47 : Terima Kasih

94 19 3
                                    

"Untuk daddy dan papa, kalau ini untuk Abang dan adek." Sumringah AE membagikan donat kepada keluarganya.

"Siapa yang beli? Kakak atau Meen?" Yang bertanya ini Mark sambil mengusap pinggang istrinya.

"Meen." Satu kata dari Ae dengan full senyum.

"Gimana kak, asyik makan malamnya?" Kali ini Noah yang bertanya.

Ae mengangguk cepat. Kami bahkan berdansa." Dia mendudukkan dirinya diantara Noah dan Pinnara.

"Sejak kapan kakak bisa dansa?" Tanya si bungsu setahu dia kakaknya itu sangat buruk dengan menarik. Gak ada bakatnya dia di bidang itu.

"Kakak gak bisa dansa, kakak cuman ngikutin gerakan dia." Jelas AE benar-benar bahagia membuat orang tuanya tersenyum senang.

"Terus habis itu, kakak diajak kemana lagi?" Penasaran Noah kemudian dia mengucapkan terimakasih kepada Bian yang telah selesai memijit kakinya.

"Gak kemana-mana, kami langsung pulang setelah dansa. Dia gak mau aku tidur larut malam."

Keluarganya manggut-manggut.

"Apa kaki tuan besar mau aku pijit juga?" Tawar Bian turut bahagia dengan kebahagiaan keluarga majikannya.

"Boleh Noah?" Perth sengaja bertanya pada Noah mengingat Bian itu maid yang pekerjakan.

Noah mengangguk, "Habis pijitin papa... Kamu langsung tidur jika gak ada PR." Titah Noah pada Bian yang dibalas anggukan ringan oleh Bian.

Ting, ada notifikasi dari ponsel AE.
*Aku sudah sampai di rumah. Kamu sendiri lagi apa sekarang? Udah mau tidurkan?

Sengaja dia kabari karena AE yang minta tadi ketika dia mengantar AE pulang.

"Pa, kakak tidur dulu ya... Malam semuanya." Ucap dia setelah membaca pesan dari Meen. Ae mencium kedua pipi Perth serta mencium punggung tangan kanan Mark.

"Cieee... Habis yang baca pesan dari ayang langsung pergi tidur... Mau sleeping call dulu ya kak." Usil si bungsu, dulu dia sering begini dengan V. Tapi dengan Kimdan tidak pernah. Bukan karena Pinnara gak mau, Kimdan sibuk. Dia Mavia jadi pekerjaannya emang malam hari.

"Apaan sih dek..." Ae mencubit pipi tembem Pinnara sebelum dia pergi. Dia berjalan jingkrak-jingkrak seperti anak kecil, membuat yang melihat terkekeh

"Biasa aja kali kak, kek gak pernah pacaran aja." Ledek Noah.

"Emang gak pernah!" Sahut AE kini sudah menapaki anak tangga.

Sementara di sini Meen senyam senyum setelah membaca pesan dari AE. Andaikan AE tahu, dari sekian banyak notifikasi ponsel Meen, hanya notifikasi dari AE yang bisa membuat dia salting sebrutal ini.

*Ya udah, kalau begitu selamat bobok indah cantiknya aku❤️

Ae tersenyum senang, rasanya ada jutaan kupu-kupu yang menari di perutnya. Menggelitik namun berdebar indah di dada.

⏩⏩

Kriet...

Pintu perlahan kubuka. Berulang kali Mark mengatur napas dan mengurut dada yang berdentum lebih dari biasanya. Malam ini, dia ingin menggauli istrinya.

Biasanya di jam segini, Perth pasti sudah duduk di kasur menunggu kedatangannya

"Perth..." Lirih Mark saat melihat Perth berdiri di depan meja kerja. Semenjak Perth hamil, meja kerjanya dipindahkan ke kamar. "Ini sudah larut malam, tapi kenapa kamu masih bekerja?"

Dia tutup pintu dan tentunya langsung dikunci, berjalan dengan tenang dimana indra penciumannya langsung disambut dengan wewangian semerbak. Dia peluk istrinya itu dengan erat dari arah belakang.

Only You! Where stories live. Discover now