42 : Hanya Tidak Boleh, Titik!

73 18 3
                                    

Esok paginya...

Sementara itu mobil yang membawa Pinnara ke sekolah sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah yang hampir saja tertutup karena bel masuk sudah berbunyi. Pinnara pun segera keluar dari mobil itu sambil berlari dengan kencang.

Di belakangnya menyusul mobil yang tak kalah mewah lalu seorang gadis kecil keluar dari mobil itu sambil berlari dengan kencangnya juga menuju pintu gerbang agar dia tidak terlambat sekolah hingga dia menabrak Pinnara dengan kerasnya  membuat Pinnara terjatuh.

Karena Pinnara tidak mau di hukum sendirian disebabkan terlambat, dia pun menarik tangan gadis kecil itu hingga mereka berdua terjatuh dalam posisi duduk.

"Apa-apaan sih kamu, apa kamu tidak lihat pintu gerbang itu mau tertutup?" Umpat gadis kecil yang baru kali ini Pinnara lihat. Mungkin gadis itu anak baru.

"Kau yang apa-apaan kenapa menabrak ku sampai jatuh. Apa kau tidak lihat kalau aku juga sedang berlari agar tidak terlambat?" Protes Pinnara terlambat karena ketiduran.

"Bukan salahku, kau saja yang menghalang-halangi jalanku, kenapa kau menyalahkan aku?" Teriak gadis tidak mau kalah, bahkan nada bicaranya mulai kasar menatap sebelah mata pada Pinnara.

"Ahh ... pokoknya aku jadi terlambat itu semua karena salahmu, titik!" Pinnara mana bisa diperlakukan seperti itu.

"Bukan, tapi itu salahmu!" Teriak gadis tidak mau kalah.

"Kamu itu memang Bodoh!" Balas Pinnara mulai tinggi juga nada bicaranya.

"Kamu yang bodoh dan jelek!" Teriak gadis itu kini beranjak bangun dari tempat terjatuhnya tadi begitu juga Pinnara, mereka bertengkar di depan pintu gerbang yang sudah tertutup rapat

"Dasar gadis bodoh!" Kini Pinnara mulai berteriak juga bicara dengan si gadis.

"Kamu yang bodoh!" Sedari tadi nada bicara si gadis selalu berteriak seolah-olah Pinnara itu tuli. Pada akhirnya mereka saling bersahutan dengan amarah.

"Hai kenapa kalian malah bertengkar di situ?" Tegur pak satpam penjaga pintu gerbang pada mereka.

"itu karena bapak menutup pintu, tanpa menunggu kami masuk!" Teriak mereka bersamaan membuat yang mendengar terbengong mendengar protes mereka.

Pada akhirnya mereka dihukum membersihkan seluruh toilet di sekolah.

"Kau saja yang membersihkan karena ini semua salahmu!" Ucap si gadis kini pergi begitu saja.

"Apa? Hei kutu air, kau pergi kemana?" Teriak Pinnara dari kecil sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk bertanggung jawab sehingga dia tidak bisa pergi begitu saja sebelum hukuman ini selesai.

Setelahnya dia menendang ember yang ada di depannya, tapi mau tidak mau tetap dia kerjakan.

Gadis itu berjalan dengan santai seraya mencari dimana ruang guru berada, begitu dia hendak berbelok...

Brugh!

"Duh, maaf Kak, saya gak sengaja," ucap gadis itu sambil mengalihkan pandangannya kepada Kimdan yang ada didepannya itu.

Serrr...
Seketika itu juga darah di dadanya berdesir hebat memompa jantungnya lebih cepat dari biasanya. Dia terpesona pada Kimdan yang tampan rupawan.

Kimdan hanya menatapnya sekilas, kemudian dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju toilet tempat Pinnara berada.

Gadis itu melihat Kimdan sampai hilang sambil memegang dadanya. "Apa ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?" Gumam gadis itu tersenyum bahagia dengan pipi yang merona.

⏩⏩

"Kenapa kamu bisa telat? Emang gak diantar sama Noah?" Tanya Kimdan seraya menggosok wastafel, dia membantu Pinnara.

Only You! Where stories live. Discover now