19 : Masih Marah, Tapi Kenapa Manja?

288 54 18
                                    

Di dalam sebuah kamar hotel berukuran 10x10 meter. seorang pria dan wanita mendesah menderu, seiring dengan tarikan nafas mereka yang tidak beraturan oleh gairah nan membara. Mereka sedang mengaplikasikan bentuk dari sebuah birahi yang memuncak penuh nikmat guna memperoleh kenikmatan dunia yang semu namun mampu membuat siapapun terbang sampai nirwana.

Inilah salah satu yang dinamakan surga dunia dari beberapa surga dunia lainnya.

Manik gelap sang pria sudah mengarah pada sebuah entitas yang tidak asing lagi. Yaitu sebuah mahakarya yang indah, hasil dari sebuah keberuntungan atau hasil dari kerja keras untuk memperindahnya.

Kenyal nan lembut, harumnya sungguh memabukkan. Itulah yang pria rasakan saat meremas-remas dua gunung kembar yang berhias puting susu warna pink.

Sang wanita juga tidak tidak luput memuja kejantanan sang pria, "Ouwhhh... begitu besar, begitu panjang, dan indah sekali bagi siapapun yang melihatnya," Puji wanita membuat perasaan bangga menyelimuti seluruh relung hati sang pria.

Di samping dia remas-remas dua mahakarya yang berada dalam genggamannya, kini dua mahakarya itu sudah mulai dia sedot serta dia gigit dan dia tarik. Membuat sang empu mendesah tertahan nan kenikmatan. Suara desahannya tertahan karena kejantanan sang pria sudah keluar masuk dari mulutnya.

Hanya sebentar sebab setelahnya kejantanan tersebut mulai masuk pada sebuah lubang yang sudah basah. Aroma kewanitaan tercium pekat dari sana ditemani pula oleh semerbak harumnya aroma terapi, campuran antara bunga kasturi dan bunga lavender.

Genjotannya semakin cepat di saat nafsunya semakin memuncak seiring rasa klimaks mulai menghampiri

"Ahh, Ahhh, aahhh... nikmatnyaa...." Desah sang wanita kelojotan oleh sodokan sang pria.

Beberapa menit kemudian mereka pun klimaks dalam waktu bersamaan, tentu saja sang pria muncrat di luar. Dia tidak mau sang wanita hamil sekalipun sang wanita sudah bilang kalau dia sudah memakai alat kontrasepsi tetap saja sang pria waspada. Rizki tidak ada yang tahu.

Dia menembakkan benih bayinya di wajah sang wanita dan sang wanita suka akan hal itu, sedangkan sang pria puas. Amat.

Baru saja klimaks mereka usai, handphone sang pria berdering.

"Halo Bright, maaf sebelumnya... Tapi aku tidak bisa menemukan informasi apapun mengenai pria yang kamu minta. Seperti apapun aku mencari data-datanya, tetap saja hasilnya nihil. Aku hanya punya secuil data dia, dan itupun aku curi dari database kampus. Isinya hanya biodata sederhana, tidak ada yang spesial," Jelas dia to the point kepada Bright yang memang minta tolong kepada dia tuk mencari informasi tentang Ae.

Bright segera beranjak dari ranjang, tak peduli dia dengan tubuhnya yang masih telanjang.

"Gimana sih Meta, padahal kamu sudah aku bayar untuk mencari informasi tentang dia... Dan waktu itu kamu bilang, aman... Semuanya pasti beres..." Rutuk Bright sembari berjalan ke sofa setelah menyambar bathrobe untuk menutupi tubuhnya.

(Win Metawin - Panggilan Meta)

"Makanya, aku minta maaf... Nanti uangmu aku balikan lagi," Sahut Meta penuh sesal karena dia tidak jadi mendapat uang dari Bright.

"Eee... Tapi kamu dapat nomor handphonenya kan?"

"Dapat..."

"Ya udah, segera kirim!" Potong Bright setelahnya dia akhiri panggilan tersebut secara sepihak.

"Kamu serius mau merebut gebetan Meen? Apa asyiknya sih menganggu Meen?" Tanya sang wanita kepada Bright yang sudah duduk di sofa seraya menuangkan wine.

Bright smirk sambil memainkan segelas wine di tangannya.

"Asyik aja gitu menganggu dia... Melihat dia kesulitan dan kesakitan menjadi hiburan tersendiri bagiku!"

Only You! Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora