27 : Karena Kamu Belum Pernah Jatuh Cinta🍀

97 21 6
                                    

"Baru hari pertama kuliah, tapi abang sudah bikin onar? Abang pengen kuliah di luar negeri lagi, hembn?" Yang bicara dengan nada dingin ini Mark.

Dia terpaksa pulang cepat setelah Perth menghubungi dia perihal Noah yang berantem di kampus.

Di ruang kerja ini, hanya ada Mark dan Noah. Tidak mungkin dia memarahi Noah di hadapan Ae, gak punya etika namanya itu.

Noah berdiri menunduk di hadapan Mark yang duduk diatas meja dengan kedua tangannya yang berlipat di depan dada.

"Habis dia deketin kembaran Abang, padahal dulu dia sendiri yang mengakhiri perjodohan tersebut. Terus sekarang dia mencoba mengejar AE, dia pikir dia siapa? Raja." Dia sama sekali tidak merasa bersalah.

Mark mengerti tapi di satu sisi, dia sudah memberikan Meen kesempatan untuk memperbaiki ikatan yang telah putus. Bukan karena Mark pria yang baik, tapi karena dia yakin kalau putranya masih mencintai Meen.

"Tapi dia sudah minta maaf, dan dia menyesalinya. Lagipula perjodohan itu dia batalkan karena salah paham dan ketidaktahuan dia akan sosok yang ada di hatinya. Tapi apapun itu, itu semua terjadi karena kebodohan dia. Namun, dia sudah minta maaf begitu juga dengan orang tuanya." Jelas Mark tenang pada putra dominannya yang memiliki watak campuran antara Mark dan Perth.

"Maaf diterima, tapi Abang gak suka dia deketin kembaran Abang. Dia pikir dia siapa, datang dan pergi seenaknya dari hidup AE. Daddy sudah lupa ya mengenai perjuangan AE tuk bangkit lagi dari luka hatinya?"

"Tapi nak..."

"Pokoknya abang tidak terima, titik!" Putus dia harus jungkir balik dulu dunia supaya keputusannya bisa berubah.

Mark memijit pelipisnya, pusing dia. "Begini, bagaimana jika AE masih mencintai Meen? Apa Abang tetap menentang hubungan ini, hembn?"

Noah terdiam, dia berpikir.

"Nak, please... tolong beri Meen kesempatan tuk memperbaiki kebodohannya." Pinta Mark lembut pada putranya yang keras kepala.

Noah langsung menggeleng.

"Perlu abang ketahui, AE masih mencintai Meen. Sekalipun dia berkata tidak, namun sorot matanya terlukis jelas betapa dia mencintai Meen."

"Gak boleh, itu tidak boleh terjadi. Abang akan membuat cinta itu hilang dari hari AE. Abang akan memperkenalkan AE pada teman-teman Abang yang jauh lebih ganteng dan kaya dari Meen."

"Kamu bicara begitu karena kamu belum pernah jatuh cinta." Sarkas Mark pada putranya yang memang belum pernah jatuh cinta.

"Nak, cobalah kamu menempatkan dirimu menjadi AE atau berada di posisi Meen. Lalu, apa yang akan Abang lakukan jika Abang menjadi salah satu diantara mereka, hembn? Percayalah, cinta yang tidak di restui itu sakit sekali." Tambah dia selalu tenang nada bicaranya dengan pembawaan yang selalu hangat dan berkharisma.

Noah kembali terdiam, "Jika Abang menjadi AE, Abang akan melupakan Meen karena dia sudah memberi malu pada keluarga kita. Namun jika Abang menjadi Meen, Abang akan terus berjuang untuk mendapatkan AE." Tanggap Noah kini Mark menepuk pundaknya.

"Maafkan dan lupakanlah kesalahan yang telah Meen lakukan pada keluarga kita. Cobalah tuk menerima dia lagi, lagipula papa juga sudah memaafkan Meen. Sekarang tinggal Abang yang belum memaafkan Meen." Dia menatap lurus pada manik gelap putranya yang lebih tinggi dari dia.

Alis mata Noah masih bertekuk, hati dan pikirannya masih panas. Setelahnya dia menghela nafas panjang. "Beri Abang waktu untuk berpikir." Putus Noah dengan terpaksa.

Mark manggut-manggut, dia mengerti.

"Kedepannya, Daddy harap Abang tidak akan menghajar dia jika tidak ada angin dan hujan, paham?"

Only You! Where stories live. Discover now