SREEKK
Isyana menghadap ke depan karena perkuliahan akan dimulai. Rafael kembali meletakkan kepala di bangku untuk memejamkan mata.
"Rafael!! Rafael!!" seru Mrs Sari saat mengetahui seorang pemuda sedang menyandarkan kepala di meja bangku.
Isyana melihat ke belakang dan terlihat Rafael yang sedang tertidur. Isyana pun menepuk tangan Rafael berniat membangunkannya.
"Rafaaa!!" lirih Isyana sambil menepuk bahu Rafael sedikit keras. Rafael pun membuka mata dan mengangkat kepalanya.
"Enak tidurnya?" tanya Ms Sari saat melihat Rafael menegakkan badan.
"Eh, ada Ms Sari. Aku kira belum datang" jawab Rafael sambil tersenyum lebar tanpa merasa bersalah.
"Silahkan keluar jika ingin tidur!" tegas Ms Sari.
"Boleh? Wah, kenapa enggak dari tadi saja.." sahut Rafael sambil tersenyum lebar.
"Cepat keluar!!" perintah Ms Sari sambil menunjuk pintu.
Rafael pun bangkit dari bangkunya untuk keluar dari kelas. Terbesit pikiran jahil saat melewati bangku Isyana.
"Daaahh, Isyaan..." sahut Rafael sambil mencubit pipi kiri Isyana.
"Aawww.." Isyana pun memegang pipi kirinya. Tatapan tajam ke arah Rafael pun hanya dibalas kekehan oleh pemuda jangkung ini.
Perkuliahan dengan Ms. Sari dimulai setelah kejadian pengusiran. Kelas pun kembali tenang. Ternyata tidak ada lagi perkuliahan selanjutnya setelah perkuliahan dengan Ms. Sari sehingga perkuliahan untuk hari ini telah berakhir.
Isyana segera merapikan buku-buku yang tergeletak di meja. Perempuan ini segera keluar dari kelas setelah semua barang telah masuk ke dalam tas.
"Kemana Rafael?" batin Isyana sambil melihat sekeliling.
TAP TAP TAP
isyana berjalan dengan perlahan sambil melihat sekeliling. "Maaf, apa melihat Rafael?" tanya Isyana saat bertemu dengan seorang pemuda.
"Kalau ingin mencari Rafael coba di taman belakang kampus" jawab mahasiswa berambut kribo.
"Terima kasih" jawab Isyana.
TAP TAP TAP
Isyana melangkah menuju taman belakang kampus. Tempat yang sepi dari mahasiswa dengan pemandangan padang rumput mini dan pepohonan yang mengelilingi danau buatan.
Isyana melihat sekeliling untuk mencari yang dia cari setibanya di taman belakang kampus.
"Nah, itu dia..." lirih Isyana saat melihat sosok Rafael.
TAP TAP TAP
Isyana melangkah menuju pepohonan yang rindang. Isyana memperhatikan seseorang dari atas sampai bawah saat berhenti di bawah pohon yang rindang. Mata cokelat ini memandang setiap sudut wajah yang sedang tidur pulas bersandar pada pohon. Perlahan senyum mengembang di bibir mungilnya.
Isyana pun berjongkok dan menepuk-nepuk pipi Rafael dengan pelan. "Rafa...Rafa..." ucap Isyana. Rafael masih saja memejam. "Ini anak sulit dibangunkan!" sahut Isyana kesal. Namun, terlintas ide yang cukup usil lewat di otaknya.
Perlahan tangan kanan Isyana terangkat lalu mencubit hidung Rafael hingga pemuda ini sulit bernapas. Wajah Rafael memerah akibat susah untuk bernapas.
"Hah..Hahhh..Hahh.." ucap Rafael saat tersadar.
Isyana yang melihat ekspresi Rafael tertawa terbahak. "Hahahahaa...."
Rafael pun menoleh ke Isyana. "Ouhhh.. Jadi, yang membangunkan aku dengan cara mematikan itu kamu" ucap Rafael dengan memandang tajam ke arah Isyana.
"Sulit sekali membangunkan kamu, Rafa" bela Isyana tidak ingin disalahkan.
"Kenapa kamu di sini?" tanya Rafael.
"Mencarimu untuk mentraktir kamu" jawab Isyana.
"Memang sudah enggak ada perkuliahan lagi?" tanya Rafael heran melihat sosok diva kampus berada di taman belakang.
"Enggak ada. Makanya, aku mau nepatin janji" ucap Isyana.
"Besok saja, deh, traktirnya. Aku masih mengantuk mau tidur lagi" sahut Rafael yang mulai memejam.
"Tidur itu di rumah bukan di kampus" ucap Isyana.
"Kalau di rumah bukan tidur tapi kerja" ujar Rafael menanggapi ucapan Isyana.
"Kamu kerja apa?" tanya Isyana.
"Mau tahu saja kamu" jawab Rafael. Isyana pun mengerucutkan bibirnya setelah mendengar jawaban Rafael.
"Jangan manyun nanti penggemarmu menghilang." ucap Rafael sambil memejam.
"Kamu bisa tidur lagi selesai makan" bujuk Isyana agar Rafael tidak kembali ke alam mimpi.
"Aku sangat mengantuk, Isyan. Kalau kamu masih ingin mentraktirku hari ini maka panggil abang baksonya ke sini" Rafael mulai bicara mengelantur.
"Ya, sudah, kalau kamu enggak ingin makan" ucap Isyana. Rafael mulai membuka matanya dan menatap Isyana yang ada di hadapannya.
"Apa kamu enggak ada rencana kegiatan saat ini?" tanya Rafael. Isyana pun menggelengkan kepalanya. "Coba deh kamu bersandar di pohon ini. Pejamkan mata dan nikmati suasana yang tenang" ucap Rafael saat mengetahui jika Isyana tidak memiliki kegiatan.
Isyana mencoba mengikuti apa yang dikatakan Rafael. Bersandar di pohon lalu memejamkan mata sambil menikmati suasana sekitar yang tenang.
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
DWN 2 •
Start from the beginning
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)