Bab 21

137 20 2
                                    

SELAMAT MEMBACA~


Setelah sampai di kamarnya, (name) bergegas mandi kembali karena badannya sudah penuh keringat. Tak lama, dia sudah selesai mandi dan bersiap untuk ke mal yang berada di dekat dengan tempat menginapnya untuk membeli beberapa kebutuhan untuknya yang ternyata ia lupa membawanya dari rumah. Saat membuka pintu, ternyata ada geto suguru di depan kamarnya.

"Eh kaget." Kata (name) yang terkejut.

"Kamu mau kemana, (name)?" Tanya geto suguru.

"Gue mau ke mal sebentar. Mau beli sesuatu. Lupa bawa soalnya." Kata (name).

"Ya udah aku anterin. Kamu kan gak tau daerah sini." Kata geto suguru.

"Eh, gak usah. Gue sendiri aja, takut lama. Lagian ntar lagi juga makan siang. Deket juga kok tempatnya." Kata (name).

"Gak apa-apa, (name). Sekalian aku mau ngomong juga sama kamu." Kata geto suguru.

"Oh gitu. Ya udah terserah aja. Tapi kalo nanti gue lama, maaf ya." Kata (name).

"Iya, (name)." Kata geto suguru tersenyum.

Lalu mereka berdua berjalan keluar menuju mobil. Saat sampai di luar, geto suguru meminta kunci mobil kepada supirnya. Supirnya mengatakan bahwa akan mengantar mereka tetapi ditolak oleh geto suguru. Akhirnya mereka berdua saja yang pergi.

"Tadi bilang mau ngomong, ada apa emangnya?" Tanya (name).

"Aku mau tanya tentang kejadian tadi." Kata geto suguru sambil menyetir.

"Oooh tadi itu gue pergi mau neduh di pohon karena panas banget, terus mereka datengin gue dan maksa buat ikut mereka sambil narik gue. Ya gue gak mau, langsung aja deh gue hajar mereka." Kata (name) menjelaskan.

Geto suguru yang mendengarkan cerita (name) mengeratkan kedua tangannya di setir mobil. Dia marah karena mereka berani berbuat kasar kepada (name). Setelah ini, mungkin geto suguru akan menyuruh bawahannya untuk memberikan ketiga orang itu sedikit pelajaran.

"Tapi gue gak apa-apa. Udah biasa kok." Kata (name).

"Udah biasa? Kamu sering berantem gitu? Emang kamu gak pernah luka apa?" Tanya geto suguru.

"Iya udah biasa. Luka? Ya seringlah. Tapi gak pernah yang serius gitu. Kalo berantemnya kayak tadi, paling yang sakit tangan aja." Kata (name).

"Jadi sekarang tangan kamu sakit?" Tanya geto suguru khawatir.

"Gak begitu sakit. Paling pake salep juga udah membaik. Tenang aja." Kata (name).

"Gimana aku bisa tenang kalo kamu sakit? Nanti kita bakalan mampir ke apotik." Kata geto suguru tegas.

"Iya iya." Kata (name) malas.

"Katanya kamu bisa bela diri? Dari kapan?" Tanya geto suguru kembali.

"Iya bisa. Dari kecil umur 7 atau 8 tahun kayaknya deh, lupa soalnya. Ikut karate bareng maki dari dulu. Terus kalo sekarang ini nambah ikut muay thai. Kalo maki sih katanya cukup ikut karate aja." Kata (name).

"Oooh gitu ya. (Name), kamu bisa janji sama aku?" Tanya geto suguru.

"Janji apa?" Tanya (name).

"Aku gak akan larang kamu buat berantem, karena itu bagus buat pertahanan diri kamu. Cuman kalo bisa jangan terluka ya, luka serius maksudnya. Tapi kalo bisa, luka kecil juga jangan. Jangan juga terlalu sering berantem. Kalo bisa, selalu hindari masalah. Kalo ada apa-apa, tolong banget, kamu langsung kabarin aku duluan ya? Aku akan berusaha langsung datang secepatnya." Kata geto suguru.

In The CageWhere stories live. Discover now