"Annya...."
"Iya kenapa Al?"
"Ehmmm, lo ada biodata pengurus osis angkatan tahun lalukan?"
"Iya ada, kenapa?"
"Gue boleh minta biodata Olivia wakil sekertaris angkatan tahun lalu."
"Buat apa?"
"Gue suka dia."
.
.
.
.
.
"Lo tau gak Al, ada yang confe...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Happy Reading ♡
--------------------------
Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu semua siswa dimana hari ini menjadi hari terakhir UAS di adakan. Karena seperti tahun-tahun yang lalu dimana sekolah hanya melaksanakan UAS selama lima hari. Otomatis hari ini adalah hari jumat dan di hari sabtu sekolah memang di liburkan.
Biasanya para siswa akan memanfaatkan liburan dengan teman-teman untuk merayakan atau sekedar bersanang-senang karenatelah berhsil melewani hari-hari yang melelahkan.
Kesempatan ini pun dimanfaatkan oleh Vannya, Aletta, Bram dan juga Ali untuk berlibur di salah satu pantai yang ada di seberang kota.
Rencananya keempat remaja itu akan menyewa hotel salama dua malam untuk bersenang-senang dan juga menghabiskan malam yang pasti sangat menyenagkan. Agenda yang baru selesai di rancang semalam pun akhirnya bisa terjalankan. Memang kalau rencana baru di buat atau dadakan biasanya beneran jadi.
Setelah keluar dari kelas masing-masing keempatnya pun kumpul dibawah pohon yang memang menjadi titik berkumpul. “ Gue sama Ali sholat jumat dulu, lo berdua jangan telat kita jumpa di terminal jam 2 harus udah sampai yaaa,” Bram yang saat itu memberikan intruksi dan mendapatkan jawaban aggukan dari ketiga temannya.
“Oke gue pulang dulu mau packing,” Vannya pun bergegas menuju gerbang untuk menghampiri Adiknya.
Setelah sampai rumah Vannya dengan semangat langsung mengambil beberapa helai baju dan juga pernak pernik yang di butuhkan mulai dari topi, tas selempang, dan juga berbagai alat rias yang memang dibutuhkan. Semua barang yang dibutuhkan pun di masukkan kedalam tas yang lumayan besar.
“Perasaan dikit dah ini kok jadinya satu tas besar,” Vannya pun memandangi tas yang akan dibawa.
“Ini kalau naik gojek bisa kali ya,” Vannya pun mulai mengambil ponselnya dan mulai memesan gojek.
Setelah semua di rasa cukup ia pun mulai berjalan mengendap-ngendap agar tidak ketahuan sang Adik yang pasti akan cepu ke orang tuanya. Dengan sangat berhati-hati Vannya mulai menuruni tangga. “Mau kemana lo?” Tanya Alam yang tiba-tiba muncul dari arah pintu.
Alam yang masih lengkap dengan sarung dan peci karena siap sholat jumat. “Njirr, gue lupa kalau ini hari jumat,” Vannya yang mulai mengumpat karna melihat kedatangan adiknya yang baru pulang sholat jumat.
“Mau kemana lo, bawa tas besar gitu. Mau minggat yaa?” Tanyanya sekali lagi sambil menatap intens sang Kakak yang gerak-geriknya mencurigakan.
“I-iitu gue mau- mau-mau ke rumah Aletta. Iya gue mau nginep di rumah Aletta.”
“Gak usah ngeles dah loh,” Alam yang terlihat tidak percaya dengan ucapan sang Kakak.
“GOJEKK,” terdengar suara teriakan dari depan gerbang.
“Gak percaya amat sih, udah itu udah dateng gojeknya,” Vannya pun langsung lari menuju ke depan gerbang.
Namun siapa sangka jika Alam juga ikutan lari kearah gerbang dan menahan tangan sang Kakak yang ingin kabur. “Lo mau ke mana sih, bilang yang jelas bisa gak sih Kak. Lo jujur aja sama gue bisa kan. Mau kemana lo?” Alam yang terlihat kesal menatap sang Kakak yang sudah naik ke motor.
“Oke. Gue mau ke pantai bareng Aletta, Bram sama Ali. Lo gak usah khawatir cuma 2 malam kok. Gue juga udah izin ke Mama, Papa.”
“Oke. Pokonya ponsel lo harus tetap aktif, kabari kalau ada apa-apa,” ujar Alam dan melepas pegangannya yang ada dilengan Aletta.
“Hmmm.”
Alam bisa di bilang orang yang sangat perhatian untuk urusan keluarganya. walau pun ada beberapa momen ia akan benar-benar bertingkah seperti bocah. Namun, di balik sikapnya yang keras kepala, sulit diatur, dan banyak sikap yang dimiliki anak bungsung di dalam sebuah keluarga Alam tergolong orang yang sangat posesif terhadap sang Kakak.
Perna suatu hari dimana Vannya harus dirawat karena demam tinggi akibat DBD yang pada saat itu lagi marak-maraknya. Saat situasi sedang kalut-kaluatnya dimana Vannya hampir saja kehilangan nyawanya, karna deman tinggi yang tak kunjung turun dan juga tidak bisa memasukan makanan karna terus menerus muntah-muntah. Saat itu dengan sangat romantis Alam berbicara di telinga sang Kakak, “Kak, kalau Kakak sembuh Alam janji bakalan jagain Kakak malau pun nyawa Alam tarumahnya. Alam janji Kak. Kakak harus sembuh,” setelah mengucapkan itu Alam dengan lembut, mencium kening sang Kakak dengan lembut.