karena dia cantik, kaya, dan berbakat. Ternyata Isyana ramah. Berbeda dengan bayangan kita" ucap Kido. "Kalau seperti ini, sih, kita mau saja mengawasi dan menjaga dia selama kamu enggak ada di kampus, Raf" lanjut Kido.
Rafael yang mendengar ucapan Kido hanya tersenyum.
"Eh, apa kamu pake prinsip babak belur melawan Natan?" tanya Noe.
"Sepertinya, iya. Biarkan dia puas melampiaskan emosinya kemudian taklukkan dia" ucap Rafael menatap ke depan.
"Kamu terlalu baik, Raf" sahut Kido. "Namun, karena itu aku suka berteman denganmu" lanjut Kido menyeringai.
Rafael memberikan kepalan tangan ke arah Kido. Kido pun membalas dengan mengarahkan kepalan tangannya ke arah Rafael.
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
DWN 15 •
Start from the beginning
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)