Bab 16

163 39 1
                                    

SELAMAT MEMBACA~



Setiap akhir pekan, (name) akan selalu bangun siang. Karena pada hari biasa, dia tidak bisa terlalu beristirahat dan terkadang tidak tidur karena harus mengerjakan tugasnya atau karena insomnianya yang sering kambuh yang dimana sudah dia derita sejak dulu.

Tapi berbeda pada akhir pekan ini, (Name) terpaksa bangun pagi karena keadaan perutnya yang sakit, padahal dia semalam lelah sekali karena baru pulang larut malam dari klub.

Sebenarnya, dia sudah beberapa hari ini dia sakit perut tetapi sakit perutnya tersebut akan mereda dengan sendirinya dengan cepat. Karena hal itu, (name) tidak terlalu memusingkannya.

Kemudian, (name) turun ke bawah untuk sarapan. Ternyata pada hari ini tidak ada yang sarapan, meja makan hanya terdapat roti dan selai saja. Kemudian dia menoleh dan mendapati ibunya yang baru keluar dari kamarnya dengan berpakaian rapi.

"Masih jam 7 pagi dan sekarang hari sabtu, mau kemana, bu?" Tanya (name) pada ibunya.

"Oh, (name). Bikin kaget aja kamu. Ini, ibu mau pergi dulu sebentar ke rumah tante kamu katanya dia mau minta diajarin bikin kue dan sekalian ngobrol di sana." Kata ibunya.

"Mau (name) anter gak, bu? Kalo mau, ibu tungguin aku siap-siap." Kata (name).

"Ah, gak usah (name). Ibu sama supir aja. Kamu mending tidur aja lagi. Ibu tau kamu pasti capek. Eh, tapi tumben kamu jam segini udah bangun? Biasanya jam 11 ke atas baru bangun kamu pas akhir pekan gini." Kata ibu (name) heran.

"Gak tau nih, bu. Aku kebangun gara-gara perut aku sakit. Akhir-akhir ini, perut aku suka tiba-tiba sakit. Sakit sebentar abis itu gak sakit lagi. Kalo gak sakit mah sekarang aku masih tidur." Kata (name) sambil mengelus-elus perutnya.

"Eh, kenapa? Kamu mau datang bulan kali? Atau jangan-jangan kamu kebanyakkan makan es krim dan kue? Makanya (name), ibu kan sering bilang jangan makan gituan melulu, jadi sakit kan. Apa kamu mau ibu anterin ke dokter dulu?" Tanya ibunya khawatir.

"Iya kali ya mau datang bulan. Kebetulan aku juga belum dapet bulan ini. Ah, gak mungkin itu kalo soal es krim sama kue, bu. Itu malah penyemangat aku. Kayak waktu kemaren perut aku sakit, terus maki ngajak makan es krim, eh langsung sembuh tiba-tiba perutnya. Obat berarti itu bu, ehehe. Gak usah deh, bu. Ini udah agak mendingan perutnya." Kata (name).

"Yeee, ini anak dibilangin. Ya udah, kalo ada apa-apa, kamu langsung telepon ibu ya." Kata ibunya.

"Iya, ibu. Oh ya ngomong-ngomong kok sepi ya ini rumah. Pada kemana?" Tanya (name) sambil melihat sekitar.

"Oh, papa kamu lagi ada rapat mendadak di kantornya, baru aja berangkat. Kalo kakak kamu kayaknya sih pergi lari pagi. Emang kenapa?" Tanya ibunya.

"Ah, enggak bu. Aku cuman nanya aja. Aku kayaknya abis ini mau lanjut tidur lagi deh, bu. Masih ngantuk soalnya." Kata (name).

"Ya udah, tidur sana. Kamu baik-baik ya di rumah. Kamu mau nitip makanan gak nanti? Biar ibu bawain pas pulang. Kayaknya ibu pulang sore deh." Kata ibunya.

"Gak usah deh, bu. Aku lagi males makan makanan luar." Kata (name).

"Oke deh. Kalo gitu, ibu pergi dulu ya, (name). Selamat tidur." Kata ibunya.

"Iya, ibu. Hati-hati ibu." Kata (name).

Setelah itu, (name) mengantar ibunya sampai ke pintu depan. Lalu, ia menuju dapur untuk minum, kemudian menuju ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya kembali.

Beberapa jam setelah (name) tidur, dia terbangun dengan keadaan yang sangat kacau. Tangannya memegangi perutnya yang sangat sakit sekali, keringat yang timbul di dahinya juga banyak, bibirnya pucat, kepalanya pusing, dan dia terus mengerang kesakitan.

In The CageWo Geschichten leben. Entdecke jetzt