"Annya...."
"Iya kenapa Al?"
"Ehmmm, lo ada biodata pengurus osis angkatan tahun lalukan?"
"Iya ada, kenapa?"
"Gue boleh minta biodata Olivia wakil sekertaris angkatan tahun lalu."
"Buat apa?"
"Gue suka dia."
.
.
.
.
.
"Lo tau gak Al, ada yang confe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading ♡ ---------------------------
“Baiklah untuk hari ini cukup sampai di sini.” Ujar Bu Susan yang merupakan guru Matematika.
Kelas yang tadinya masih terisi banyak siswa perlahan-lahan mulai berkurang satu persatu. Aku pun mulai bersiap dengan mengambil tas ku dan mulai meletakkan di kedua bahuku serta hendak berjalan keluar kelas.
Namun, kehadiran seseorang membuatku diam di tempat. Dimana saat ini ada Ali yang berdiri di depan pintu sambil memainkan ponselnya.
“Cieeee, di tunggui Ali tuh Nya. Nanti kalau kalian jadian jangan lupa PJ-nya ya,” ujar teman sekelasku sambil berjalan ke arah keluar.
Aku pun hanya menghelah napas untuk menetralkan perasaanku. Saat ini aku tau kedatangan Ali yang langsung menjemputku ke depan kelas tidak lain, dan tidak bukan untuk menagih nomor Kak Oliv yang sudah ia minta dari beberapa hari yang lalu.
“Ya Allah Nya, Gue gak keliatan ya sampai lo lewati gitu aja.” Ali yang menyusulku dan menyeimbangkan langkahku denganya.
“Ya gue mana tau, kalau lo nungguin gue.”
“Lo pikun atau pura-pura lupa sih, pas jam olahraga gue bilang mau nagih janji lo buat ngasih nomor Kak Oliv sama gue kok sekarang lupa sih.”
“Orang gue gak ada janji sama lo,” ujarku dengan nada yang sewot.
“Apa lah itu, cepet dong Nya, bagi nomor Kak Oliv.”
Oke jadi aku bakalan jelasin kenapa Ali gak dapet nomor Olivia pada hal dia juga merupakan anak Osis?
Jawabananya karena Kak Olivia sudah ganti nomor dan entah kenapa sampai sekarang belum ada nomor Kak Olivia yang di masukkan ke dalam grup pengurus Osis tahun ini dan tahun lalu. Maka dari itu Ali kesusahan mencari nomor Kak Olivia selain dari Vannya sendiri yang punya nomor baru pengurus tahun lalu, dan alasan Vannya tidak mau memasukkan Olivia kedalam grup ya simple, biar Ali tidak mudah menghubungi Olivia dan meresmikan hubungan mereka.
“Ya udah ini,” ujar Vannya yang sudah terlihat pasrah. Entah lah Vannya jengah sendiri rasanya saat Ali terus-terusan memasukkan orang lain dalam topik pembicaan mereka.
“Gitu kek dari kemarin-kemarin kan cepat selesai.”
Ting
Terdengar notif dari ponsel Ali yang menandakan ada pesan masuk.
“Makasih Vannya, kaulah teman terbaikku. Nanti kalau udah jadian lo orang pertama yang bakalan gue ajak makan-makan buat ngerayain.”
_-_-_-_-_-_
Suasana hati Vannya masih sama seperti semalam saat Ali menagih nomor Kak Olivia. Vannya yang sejak pagi sudah tidak banyak bicara apa lagi saat ini ketika Vannya, Aletta dan juga Bram sedang duduk di bangku kantin yang langsung berhadapan dengan lapangan basket dapat dengan jelas melihat anak basket lagi latihan.