Rafael pun tersenyum ke arah Isyana. Isyana yang melihat senyuman itu mulai mengerti dan tidak bertanya kembali.

Sepanjang perjalanan selalu ada yang menyapa baik Isyana maupun Rafael. Isyana baru mengetahui kalau Rafael memiliki banyak teman dan rata-rata yang menyapa Rafael adalah teman-teman yang dipandang sebelah mata. Berbeda dengan Isyana yang menyapa dia adalah cowok-cowok borjuis.

"Apa kamu enggak tertarik sama mereka?" sahut Rafael setelah melihat beberapa cowok yang menyapa Isyana.

"Enggak" jawab Isyana dengan cepat.

"Mereka anak orang kaya, loh. Lihat saja pakaian mereka dari brand terkenal. Bahkan kendaraan mereka termasuk mahal" ucap Rafael.

"Aku juga sudah memiliki barang tersebut jika seperti itu" sahut Isyana. Rafael tertawa mendengar ucapan Isyana.

"Dasar, Miss Perfect..." ucap Rafael sambil terkekeh.

TAP TAP TAP

"Nah, itu dia warung baksonya" sahut Rafael. Terlihat sebuah bangunan yang ramai didatangi oleh mahasiswa. Isyana melihat jika lingkungan di warung bakso tersebut cukup bersih.

Merekapun memasuki warung bakso yang cukup ramai di siang hari. Para penikmat bakso rata-rata adalah mahasiswa kampus terpana saat melihat kedatangan Isyana. Tidak ada yang menyangka jika Isyana akan makan siang di warung ini.

SREEKK

Mereka pun duduk saling berhadapan karena yang tersisa dua kursi tersebut.

"Mau pesan bakso campur?" tanya Rafael.

"Boleh" jawab Isyana.

"Bang pesan bakso campur empat mangkok" ucap Rafael. Isyana terkejut mendengar jumlah pesanan bakso.

"Kamu bayar dua mangkok saja. Sisanya aku bayar sendiri, kok" ucap Rafael menyadari keheranan di wajah Isyana.

"Kamu bisa menghabiskan tiga mangkok bakso?" tanya Isyana.

"Bisa karena aku lapar" jawab Rafael sambil tersenyum lima jari.

Pesanan pun segera datang. Satu mangkok bakso untuk Isyana dan tiga mangkok bakso untuk Rafael.

"Terima kasih.." ucap Isyana.

"Apa kamu enggak pernah makan banyak?" tanya Rafael sambil mengunyah makanan.

"Sering. Tapi, bukan makanan berat" jawab Isyana.

"Lalu?" sahut Rafael.

"Cokelat" ucap Isyana. Rafael pun menganggukkan kepalanya.

Saat sedang menikmati makanan, datang pengamen cilik perempuan yang membawa ukelele. Diapun menyumbangkan suaranya untuk menemani pengunjung warung yang sedang makan siang.

Aku kan menghilang

Dalam pekat malam

Lepas ku melayang

Biarlah ku bertanya

Pada bintang-bintang

Tentang arti kita

Dalam mimpi yang sempurna

Pengamen cilik tersebut mengambil kantong plastik yang sudah dia simpan di saku celana setelah menyanyikan satu lagu.

TAP TAP TAP

Pengamen cilik ini menghampiri satu meja ke meja lainnya. Ada yang memberikan uang. Ada juga yang memberikan senyuman.

"Terima kasih" sahut pengamen cilik.

Saat menuju ke meja Rafael dan Isyana. "Kak Rafael" sahut pengamen cilik ini sambil tersenyum. Gadis cilik ini mengenal sosok pemuda jangkung tersebut.

"Hei, Putri..." jawab Rafael sambil tersenyum balik. "Sudah makan siang kamu?" tanya Rafael.

"Belum, Kak. Sebentar lagi makan, kok" jawab Putri. "Kak Rafael bersama pacarnya ya?" tanya Putri dengan tersenyum lebar saat melihat Isyana.

"Bukan. Dia teman kakak. Namanya Kak Isyana" jawab Rafael sambil tersenyum. "Oh, ya, ini bakso buat kamu. Minta sama abangnya untuk bungkus karena dibawa pulang" ucap Rafael sambil menyerahkan satu mangkok bakso yang masih utuh.

"Terima kasih, Kak" ucap Putri senang sambil menerima bakso yang diberikan Rafael.

"Oh ya sebentar.." sahut Rafael sambil menahan Putri melangkah pergi. "Ini untukmu" ucap Rafael sambil memasukkan selembar uang kertas dua puluh ribu ke kantong plastik yang dibawa Putri.

Isyana yang melihat tindakan Rafael segera membuka tasnya untuk mencari dompet. "Ini juga..." sahut Isyana sambil memasukkan uang kertas sepuluh ribu ke kantong plastik Putri.

"Makasih kak Rafael dan kak Isyana. Putri doakan agar kalian jadian dan selalu bahagia" ucap Putri tersenyum lebar lalu melangkah menuju penjual bakso untuk membungkus bakso yang diberikan oleh Rafael.

Rafael dan Isyana yang mendengar ucapan Putri hanya bisa tersenyum. "Baksomu berkurang, tuh" sahut Isyana.

"Enggak apa-apa. Kalau nanti masih laper bisa minta dimasakin saat di rumah" ucap Rafael sambil memasukkan kuah bakso ke dalam mulutnya.

"Dimasakin?" tanya Isyana dengan kening mengkerut.

Seketika Rafael tersedak. "Keceplosan" pikir Rafael sambil menutup mulutnya dengan menggunakan tangan kanan. Isyana masih menatap Rafael.

"Dimasakin oleh penjual makanan sebelah rumah" sahut Rafael sambil terkekeh kecil. Isyana pun tersenyum dan menghabiskan bakso yang sisa setengah.

Saat makan siang sudah selesai dan mereka keluar dari warung bakso.

TAP TAP TAP

"Aduh..." sahut Isyana saat tersenggol oleh pria yang bertubuh besar. Seketika tubuh Isyana tidak seimbang.

HAPP!!

Rafael yang berada di belakang, menahan tubuh Isyana agar tidak jatuh. Isyana pun menoleh ke samping lalu melihat Rafael yang memegang kedua bahunya.

DEG!!

Jantung Isyana berdetak kencang saat melihat wajah Rafael dengan jarak dekat.

Irama jantung Rafael bergemuruh cepat saat memandang setiap inci wajah Isyana.

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Where stories live. Discover now