37 : Black Heart

65 21 9
                                    

"Jam 3 pagi tadi, kekasih Pinnara datang. Dia meminta putra kita untuk menunggu dia selama dua tahun." Cerita Perth pada suaminya sambil memasang dasi untuk Mark.

"Lalu Pinnara mau menunggu dia selama dua tahun?"

Perth menggeleng, "Aku kasihan pada dia, tapi aku lebih kasihan lagi pada putra kita. Pria itu cinta pertamanya, tapi langsung kandas dan meninggalkan luka yang menyakitkan." Sendu dia setelahnya dia kembali mual. Jadi mau tidak mau dia kembali memuntahkan isi perutnya.

"Kita ke rumah sakit ya yank, untuk cek up!" Mark memberikan Perth tisu.

Perth menggeleng pelan, "Kemarin kan udah..." Dia paling enggan pergi ke rumah sakit, aroma rumah sakit membuat dia pusing dan mual.

"Kalau begitu hari ini kamu gak usah kerja. Di rumah aja. Kamu tidak lupa kan kata dokter, hembn?" Dia membantu istrinya jalan ke kasur.

Perth kembali menggeleng, "Aku udah kebanyakan libur kerja. Oleh karena itulah Noah jadi sering lembur. Kasihan dia, seharusnya saat ini dia masih asyik bermain dengan teman-temannya tapi karena aku..."

"Kamu bicara apaan sih yank, udah ... Jangan memikirkan apapun. Kamu fokus aja dengan bayi kita. Usia kamu sudah tidak muda lagi, jadi kandunganmu lebih rentan." Potong dia kini mendudukkan Perth di ranjang.

"Aku begini karena phi terus meminta dedek bayi..." Sebenarnya Perth sedang menjalani program KB, tapi karena suaminya terus merengek minta bayi, makanya dia melepaskan program KB nya.

"Iya, aku tahu... Oleh karena itulah kamu di rumah aja. Gak usah kerja, biar aku yang kerja." Dia sudah duduk di sebelah Perth, membelai tangannya dengan lembut.

"Tapi aku bosan phi... Jika di rumah seharian."

"Aku kan cuman melarang kamu jangan kerja, bukan melarang kamu pergi main ataupun mau kemana."

"Aku malas jika pergi main tanpa kamu. Gak bisa manja dan minta gendong jika aku capek jalan." Ada aja jawaban Perth untuk membalas perkataan Mark.

"Istriku, nurut ya... supaya tetap aku sayang-sayang." Jika Mark sudah bicara begini, maka Perth tidak akan bisa menolak.

Setelahnya mereka menoleh pada pintu yang di ketuk dari luar.

"Masuk, gak di kunci." Seru Mark kemudian pintu terbuka. Sekarang tampaklah Pinnara yang bengkak matanya dengan hidung yang memerah.

Dia segera berlari ke arah Perth dan merebahkan kepalanya di paha Perth.

"Pa, hari ini adek gak sekolah ya..." Suaranya terdengar sengau akibat menangis.

"Hanya hari ini kok pa, besok adek sekolah lagi..." Tambah dia lagi kini menatap Perth yang mengusap kepalanya. Perth sempat melirik Mark, dan Mark menaikkan alis matanya sebagai jawaban. Lantas Perth mengangguk ringan yang membuat Pinnara tersenyum kecil, "Terimakasih papa..." Kemudian dia benamkan wajahnya pada perut Perth.

Percuma juga jika dia masuk sekolah hari ini, semua pikirannya hanya tercurah pada V seorang. Jelas Pinnara terluka dengan hubungan mereka yang telah berakhir.

⏩⏩

Ae melihat Meen jalan menuju ke kelasnya, mereka saling bersitatap dengan jarak 7 meter. Hanya sebentar karena Meen segera membuang muka dan berpura-pura tidak melihat AE. Dia masih memperlakukan AE seperti udara.

Ingin AE panggil namun suaranya terlalu berat untuk keluar, sehingga dia hanya bisa melihat Meen pergi begitu saja sekalipun hatinya menjerit perih.

Meen bahkan tidak menoleh kebelakang, pria itu benar-benar mengabulkan keinginan AE.

Only You! Where stories live. Discover now