22 : Beautiful Smile

194 36 2
                                    

Jangan di read aja yak, tinggalkan juga jejaknya. Kalau di read aja see you lama untuk fanfic ini😊

Well, happy reading 🥰

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Dalam jarak sedekat ini mereka saling bersitatap bahkan hidung mancung keduanya sudah bersentuhan tinggal beberapa cm lagi bibir mereka pun akan bersentuhan. Reflek Ae langsung mendorong Meen untuk menjauh darinya. Bisa gawat jika posisi tadi berlama-lama.

"Gak usah cari kesempatan dalam kesempitan," Omel Ae sembari menetralkan detak jantung nya yang berdegup kencang, wajahnya bahkan memerah. Sepertinya sulit baginya untuk menjalankan rencananya. Keadaan seperti ini saja sudah membuat dia salah tingkah.

Meen terkekeh pelan dan menjalankan mobil nya dan sesekali melirik kearah Ae, "Cantik!" Batin Meen terpesona sekalipun dia heran dengan tingkah Ae yang terkadang jinak dan terkadang liar. Seperti hari ini, Ae nya lagi liar. Meen jadi gemes sendiri dibuatnya.

Ae memperhatikan bahu Meen yang terluka karena kejadian 3 hari yang lalu. Meen bahkan libur kuliah karenanya.

"Senior, biar aku aja yang bawa mobil nya... Bahu senior masih terluka kan?" Tawar dia membuat Meen mengulum senyum, senang dia AE mengkhawatirkan dia.

"Gak apa-apa, sudah mendingan kok. Tapi untuk sementara waktu kamu jangan cari gara-gara ya dengan yang lain. Priamu bahunya belum sembuh begitu juga dengan luka goresan di pahaku. Jadi jika ada yang menghajar mu, aku tidak bisa melindungi dirimu dengan baik," Ujar dia sudah meng-klaim dirinya sendiri sebagai pria AE.

"Aku gak pernah cari gara-gara, mereka yang cari gara-gara denganku. Mereka yang mulai duluan. Aku diam aja mereka iri!" Sepertinya AE juga tidak keberatan atau bisa jadi dia tidak mendengar dengan baik perkataan Meen.

"Iya, iya... Makanya pacaran denganku supaya gak ada yang berani gangguin kamu." Meen bicara tanpa mengurangi fokusnya mengendarai mobil.

"Ih ogah, kek gak ada cowok lain aja!" Tolak AE malah membuat Meen memberhentikan mobilnya. Meen marah.

Meen menatap AE dengan emosi yang tertahan.

"Kenapa gak mau? Aku cinta loh sama kamu!"

Mata AE mengerjap-ngerjap dengan dada yang berdebar-debar, betapa mudahnya Meen mengatakan kalau dia mencintai Ae.

"Sudah telat, aku sudah terlanjur sakit hati sama senior... Terutama keluargaku! Senior memberikan malu kepada keluargaku!" Jelas AE berhasil membuat Meen bungkam dan dia kembali melanjutkan perjalanan mereka. Tidak ada lagi percakapan diantara mereka, Meen dengan penyesalannya dan Ae dengan full senyumnya karena berhasil membalaskan sedikit dari rasa malu yang Meen torehkan pada keluarganya.

⏩⏩

"Papa hamil?" Betapa cerahnya wajah Noah bertanya kepada Perth, mereka video call.

Perth mengangguk malu-malu, dia duduk selonjoran di kasur sembari menunggu Mark selesai membuatkan dia salad buah.

"Abang pengen pulang... Abang kuliah di Bangkok saja ya pa... Please..." Selama ini dia selalu jauh dari orang tuanya. Mulai dari dia duduk di bangku elementary school, dia sudah sekolah di luar negeri.

"Masuk Harvard itu susah loh nak..."

"Abang tahu, tapi Abang pengen kuliah di kampung... Lagipula beberapa bahasa asing Abang sudah lancar pa, sertifikat dan piagam Abang juga sudah banyak... Lagian kalau Abang sudah tamat kuliah, Abang gak perlu cari kerja!" Bujuk dia manja dan pasti belajar extra dia supaya dia tidak mengecewakan orang tuanya.

Only You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang