36 : Tidak Bisakah kamu Menungguku Selama Dua Tahun?

85 21 4
                                    

Kimdan menyodorkan sekotak susu coklat pada Pinnara yang duduk diatas motornya. Dia kemudian berkata, "Bagaimana? Sudah lebih baik?"

Pinnara tersenyum lalu mengangguk ringan, segera dia seruput susu coklat yang Kimdan berikan tadi. "Terima kasih, aku sudah lebih baik." Kata Pinnara setelah menyeruput habis susu coklat tadi.

Mereka diam beberapa saat lamanya, keadaan menjadi sedikit canggung karena mereka memang jarang menghabiskan waktu bersama, terlebih Kimdan menyukai Pinnara, auto grogi level tinggi dia. Beruntung ekspresi wajahnya selalu datar, sehingga Pinnara tidak menyadari kalau saat ini Kimdan salah tingkah.

"Kenapa kamu menangis? Ceritakan saja, jika kamu tidak keberatan. Tidak akan aku sebar, aku pandai menjaga rahasia." Kimdan menyandarkan tubuhnya, pandangannya tidak lepas dari Pinnara. "Apa ini ada kaitannya dengan pria tadi? Dia siapa, kekasih mu ya?" Tanya Kimdan lebih jauh, membuat Pinnara tanpa sadar menoleh kearah Kimdan, tebakan Kimdan benar.

"Ya... dia melupakan kencan kita dan jalan bersama seorang wanita. Yang jahatnya adalah, ternyata dia dan wanita itu sudah menikah." Terang Pinnara sendu.

"Begitu..." Tanggap Kimdan tidak tahu harus mengatakan apa, dia hanya mengelus punggung Pinnara. "Tenang saja, kamu bisa berkencan denganku." Celetuk Kimdan sebenarnya bercanda supaya Pinnara tertawa dan melupakan kesedihannya.

"Haha, aku tidak mau membuat orang yang kamu suka salah paham." Tidak tahukah Pinnara kalau dialah orang yang Kimdan suka.

"Dia tidak akan marah," Jawab Kimdan tidak tersinggung menatap dalam-dalam manik gelap Pinnara.

"Apa maksudmu?" Pinnara menatapnya dengan khawatir, sedangkan Kimdan segera menggeleng. "Tidak, jangan khawatirkan hal itu, aku milik mu hari ini." Kimdan menarik satu sudut bibirnya, dia juga tidak menjelaskan tentang orang yang dia suka.

Sontak Pinnara tertawa, "Begini kah cara pria dingin ini menggoda? Lucunya." Suara hati Pinnara gemas dengan Kimdan. "Baiklah, kalau kamu memaksa," Tentu Pinnara tahu siapa orang yang Kimdan suka. Secara, Kimdan memperlakukan Pinnara berbeda dari yang lain.

Pada akhirnya Pinnara menghabiskan waktu bersama Kimdan, tapi bayangan V dengan Lalisa terus menghantui pikirannya, hingga membuat Pinnara hampir tidak bersenang-senang seutuhnya.

Seperti saat Kimdan mengajak Pinnara ke taman hiburan, dia sama sekali tidak antusias memainkan wahana yang tersedia, dan Kimdan sepertinya menyadari hal itu. Padahal dia sudah berusaha membuat Pinnara menikmati semua ini, namun tetap saja Pinnara tidak bisa menikmatinya, tapi karena Pinnara menghargai usaha Kimdan, dia pun berpura-pura tertawa bahagia.

"Capek, aku mau pulang." Ujar Pinnara sebenarnya dia tidak bisa lagi  pura-pura senang, lagipula hari juga sudah jam 9 malam. Dia juga tidak mengabari orang rumah kalau hari ini dia pulang telat. Ponselnya juga dia matikan supaya V tidak bisa menghubungi dia.

Kimdan mengangguk ringan, "Kalau begitu aku antar pulang ya." Tawar Kimdan dibalas anggukan pelan oleh Pinnara, setelahnya dia melihat Kimdan membimbing tangannya. "Jangan di lepas, nanti kita pisah. Kamu gak ingat kan tempat motorku di parkir?" Sepertinya Kimdan tahu apa yang dipikirkan Pinnara saat ini.

Lantas Pinnara urung melepas genggaman tangan itu. "Kamu kenapa baik banget sama aku?" Tanya dia melirik Kimdan sebentar.

Kimdan menoleh pada pria yang lebih pendek dari dia, sebentar. Kemudian dia melihat kedepan lagi. "Apa perlu aku jawab, hembn?" Kimdan pikir Pinnara sudah tahu mengenai perasaannya pada Pinnara.

Yang ditanya hanya bisa mengulum bibirnya bawahnya seraya melihat pria di sebelahnya yang sangat melindunginya dia dari keramaian pengunjung wahana lainnya.

Only You! Where stories live. Discover now