11 : Semoga Membaik

189 47 14
                                    

"Ya ampun dek, itu minuman beralkohol, jangan diminum! Adek belum cukup umur!" Larang V baru sadar kalau minuman yang Pinnara teguk itu Soju. V itu orang Korea Selatan, jadi dia merantau di sini.

Pinnara langsung menyemburkan minuman yang baru saja dia teguk ke arah V di depannya. Dia tidak tahu kalau itu minuman beralkohol, mana tahu dia hal beginian. Kelewat polos soalnya.

Ingin sekali V mengumpat setelah wajahnya basah kuyup karena ulah Pinnara, tapi karena Pinnara itu kesayangannya maka dia memilih untuk diam seraya mengusap wajahnya dengan tisu yang ada di meja hadapannya. Mereka lagi di ruang tengah apartemen V, V lagi kerja seraya mendengar musik. Dia memang kerja dari rumah. Sedangkan Pinnara pergi main ke sini begitu dia pulang sekolah. Karena dia haus, dia pun minta minum kepada V. Lalu V meminta dia mengambil minum sendiri di dalam kulkas dapur. Lain kali, jangan pernah biarkan para bocah mengambil sendiri minumannya di kulkas. Berbahaya.

"Kenapa nggak Abang bilang dari tadi?" Rutuk Pinnara sebab tadi itu merupakan tegukan terakhir karena sebelum dia mengambil tempat duduk di sisi V, minuman tersebut sudah dia minum. Pinnara menggerak-gerakkan lidahnya, pantas saja minuman tadi rasanya aneh pikir dia dalam hati.

"Kan ada bacaannya dek, salah adek sendiri gak adek baca!"

"Adek baca, tapi adek gak tahu Soju itu apa, adek pikir itu minuman bersoda," Pinnara dengan kepolosannya.

"Kek gak pernah nonton drama Korea saja adek!" Keluh V sudah selesai menyeka sisa soju di wajahnya seraya memperhatikan Pinnara yang mulai memerah wajahnya. Mungkin dia mulai mabuk.

"Adek gak pernah nonton drama Korea, adek cuman nonton anime!" Ternyata Ae itu kaum Wibu.

Dada V naik turun kala menghela nafas berat, "Tolol!" Ucap V lancar auto membuat Pinnara mempout-outkan bibirnya. Dia merajuk dan itu membuat V was-was. Soalnya merajuk Pinnara itu lama.

"Sini Abang peluk!" Bujuk V biasanya mempan.

"Gak!" Balas Pinnara mode ngambek, dia segera beranjak dari sana sambil mengambil tas sekolahnya.

"Adek mau kemana?" Tanya V cemas setelah meraih pergelangan tangan Pinnara.

"Adek mau pulang! Bye!" Jawab Pinnara lantas melepas pegangan tangan V.

"Kalau begitu Abang antar!"

"Gak, tapi terima kasih!" Tolak Pinnara kini sedang memasang sepatunya.

"Abang antar pokoknya!" Tanggap V lalu mengambil kunci mobilnya.

"Gak mau!" Tolak Pinnara sembari menepis tangan V yang ingin membimbing dia. Sepertinya dia mulai mabuk karena emosinya semakin tidak stabil.

"Nurut ya dek..."

"Gak, adek datang sendiri tadi jadi adek pulang sendiri!" Sarkas Pinnara mulai meraih ganggang pintu namun keburu di halangi oleh V. Dia tatap tajam bocah cantiknya.

"Jangan pancing emosi Abang adek!" V dengan kata-kata dia yang penuh penekanan kepada kekasih hatinya yang kini membentak-bentakkan kakinya ke lantai persis seperti bocah yang merengek.

"Minta maaf dulu, baru adek mau diantar pulang!" Titah Pinnara karena tadi V mengatakan dia 'TOLOL, keluarga dia saja tidak pernah berkata kasar kepada dia. Padahal bagi V itu kata-kata biasa, V dengan hidupnya yang kacau sehingga kata-kata kasar pun sudah menjadi kata biasa.

"Abang minta maaf, maafin Abang ya dek!" V menurut patuh kepada si bocah cantik agar dia berhenti merajuk.

"Sekarang janji kalau Abang tidak akan mengulanginya lagi!" Perintah absolute dari si kecil.

"Abang janji!" Hanya kepada si bocah cantik V menurut patuh begini. Setelahnya Pinnara memeluk pria tampannya dengan erat, lalu terdengar suara cegukan dari Pinnara dengan pipi yang semakin memerah dan kepala yang mulai pusing.

Only You! Where stories live. Discover now