TAP
TAP
TAP
Isyana berhenti di depan gedung perkuliahan. Mobil Isyana berada di parkiran depan. Tangan Isyana bergerak ke depan menikmati tetesan hujan yang jatuh dari langit.
"Ternyata kamu belum pulang" sahut seseorang dari belakang. Isyana pun membalikkan badannya.
"Rafael..." sahut Isyana sosok pemuda yang menyapanya.
"Aku kira kamu sudah pulang" ucap Rafael. Rafael pun berjalan ke arah Isyana.
"Baru selesai kegiatan ekstrakulikuler. Kamu sendiri kenapa masih ada di kampus?" tanya Isyana.
"Ada barang yang tertinggal makanya balik lagi ke kampus. Setelah sampai di ruang kelas, eh, ternyata hujan" ucap Rafael.
"Oh iya ada yang ingin aku omongin sama kamu" ucap Isyana. Kening Rafael pun mengkerut. "Kita bicara di sana aja" ucap Isyana sambil menunjuk kursi yang di dalam gedung. Rafael pun menganggukkan kepala.
TAP
TAP
TAP
Mereka pun menuju ke dalam gedung. Isyana menceritakan kegiatan sosial yang akan diadakan oleh kampus dan rencana Isyana untuk mengajak Rafael bergabung.
"Jadi, kamu ikut, ya, dalam acara ini" ucap Isyana.
"Kenapa kamu mengajak aku? Aku kan nggak bergabung di extra musik" sahut Rafael.
"Kalau kamu mengajak berantem dengan kampus lain, nah, itu baru benar" Rafael terkekeh. Isyana pun menarik daun telinga Rafael.
"Aduh!!" Rafael mengelus telinganya.
"Berantem mulu! Aku serius! Aku mengajak kamu karena aku yakin dengan kemampuan kamu untuk bergabung di acara ini" ucap Isyana dengan kening mengkerut.
Rafael memperhatikan Isyana. Terlihat keseriusan di dalam wajah Isyana. Rafael menarik nafas perlahan dan menghembuskannya.
"Baiklah, aku ikut" ucap Rafael. Isyana yang mendengarnya kemudian tersenyum senang.
"Sungguh?" sahut Isyana. Rafael menganggukkan kepala.
"Kapan acaranya akan digelar?" tanya Rafael.
"Bulan depan" jawab Isyana.
"Seluruh organisasi kampus ikut berpartisipasi?" tanya Rafael. Isyana menganggukkan kepala.
"Hmmm...." Rafael sedang berpikir. "Bagaimana kalau waktu diskusi berbenturan dengan kerjaanku?" sahut Rafael. Isyana pun baru menyadari ini.
"Kamu ada skype?" tanya Rafael.
"Ada" sahut Isyana.
"Kalau aku selesai kerja dan kalian masih diskusi maka kamu bisa menghubungi lewat skype" ucap Rafael. "Itu pun jika kamu memerlukan pendapatku" Rafael terkekeh kecil. Isyana pun menggembungkan pipinya.
"Apa ID skype kamu?" tanya Isyana.
Mereka pun bertukar ID skype.
"Sepertinya hujan sudah mulai tidak deras" ucap Rafael memandang ke luar gedung.
"Apa kamu masih belum pulang?" tanya Rafael.
"Pulang. Ini mau menuju tempat parkir" jawab Isyana. "Bagaimana keadaan kakaknya Adit?" tanya Isyana saat berdiri dari tempat duduk.
"Sudah dibawa ke dokter. Demam biasa karena beberapa hari ini dia kelelahan" ucap Rafael.
TAP
TAP
TAP
Mereka pun berjalan ke luar gedung.
"Eh! Apa kamu hujan-hujanan menuju parkiran?!" seru Rafael sambil menarik tangan Isyana ke belakang saat Isyana akan melangkah menerobos hujan.
"Kalau nunggu hujan berhenti terlalu lama, Rafael" ucap Isyana. Rafael pun mengambil sesuatu di tas ranselnya.
"Pakai ini" sahut Rafael memberikan payung ke Isyana.
"Kamu?" tanya Isyana melihat payung di tangan Rafael.
"Aku masih menunggu teman. Kamu pakai saja sampai parkiran. Dimana kamu parkir mobilmu?" tanya Rafael.
"Di parkiran depan" tunjuk Isyana.
"Kamu pakai saja payungku. Besok bisa kamu kembalikan" ucap Rafael menyodorkan payung berwarna biru polos. Isyana pun menerima payung tersebut.
"Aku pinjam dahulu, ya" sahut Isyana. Rafael menganggukkan kepala. "Terima kasih" ucap Isyana melangkah pergi.
"Waktunya hujan-hujanan" batin Rafael.
Saat ingin melangkahkan kaki, dari kejauhan terlihat bayangan Isyana yang kembali datang. Rafael pun menatap dengan keheranan.
"Kamu antarkan aku sampai ke parkiran mobil lalu kamu dapat ambil payungmu kembali, Rafa" ucap Isyana saat berada di hadapan Rafael. Rafael terdiam memandang wajah Isyana.
"Oke. Kalau itu mau kamu, Isyan" sahut Rafael menghela napas.
Mereka pun berjalan berdua di bawah hujan yang jatuh dari langit. Rafael memegang payung untuk melindungi Isyana dan dirinya dari guyuran hujan. Di bawah payung berwarna biru terdapat canda tawa yang menyelimuti.
Hujan adalah saksi berisik dua insan yang saling mengerti.
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
DWN 9 •
Start from the beginning
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)