"Ikuti dia!" ucap pemuda berkaos biru dengan suara pelan. Dua pemuda lainnya menganggukkan kepala.

"Tunggu!" cegah Isyana saat mereka mulai berjalan pergi. "Kamu itu Risqi, kan? Teman dari Rafael" ucap Isyana.

Pemuda tersebut membalikkan badan dan menatap Isyana.

"Wah, seorang Isyana mengetahui namaku. Aku jadi tersanjung" ucap Risqi tersenyum.

"Kamu yang memanggil Rafael saat kami memasuki gerbang kampus waktu itu, kan?" tanya Isyana memastikan.

"Iya. Itu aku" sahut Risqi.

"Dimana Rafael sekarang?" tanya Isyana.

"Kata Rafael kalau Isyana tanya keberadaannya maka jawab saja sedang semedi" ucap Risqi. Alis Isyana terangkat.

"Ish! Kebiasaan" lirih Isyana dengan raut kesal.

"Ya sudah. Kita duluan" ucap Risqi.

"Terima kasih sebelumnya" ucap Isyana.

"Sudah tugas kami. Kalau tidak maka kami yang dihajar oleh Rafael" Risqi terkekeh.

Risqi dan kedua temannya pun pergi meninggalkan kantin. Risqi mengambil ponselnya dan mulai mengetik di menu message.






Different Why Not
EllaTan02







CKLEEKK

Isyana memasuki ruang musik. Terlihat Riana dan lainnya tengah berkumpul.

"Kamu enggak apa-apa?" tanya Nami.

"Natan sudah keterlaluan!" ucap Riana.

Isyana mulai mengerti arah pembicaraan mereka.

"Enggak apa-apa kok" ucap Isyana.

"Ini obat untukmu. Sepertinya kepalamu sedang sakit, ya?" tanya Rega menyerahkan obat sakit kepala.

"Pusing sedikit. Terima kasih" sahut Isyana menerima obat dari Rega. "Oh, iya. Hari ini Rafael enggak masuk mungkin untuk pembayarannya besok" ucap Isyana.

"Rafael sudah melunasi pembayaran. Dia sudah transfer uangnya" sahut Ari.

Isyana seakan tidak percaya dengan ucapan Ari. "Dia hari ini menghubungi teman-temannya. Lalu, kenapa sms dariku diacuhkan?!" batin Isyana meradang.

"Kamu istirahat dulu di ruang sebelah. Setelah merasa enakan maka kamu baru ikut diskusi. Kata Rafael, jangan memaksakan diri" ucap Ari.

"Bilang ke dia, masa bodoh!" seru Isyana sambil menuju ruang istirahat.

"Masa bodoh kok menuju ke sana?" ucap Ari.

"Husstt..." sahut Nami.

"Sepertinya Isyana ada masalah dengan Rafael" ucap Iva.

"Atau Rafael nggak memberikan kabar ke Isyana" sahut Nami.

"Sudah! Ayo ke ruang diskusi. Masih banyak tugas kita" ucap Rega.

Isyana sedikit mendengar ucapan mereka. Isyana mengecek ponselnya dan tidak ada balasan dari Rafael.

"Kamu menyebalkan, Rafael!!" seru Isyana. Ponsel diletakkan di meja dekat tempat tidur.

Isyana mulai merebahkan tubuhnya di kasur ukuran mini dan memejamkan mata. Suasana terasa sunyi.





Di ruang diskusi...

"Bagaimana hasilnya dengan Dome Campus?" tanya Rega.

"Kami sudah menghubungi pihak Dome. Kata mereka tetap ada harga sewa tetapi karena ini sosial mereka memberikan potongan harga" ucap Angga dari sie perlengkapan.

"Bagaimana dengan proposal kita? Apa sudah ada kabar?" tanya Rega.

"Proposal sudah disebar ke berbagai tempat. Rata-rata akan dihubungi besok. Kabar gembiranya ada yang sudah memberikan uang tunai dan barang" ucap Anas dari sie humas. "Mereka juga sudah memberikan logo. Kami akan tampilkan di banner maupun spanduk" lanjut Anas.

"Barangnya enaknya dibuat apa ya?" ucap Riana

"Bagaimana kalau dibuat doorprize?" sahut Nami.

"Sie acara bisa membagi waktu dengan diadakan doorprize?" ucap Rega.

"Kapan waktu pembagian doorprize?" tanya Ari.

"Kalau akhir?" sahut Iva.

"Jangan! Setelah Isyana tampil rata-rata langsung keluar" sahut Ari.

"Bagaimana nanti saja kita bahasnya? Kalau dari sie acara sudah membuat susunan acara maka akan terlihat celahnya" sahut Rega. "Apa kalian siap untuk tampil?" ucap Rega.

"Gerogi sih. Tapi ini acara kita. Kita harus maksimal termasuk saat tampil nanti" ucap Riana.

"Group vocal kita dan lainnya apa sudah tahu tentang ini?" tanya Rega.

"Aku sudah memberitahu mereka"  ucap Ari.

"Jangan kamu saja yang kerja, Ri" sahut Rega

"Enggak, kok. Aku sudah membagi siapa saja yang meng-handle susunan acara, tiket masuk, konsep acara, atau pengisi acara" ucap Ari.

CKLEEKK..

Isyana memasuki ruangan dengan wajah yang lebih segar daripada sebelumnya.

"Sudah mendingan?" tanya Rega. Isyana menganggukkan kepala.

"Sekarang bahas tentang apa?" tanya Isyana.

"Tentang siapa saja yang tampil untuk besok" ucap Ari.

"Untuk group vocal, duo, dan band mereka sudah bersedia untuk tampil. Mulai sekarang mereka sudah latihan untuk acara bulan depan" ucap Isyana setelah duduk di kursi. "Berapa waktu yang kita punya dari awal sampe akhir acara?" tanya Isyana.

"Sekitar dua sampe tiga jam" ucap Rega.

"Dua jam itu sudah cukup" sahut Isyana. "Sesuai judulnya mini concert" lanjut Isyana.

"Wadah lain enggak bergabung, kan?" tanya Ari. "Soalnya sudah dirancang sedemikian rupa jika tiba-tiba dari kelas akting bersedia gabung maka konsep akan berubah" lanjut Ari.

"Kita beri waktu saja. Kalau lebih dari waktu deadline maka kita tidak bisa menerima tawaran mereka" ucap Riana.

"Sampai kapan deadline untuk menerima tawaran?" tanya Caca.

"Bagaimana seminggu setelah ini?" ucap Nami.

"Setuju. Sekalian kita dari sie acara mematangkan konsep" sahut Caca.

Diskusi kembali dilanjutkan hingga tak terasa senja kini berganti dengan malam...

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Where stories live. Discover now