Bab 9

258 41 0
                                    

SELAMAT MEMBACA~


Setelah pertemuan singkat tadi, (name) sempat memikirkan omongan omanya tersebut.

"Jagain? Ngapain di jagain, toh dua-duanya udah gede juga. Lagian apaan coba maksud oma, kalo gue dateng ngebuat si geto bahagia. Ah, mungkin aja omanya pengen kita akrab aja kali ya sebagai kakak adik. Hmmm... kalo itu aku gak jamin deh ya, oma." Batin (name).

"Oi, (name)." Panggil maki sambil menepuk bahu (name).

"Mikirin apa lu, kak? Ati-ati kesambet lu." Kata nobara.

"Ah, enggak. Akhirnya lu berdua dateng juga. Yuk lah, kita ke meja yang udah khusus disiapin buat kita, sambil makan dan ngobrol. Kebetulan juga gue request ke asisten ibu gue buat makanan di resepsi sesuaiin sama makanan kesukaan kalian berdua." Kata (name).

"Ahhhh, kak (name) memang ya terbaikkk." Kata nobara sambil memeluk (name).

Sebelum mereka mengambil makanan dan minuman, (name) mengantarkan maki dan nobara untuk menyalami ibu dan papanya. Setelah itu baru mereka mengambil makanan dan minuman, lalu mereka duduk di tempat khusus yang ada di belakang dekat dengan pintu masuk.

"Ngomong-ngomong, mana nih kakak baru lu, kak? Gue pengen liat aslinya." Kata nobara sambil melihat sekitar.

"Gak tau dia kemana. Bodo amat lah. Nanti aja lah gue kenalin kalo dia muncul." Kata (name).

Sedang asik mengobrol dan menikmati makanan, tiba-tiba ada dua orang menghampiri mereka.

"Maki?" Tanya toji di depan meja mereka.

"Lah, bener si maki. Ngapain lu disini?" Tanya naoya.

"Lah, ada toji naoya." Kata maki kaget.

"Lu kenal mereka, kak maki?" Tanya nobara.

"Ah, mereka berdua ini kakak sepupu gue. Kenalin, ini toji dan ini naoya. Nah, sedangkan, yang ini nobara dan (name). Nobara ini temen dan adik kelas gue dan (name). Kalo (name) temen dan juga tetangga gue. Keluarga gue juga berteman lama sama keluarga (name), jadi ya gitu deh singkatnya." Kata maki menerangkan sambil memperkenalkan mereka berempat.

"Lah, berarti keluarga lu juga dateng dong kesini? Soalnya keluarga gue ama toji juga dateng. Dan kita berdua temennya geto suguru. Anjirr, dunia sempit amat dah." Kata naoya.

"Ini mah jadinya kumpul keluarga zen'in di acara orang. Oh, jadi ini yang namanya (name)." Kata toji sambil senyum tipis.

"Hoooo." Sahut naoya sambil menyeringai.

"Ya udah, mending gue temuin keluarga gue yang lain dulu ya. Ntar gue ke sini lagi ya, (name) nobara. Ayo, toji naoya." Kata maki.

"Oke, santai aja." Kata (name).

Setelah itu, maki meninggalkan (name) dan nobara berdua.

"Wah, temen-temen kakak lu cakep bener dah, itu pun kayaknya baru dua orang aja menurut gue. Dan lagi, kak maki beruntung amat punya dua kakak sepupu secakep itu. Gila, lu sama kak maki, di kelilingi bunga anjir. Enak bener, tiap hari cuci mata, ngeliat yang bening-bening." Kata nobara iri.

"Ya ya terserah lu, nob." Kata (name) malas.

Setelah hampir 20 menit, maki kembali ke mejanya. Tetapi dengan di dampingi oleh kakak tirinya, dua kakak sepupu maki, dan tiga orang yang tidak (name) kenal. Seketika, tempat mereka menjadi ramai karena tambahan orang.

"Maaf ya gue lama. Karena gue nyari bapak mak gue dulu yang ntah tadi ada dimana." Kata maki sambil duduk kembali ke tempatnya.

"Gak apa-apa kok, kak maki. Tapi mereka siapa ya?" Tanya nobara.

"(Name), kakak cariin kamu dari tadi. Ternyata kamu di sini. Udah makan belum kamu?" Tanya geto suguru.

"Hm, udah kok. Barusan aja ini selesai." Kata (name).

"Oooh gitu. Oh ya, kakak mau kenalin teman-teman kakak ke kamu. Kenalin, ini nanami, yang di sebelahnya, satoru, sebelahnya lagi, sukuna. Kalo yang dua ini katanya kamu udah kenalan ya." Kata suguru sambil memperkenalkan mereka kepada (name).

"Oh, jadi ini, orang yang buat suguru galau waktu itu hahaha. Halo (name)." Kata satoru sambil mendekatkan dirinya ke arah depan wajah (name) sambil tersenyum.

"Satoru, jangan seperti itu. (Name) jadi kaget dan gak nyaman kan." Kata suguru tersenyum sambil menarik bahu satoru agar dia menegakkan tubuhnya.

"Gak tuh, biasa aja. Oh ya, kenalin, ini maki teman sekaligus tetangga gue. Dan ini nobara, adik kelas gue dan maki." Kata (name) menjelaskan.

Semua orang yang ada di situ malah dibuat kaget dengan jawaban (name) yang seperti itu, termasuk maki dan nobara. Karena dia tidak menyangka kalo (name) akan berbicara seperti itu terhadap kakaknya. Menurut mereka, mungkin mereka belum terlalu akrab.

Seketika itu, mereka semua melihat ke arah suguru yang sedang menatap (name) yang menampilkan wajah yang murung seperti sedih dengan jawaban yang di berikan oleh (name). Yang di tatap malah sedang melihat ke arah orang-orang yang keluar masuk ruangan resepsi tersebut. Maki dan nobara akhirnya saling berkontak mata memberikan kode satu sama lain. Sepertinya memang mereka harus membicarakan hal ini ke (name).

"Aah, begitu. Maaf ya, (name). Kalo gitu, kakak sama teman-teman kakak ke sana ya. Kamu sama temen-temen kamu lanjut aja. Silakan kalian lanjut lagi ngobrolnya. Kami permisi dulu." Kata geto suguru sopan dengan tersenyum.

"Ah, iya kak geto. Sampai bertemu lagi." Kata nobara sopan.

(Name) tidak memberikan jawaban apa-apa atas perkataan suguru. Karena menurutnya, nobara sudah mewakilinya. Setelah itu, geto suguru dan teman-temannya pamit dan meninggalkan mereka bertiga.

"(Name), lu parah amat dah. Dia nanya baik-baik juga tapi lu jawabnya gitu. Kasian tau kakak lu. Malah gue tadi ngeliat wajahnya kayak sedih gitu." Kata maki heran.

"Iya nih, kak (name). Parah lu. Ganteng gitu lu jutekkin." Kata nobara menambahkan.

"Perasaan biasa aja dah gue jawabnya. Kan emang gitu yang gue rasain. Dia kan bilang kalo gue kaget dan gak nyaman dengan kelakuan temennya itu. Nah gue bilang aja kagak, karena emang gak kaget dan biasa aja. Jadi dimana letak kesalahan guenya coba." Kata (name) acuh tak acuh.

"Iya sih. Tapi bisa kan baik-baik jawabnya. Gak mesti jutek gitu. Ya udah deh, males gue berdebat ama lu kalo udah kayak gini. Jadi, kapan lu pindah rumahnya?" Tanya maki.

"Kayaknya besok gue udah tidur di sana deh. Karena hari ini kan kita berempat tidur di hotel. Jadi besok bareng gitu balik ke rumahnya. Barang-barang gue udah gue pindahin juga tapi emang gak semua. Karena emang ngapain juga bawa banyak barang, toh gue juga bakal sering balik ke rumah lama." Kata (name) menjelaskan.

"Oh gitu. Oke deh. Moga elu berbahagia ya (name) sama keluarga baru lu. Gue liat, ibu lu bahagia." Kata maki.

"Elah, gak usah bahas itu bisa? Sejuta umat hari ini selalu bilang itu. Dan gue dengernya malah makin males. Kan, kalian juga tau perasaan gue gimana. Harusnya dari sekian banyaknya orang, kalian gak harus ngomong kayak gitu ke gue. Gimana sih." Kata (name) kesal.

"Iya iya, kak (name). Maksud kak maki kan baik. Ya udah mending kita bahas yang lain deh ya selain keluarga lu kak. Supaya lu agak terhibur juga." Kata nobara.

"Iya, maaf (name) hahaha. Gue cuman kepo aja ama respon lu, karena gue tau lu bakalan kesel. Eh iya, gue baru dapet info kalo ada cafe yang baru buka. Nah, mau ke sana gak kita? Tapi kalo bisa satu mobil ajalah perginya. Biar gak ribet." Ajak maki.

"Hooo ya udah pas hari kampus aja kita ke sana. Takutnya pas weekend, macet sama penuh lagi. Gimana?" Kata (name).

"Okelah. Gue setuju banget. Gimana kalo rabu minggu depan? Kali ini yang termuda deh yang jadi supir." Kata nobara.

"Oke tuh boleh juga. Nah, gitu dong. Yang muda harus mau di babuin. Jangan yang tua terus lu babuin." Kata (name).

"Iya iya, ehehe." Kata nobara malu.

Setelah itu, mereka melanjutkan perbincangan sampai acara resepsi itu selesai.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA~

In The CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang