
Happy Reading♡
~~~~~~~~~~~~~~~
Vannya masih mencoba menenangkan dirinya sendiri dan sambil terus mengingat-ingat sambil terus berjalan mondar-mandir sampai tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka dan memperlihatkan Ali yang masuk dengan baju basket yang terlihat basah.
"Kenapa wajah lo gitu banget," ujar Ali sambil mengambil tas yang di simpan dalam loker yang ada dalam ruangan tersebut.
"Haa."
"Ada apa sih Nya, lo kayak punya hutang segunung dah."
"E-eenggak ada. Gue mau keluar bantu-bantu yang lain."
"Lo gak inget hari ini kita ada ujian sama evaluasi materi bulanan, jam dua kita harus udah di tempat bimbel Nya."
Vannya yang mendengar penjelasan Ali pun langsung menepuk kepalanya, "astaga gue kok bisa lupa sih. Malah Alam udah pulang lagi."
Vannya membuka ponselnya dan mencari nomor sang Adik untuk di hubungi, "udah sama gue aja, tapi bentar gue mau ke kamar mandi ganti baju. Lo tunggu di parkiran aja."
_-_-_-_-_-_
Ali yang sudah mengganti baju basket dengan kaus hitam pun berjalan menuju parkiran. Setelah sampai di lorong yang terhubung dengan parkiran belakang Ali tidak sengaja mendengar percakapan Vannya dan juga Bastian yang ada di ujung lorong.
"Tadi uangnya beneran gue simpen dalam tas Bas, tapi gue gak tau kenapa bisa gak ada. Pada hal cuma gue tinggal bentar," terdengar suara Vannya yang sangat frustasi.
"Udah gak papa, kita kan masih ada cadangan bran yang sempat belum di ajuin proposalnya. Besok gue coba antar proposalnya semoga aja mereka bisa cairin dalam waktu dekat."
"Tapi itu kayak mustahil Bas, tinggal lima hari lagi coba, bran mana yang mau kasih sponsor," Vannya menyibakkan rambut depannya dan membasahi bibirnya.
Vannya menyandarkan tubuhnya di diding lorong guna menenangkan dirinya. Bastian yang melihat itu pun langsung memegang kedua bahu Vannya dan menariknya agar kembali berdiri tegak. Bastian menyamakan tinggi tubuhnya Vannya agar dapat menatap gadis itu dengan jelas.
"Gak usah di bawa tegang kali Nya, kalau semisal gak ada sponsor juga gak masalah pakai uang gue. Santai aja kali uangnya juga cuma segitu tenang yaaa. Lo gak usah terlalu di bawak pikiran."
Vannya mencoba melepas tanggan Bastian yang ada di bahunya, "ini bukan masalah nominal Bas, gue juga punya uang buat ganti uang yang hilang. Ini masalah tanggung jawab, gue ngerasa gagal kalau buat kesalahan gini. Ini acara besar pertama yang gue pegang tapi udah ada masalah gini. Harusnya tadi gue telpon aja De..."
YOU ARE READING
Our Story
Teen Fiction"Annya...." "Iya kenapa Al?" "Ehmmm, lo ada biodata pengurus osis angkatan tahun lalukan?" "Iya ada, kenapa?" "Gue boleh minta biodata Olivia wakil sekertaris angkatan tahun lalu." "Buat apa?" "Gue suka dia." . . . . . "Lo tau gak Al, ada yang confe...
