Bab 15

189 35 2
                                    

SELAMAT MEMBACA~



Setelah meninggalkan geto suguru dan teman-temannya, (name) menuju ke ruangan yang di tunjuk oleh pelayan tadi. Dia membuka ruangan tersebut dan mendapati maki yang sedang memijat ringan bahu nobara. (Name) yang melihat kekacauan yang di buat nobara memanggil pelayan di luar untuk membersihkan jackpot atau jp nobara.

"Anjir, padahal lu baru minum dikit udah jp aja lu, nob." Kata (name) sambil mengambil jaket kulit nobara di lantai, yang tadi dia lepaskan dengan asal karena merasa gerah.

"Iya tau nih. Makanya, jangan langsung loncat-loncat lu tadi. Jadi kayak gini kan." Kata maki sambil memijat nobara.

"Lu juga maki, kenapa lu bawanya ke sini? Kan lu pada mau ke toilet tadi. Jadinya kasian kan orang yang bersihin. Untung jp lu isinya cuman minuman yang tadi lu minum doang." Kata (name) kesal.

"Si bangke ini gak tahan mau muntah katanya. Pas gue narik dia buat jalan cepet ke toilet, malah dia yang jadi narik gue buat masuk sini dan langsung keluarlah itu jpnya. Untung ini ruangan gak ada orang."  Kata maki kesal.

"Iya, iya maaf deh. Mungkin karena gue semangat banget tadi. Karena udah lama kita gak main ke klub." Kata nobara yang masih lemas.

"Dari dulu lu minta maaf mulu, tapi di ulangin lagi. Mending lu gak usah minum lagi dah. Masa setiap kita ke klub, pemandangan yang di liat jp lu mulu." Kata (name) kesal.

"Makanya males gue nih ke klub. Setiap orang lain ajak ke klub gue selalu nolak, kayak trauma aja." Kata maki.

"Iya deh maaf, maaf. Sebagai permintaan maaf gue, selama tiga hari ke depan gue traktir sepuasnya deh." Kata nobara.

"Terserah lu deh." Kata maki malas.

"Ya udah. Kita balik ajalah sekarang. Tapi gue gak bareng kalian ya." Kata (name).

"Lah? Kenapa? Hooo lu dapet laki ya disini, kak? Akhirnya pecah juga telor lu." Kata nobara semangat seraya melupakan rasa mabuknya.

"Kagak. Itu gue ketemu si geto dan gengnya. Dia ajak gue pulang sambil marah-marah. Ah, kalo inget itu gue tambah kesel." Kata (name).

"Kenapa dia marah?" Tanya maki.

"Gak tau. Dia tadi narik tangan gue lumayan kenceng, karena tadi tangan gue di pegang sama salah satu pelayan yang lu suruh tadi buat manggil gue. Terus dia marah-marah gak jelas dan tadi hampir nyeret gue balik dan nyaranin elu berdua di urus sama gengnya." Kata (name) kesal.

"Mungkin dia ngira lu mau di bungkus orang kali hahaha." Kata maki tertawa.

"Iya kali ya. Tapi gak gitu juga kali. Kalo tadi gue gak nolak dengan tegas, lu berdua pasti udah gue tinggal. Cuman karena gue itu orang yang baik hati dan tidak sombong, maka di sinilah gue mengurus kalian dulu. Baik kan gue." Kata (name) bangga.

"Ya ya terserah lu deh. Lu kayaknya udah ketularan si nobara ngomong kayak gitu." Kata maki.

"Ishh, males banget disamain sama dia." Kata (name).

"Atau jangan-jangan dia cemburu kali ngeliat elu di pegang orang lain. Dia mungkin suka kali ama lu kak. Wah anjir, hubungan terlarang nih." Kata nobara sambil tersenyum.

"Ini anak, filter kek itu omongan lu. Gak mungkinlah dia punya perasaan itu. Gila lo. Kita ini kakak adik. Walaupun gak sedarah, tapi tetep aja judulnya kakak adik. Mungkin dia khawatir aja kali ya adeknya mau dibungkus orang. Yah, sebagai kakak, wajar dia marah." Kata (name).

"Tapi, kalo beneran gimana?" Tanya nobara.

"Ya gak gimana-gimana. Ya udah yuk, gue anter kalian sampe mobil." Kata (name).

In The CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang