Bab 33

85 4 0
                                    

SELAMAT MEMBACA~



Cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar tidak membuat kedua manusia yang sedang berada di alam mimpi masing-masing tersebut terbangun.

Karena kegiatan panas mereka tadi malam, mereka akhirnya bangun saat siang hari walaupun wajah lelah mereka tercetak jelas terutama (name).

"Ngh... AH!" Lenguhan (name) yang disertai teriakan pelannya karena merasakan tubuhnya yang sakit.

Alhasil membuat suguru langsung terbangun dari tidurnya karena mendengar suaranya.

"Kenapa sayang?" Tanya suguru dengan suara seraknya setelah bangun tidur dan mulai mengumpulkan kesadarannya.

"Sakit badan gue." Kata (name).

"Ya udah, kamu tiduran aja dulu. Jangan paksain buat jalan kalo emang masih sakit banget. Nanti aku bantuin kamu kalo mau ke kamar mandi. Aku buat makanan dulu untuk kita." Kata suguru yang mengusap pipi (name).

"Oke." Kata (name).

Suguru kemudian bangun menuju kamar mandi dulu baru ke dapur. Dia mempersiapkan makan siang yang mudah dan cepat untuk mereka berdua karena memang sudah jam 12 siang.

Selama suguru memasak, (name) hanya tiduran saja. (Name) ingin ke kamar mandi dan dia pun memaksakan dirinya untuk bangun dan berjalan.

Bangun saja terasa sulit bagi (name) dan sekarang ia harus berjalan. Saat melangkahkan kakinya, rasa sakit yang dia rasakan sangat tidak terbantahkan.

"Ah gila, sakit banget. Gue gak nyangka bakal sesakit ini malah kamar mandinya jauh banget lagi. Kapan nyampenya ini gue kalo setiap jalan dikit berhenti." Kata (name) kesal.

Setelah sekian lama berjalan, ia sampai di kamar mandi. Dia menggosok giginya dan mencuci mukanya. Setelah itu, mengelap wajahnya yang basah dan melihat wajahnya di cermin.

Pandangannya beralih ke lehernya yang banyak tanda merah di sana. Tak berapa lama, suguru masuk ke kamar mandi yang memang tidak terkunci.

"Kamu harusnya tungguin aku datang, sayang." Kata suguru di depan pintu.

"Gak apa-apa. Lo banyak amat ngasih tandanya, susah nih ngumpetinnya." Kata (name) yang sedikit kesal.

"Maaf, sayang. Abis aku bener-bener gak tahan tapi aku suka liatnya." Kata suguru yang sekarang berada di belakang (name) dan melihat leher (name) dari cermin sambil mengelus leher (name).

"Lo doang yang suka, bakalan lama nih hilangnya. Ah, belom apa-apa gue udah pusing duluan." Kata (name).

"Ehehehe. Ya udah, ayo makan sayang. Mau di gendong atau jalan?" Tanya suguru.

"Jalan aja supaya gue terbiasa dulu." Kata (name).

"Ya udah, aku bantuin ya." Kata suguru yang meletakkan tangannya di bahu (name) sedangkan (name) meletakkan tangannya di pinggang suguru.

Mereka berjalan pelan sambil sesekali (name) meringis. Suguru yang mendengar itu hanya memberikan semangat kepada (name). Beberapa saat kemudian, mereka sampai di meja makan dan memulai makan mereka.

"Nanti malam kita makan di luar aja ya, sayang." Kata suguru sambil makan.

"Kenapa gak di sini aja?" Tanya (name).

"Aku gak terlalu bisa masak makanan berat gitu. Dan lagi, sekarang kamu aja belom bisa masak karena masih sakit." Kata suguru.

"Ya udah. Tapi lo tau gak papa sama ibu pulang kapan?" Tanya (name).

"Tadi aku sempet baca pesan dari mereka, mereka bilang sih besok pagi katanya tapi kita nanti abis makan malam kita pulang ke rumah. Takutnya mereka sampai duluan di rumah kalo kita nginep di sini." Kata suguru.

In The CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang