09 : Game Laknat

181 41 6
                                    

"Selamat pagi cantik!" Sapa Meen cerah kepada Ae yang baru saja menutup pintu loker nya. Ini masih pagi tapi dia sudah bertemu dengan Meen.

"Kamu semakin cantik jika cuek begitu," Sambung Meen tidak ambil hati dengan sikap Ae yang mengabaikan dia walaupun ada rasa tidak nyaman di hati, siapapun pasti tidak suka jika diabaikan.

"Bisa gak senior jangan ganggu aku? Berhenti gitu menemui aku! Bikin badmood tahu gak!" Kata Ae judes, alis matanya bahkan nyaris bertemu.

"Badmood gimana? Tapi tenang saja, aku ahlinya tuk balikin badmood yang buruk!" Jawab dia di sela senyum rupawannya.

Terdengar suara dengus kesal dari Ae, dia segera berlari dari sana, pergi menuju ruang auditorium kampus, ini hari terakhir ospek. Dia berharap setelah ini dia tidak lagi bertemu dengan Meen, tapi dia lupa kalau mereka satu jurusan.

Meen yang tadinya berwajah cerah full senyum, sekarang sudah berubah menjadi datar nan tajam tatapan matanya. Dia hela nafas panjang sebelum dia berjalan membawa dirinya ke ruang auditorium kampus. Begitu dia sampai di ruang auditorium tempat panitia ospek berkumpul, sebab acara ospek belum mulai. Dia mendengar Saint berkata begini kepada Mangkorn, "Mending kamu menyerah deh tuk balikan lagi dengan Yai, dia sudah punya pacar!" Saint yang berhasil Yai tipu supaya Saint berhenti bicara tentang Mangkorn kepada dia. Saint dengan kepolosannya.

"Gak segampang itu membuat aku menyerah!" Balas dia sakit hati karena dia pikir Yai punya kekasih hati.

"Tapi dia sudah punya pacar bege!" Timpal Joong paling anti merebut milik orang lain sekalipun dia cinta. Gak ada dalam kamus hidupnya kalau dia akan mengambil milik orang lain, seperti tidak ada manusia lain aja katanya.

"Bacot!" Jawab Mangkorn kesal kini sudah mengarah netra tajamnya kearah Yai yang sedang bicara dengan Freen, Sammy dan Jiroo.

Cantik, itulah kata dari Mangkorn untuk paras Yai. Andaikan waktu itu dia tidak mendekati Yai dengan tujuan lain, mungkin hubungan dia dan Yai masih berjalan baik. Apalagi Yai sangat menyukai Mangkorn, tapi itu dulu.

Di samping itu, Ja hanya diam memainkan ponsel nya dan sesekali dia terkekeh melihat video lucu yang dia tonton. Lalu Meen, dia sudah diminta oleh Kimmon untuk pergi ke klub fotografer bersama Anan. Ada yang mau mereka ambil.

"Ae... " Panggil Yai kepada Ae yang berdiri diam dalam barisan di saat yang lainnya pada asyik ngobrol dengan teman baru mereka. Ae dengan kesendiriannya. Mereka takut mendekati Ae, karena takut dikucilkan.

"Kakak," Sahut Ae tersenyum kemudian berlari kecil menghampiri Yai. Setelahnya dia peluk sebentar Yai. Tidak tahu dia kalau pelukan singkat itu membuat darah Mangkorn mendidih. Cemburu dia. Dan yang lainnya fix sudah membuat kesimpulan tersendiri, bahkan ada yang berkesimpulan kalau Ae itu kekasih Yai, terutama Saint.

Di sisi Yai ada Jiroo, "Tanda tangannya amankan?" Inilah tujuan Yai memanggil Ae, tuk memastikan tanda tangan yang Ae kumpulkan cukup. Dan andaikan tidak cukup, akan dia ganti dengan buku yang sudah ada tanda tangannya. Dia tidak ingin Ae mendapatkan hukuman, sudah diwanti-wanti Noah dia.

Yai manggut-manggut saat memeriksa buku tersebut kemudian dia berikan kepada Jiroo. Setelahnya para panitia meminta para mahasiswa untuk mengumpulkan buku tersebut ke depan. Tentu saja para panitia bekerjasama untuk memeriksa buku tersebut sebab sebelum jam makan siang harus selesai.

"Nanti makan siang sama kakak ya!" Ucap Yai dibalas anggukan kecil oleh Ae, setelahnya dia kembali lagi ke posisi awal.

Baru saja Ae kembali ke posisinya, Meen dan Anan datang membawa kamera serta alat tulis.

"Abang!" Panggil Ping lantas menghampiri Meen, sengaja agar orang-orang berpikir dia dekat dengan Meen, junior spesial Meen.

Yang dipanggil pun berhenti, lalu berbalik. "Ada apa kamu memanggilku?" Satu kata dari Meen masih ramah karena menghargai Ping sebagai adik Joong.

Only You! Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora