10 : Modus

170 43 6
                                    

Brugh!
Ae menabrak seseorang, lebih tepatnya pria tinggi itu sengaja menabrakkan dirinya dengan Ae, biasa... Modus.

"Ma-maaf kak... Aku tidak sengaja," Ucap Ae sopan walaupun bukan dia yang salah dan dia tahu kalau si pria sengaja menghadang langkah dia. Dia hanya tidak ingin mencari lawan di saat sudah banyak mahasiswa mahasiswi yang tidak menyukai dia. Ini saja dia berusaha keras menyemangati dirinya untuk pergi kuliah.

"Iya gak papa kok, lagian harusnya aku yang minta maaf. Bukan kamu, kan yang salah aku," Jelas dia tahu diri, dia tersenyum kepada Ae yang tampak canggung. Risih dia ditatap begitu oleh si pria.

"Gak papa kok kak. Sekali lagi aku minta maaf ya kak, misi..." Kata Ae semanis mungkin, lantas melangkahkan kaki namun langkah kaki dia keburu di halangi oleh si pria.

"Aku Bright Vachirawit Chivaree," Ujar dia memperkenalkan diri tanpa diminta seraya mengulurkan tangan. Ae sedikit mendongak untuk menatap Bright, lalu membalas uluran tangan Bright sambil berkata, "Ae Azriel!"

"Nama yang cantik, secantik orangnya," Puji Bright di sela senyum tampannya.

"Terimakasih kasih!" Respon Ae bukan pertama kalinya dia dikatakan cantik oleh seseorang, namun dia biasa saja. Beda lagi jika yang memuji itu orang-orang terkasihnya. Dijamin merona wajahnya.

Sedangkan Bright, pria tampan itu justru mengulum senyum. Karena dia berhasil berkenalan dengan Ae, jadi dia bisa menjalankan rencana selanjutnya. Dia mulai dari hubungan pertemanan dulu, dia kenali dulu lawannya. Nanti kalau sudah kenal betul, baru dia mulai tuk mengeksekusi rencananya.

"Ae!" Panggil Meen kemudian sedikit menunduk memberi salam hormat kepada Bright. Usia mereka berbeda setahun namun Bright sempat istirahat sejenak dari sekolah akibat kecelakaan, makanya sekarang dia satu angkatan dengan Meen.

Bright mengangguk dengan netra yang mengunci dua sejoli di hadapannya.

"Ternyata kamu di sini, tadi aku sudah ke rooftop mencari kamu," Jelas Meen kepada Ae yang kini menatap kantong belanjaan Meen. Kemungkinan besar isinya makanan siap saji.

"Hari ini aku tidak ke rooftop, aku mau ke kantin!" Jelas Ae sudah janjian dengan Yai kalau hari ini dia akan makan siang bersama Yai di kantin.

"Kebetulan aku juga mau ke kantin, bareng aja kalau begitu!" Sambung Bright memotong perkataan Meen yang belum sempat terucap. Lantas iris gelap Meen segera mengarah kepada Ae, sedangkan Ae malah menatap Bright.

Ae menggeleng, dia tahu siapa Bright. Cari perkara dia jika dia jalan dengan Bright. Masalah dia dengan Meen saja belum selesai, malah semakin besar berita hubungan dia dengan Meen. Tapi dia tidak merasa terganggu, wajarkan. Siapa juga yang tidak senang digosipkan dekat dengan orang yang kita suka.

"Kenapa?" Satu kata dari Bright.

"Gak mau aja!" Jawab Ae enteng, lalu undur diri dari sana, tentu saja Meen mengekor dibelakangnya setelah memberi salam kepada Bright.

Bright smirk, bisa dia pastikan Ae pasti bisa dia dapatkan. Apapun pasti dia lakukan untuk mendapatkan Ae, dia tidak ingin Meen mendapatkan apa yang dia inginkan. Iri dia.

⏩⏩

"Stop! Berhenti ikutin aku!" Ucap Ae tidak tahan lagi menjadi pusat perhatian, risih dia di saat dia dan Meen tidak memiliki status apapun kecuali sebagai senior dan junior.

"Siapa yang ngikutin kamu, aku juga mau ke kantin!"

"Tadi katanya senior mau ke rooftop."

"Ngapain aku ke rooftop jika kamunya gak ada. Lagipula kapan aku bilang aku mau ke rooftop?" Jawab Meen cepat kepada pria pendek di depannya yang menatapnya dengan kesal sebab tidak butuh lama bagi Meen untuk mengembalikan kata-katanya.

Only You! Where stories live. Discover now