02 : Papan Nama

230 40 4
                                    

Karena Ae sibuk menyeka keringatnya dengan sapu tangan, dia sampai tidak melihat jalan dan tanpa dia sengaja, dia menabrak seseorang

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Karena Ae sibuk menyeka keringatnya dengan sapu tangan, dia sampai tidak melihat jalan dan tanpa dia sengaja, dia menabrak seseorang. Bukan pria itu yang salah, Ae nya yang tidak melihat jalan sebab si pria sudah berdiri benar tanpa menganggu jalan.

Brughh!
Kening Ae membentur punggung si pria sehingga membuat si pria berbalik badan tuk melihat orang yang sudah menabraknya.

Sementara itu Ae juga segera mengarahkan netranya kearah pria yang dia tabrak. Karena si pria tinggi sehingga dia harus mendongak melihat si pria.

Degh!
Jantung keduanya sama-sama berdebar keras.

Waktu Ae serasa berhenti saat melihat pria yang takkan pernah bisa dia lupakan, pria yang sudah membatalkan perjodohannya.

Sedangkan pria di hadapannya juga tidak mungkin bisa melupakan Ae yang sudah mencuri hatinya.

Iris gelap mereka saling bersitatap, namun segera Ae akhiri. Dia sungguh tidak menyangka dia bisa bertemu lagi dengan si pria. Jika dia tahu si pria juga kuliah di sini, maka dia tidak akan mendaftar di sini.

"Ma-maaf senior, aku tidak sengaja!" Ucap Ae kemudian segera berlalu pergi dari sana.

"Tunggu sebentar, papan namamu mana?" Tanya dia setelah meraih pergelangan tangan Ae, seketika itu juga Ae segera melihat papan nama yang tadinya masih bergantung di lehernya. Saat itu pergelangan tangannya masih di pegang oleh si pria, dan dengan senang hati tatapan si pria tak pernah beranjak menatap paras Ae. Dia ingin memastikan apakah pria dihadapannya ini benar-benar pria yang sudah mencuri hatinya.

Beberapa detik kemudian, Ae ingat kalau tadi dia sempat melepas papan namanya pada saat dia mencuci muka di toilet.

"Maaf senior, sepertinya tertinggal di toilet!"

"Alasan!" Bantah dia ingin memperbanyak kata dengan Ae.

"Bukan alasan, tapi memang tinggal. Jika senior tidak percaya, ayo ikut aku ke toilet untuk mengambilnya!" Sengit Ae setelahnya dia di tarik oleh si pria karena hampir saja Ae di tabrak oleh seseorang yang berlari-lari tergesa.

Jika tadi kening Ae membentur punggungnya, tapi sekarang kening Ae membentur dada bidangnya. Dapat mereka cium aroma tubuh masing-masing.

"Sorry Meen!" Seru Ja, ternyata dia pria yang berlari tadi. Entah ada masalah apa, yang jelas dia harus segera melapor kepada Yai.

Meen hanya mengangguk, malah senang dianya karena dia punya alasan untuk membawa Ae ke dalam pelukannya.

Srethhh... Ae segera melepas diri dari pelukan Meen, dia tidak ingin Meen mendengar debaran jantungnya yang masih saja berdebar gila karena Meen.

Setelah terdiam selama 5 detik, Ae segera pergi ke toilet tempat dia meletakkan papan namanya, dia berlari sebab sebentar lagi sesi ospek kedua akan dimulai.

Only You! حيث تعيش القصص. اكتشف الآن