Bab 28

78 10 0
                                    

SELAMAT MEMBACA~



Waktu berlalu, mereka berdua sibuk akan urusan masing-masing. (Name) sibuk akan tugas akhirnya dan kegiatan di kampusnya seperti dia masih menjadi asisten dosen walaupun dia sudah semester akhir.

Dosen tersebut meminta tolong padanya karena harus pergi studi banding selama beberapa minggu. Selain itu, dia sering dimintai saran oleh juniornya mengenai acara kampus.

Sedangkan suguru sibuk mengikuti ayahnya untuk bekerja dan juga melukis. Ayahnya sudah menyuruh suguru untuk lebih aktif di perusahaannya seperti mengikuti rapat, bertemu klien, memberikan pendapat, dll. Suguru tidak keberatan sama sekali soal itu.

Dia juga masih melukis karena memang satu hal itu yang sudah menjadi kebiasaannya. Selain itu, memang ada beberapa pesanan dan juga ada beberapa lukisan yang memang mau dia buat.

Karena kesibukan (name) dan suguru, mereka tidak ada waktu untuk berdua. Mereka hanya bertemu saat sarapan dan juga saat malam karena mereka tidur bersama dimana diisi dengan obrolan singkat mengenai kegiatan mereka lalu tidur.

Tetapi hari ini berbeda, suguru pulang setelah makan siang karena merasa tidak enak badan. Dia pulang diantar oleh supir ayahnya. Setelah sampai, dia masuk ke dalam kamarnya dan mencoba untuk tidur tetapi dia tidak bisa tidur.

"Gue capek banget kayak mau mati rasanya. Papa bilang kayaknya gue demam tapi kok rasanya sakit banget ya? Jangan-jangan, gue punya penyakit. Sepertinya gue bakalan mati. 29 tahun. Gue pikir, itu umur yang singkat tapi gak terlalu buruk juga karena gue selalu berusaha dan mendapatkan apa yang gue mau. Bentar. Yang gue mau? Sesuatu yang gue mau banget? Kayaknya, selama gue hidup, gak pernah tuh gue menginginkan sesuatu, karena gue udah dapetin semua. Tapi apa ya, kok ada sesuatu yang penting banget yang belum gue dapetin sampe sekarang?" Batin suguru.

"(NAME)!" Batin suguru setelah diam beberapa menit dan mengingat (name).

"Gila lo, suguru! Bisa-bisanya lo lupain dia, orang yang sangat berharga buat lo! Gak, gue gak boleh mati sekarang. Tapi kalo misalnya gue matinya cepet, gue berharap punya sedikit waktu buat lebih berjuang dapetin dia. Gue gak akan nyerah gitu aja walaupun susah. Gue pengen ngabisin hidup gue bareng dia lebih lama. Kalo gue mati sekarang tanpa ketemu sama dia..." Batin suguru kembali.

"Ugh, enggak mau.... (name)...." Erang suguru pelan sambil lengan tangannya menutupi kedua matanya.

"Kenapa?" Tanya (name) yang berdiri di sebelah tempat tidurnya.

"(NAME)?" Tanya suguru sedikit meninggikan suaranya dan segera bangun dari tidurnya.

"Apa sih teriak begitu? Bikin kaget tau gak!" Kata (name) agak kesal.

"Aku seneng kamu ke sini di saat-saat terakhir aku." Kata suguru yang kemudian memeluk (name).

"Saat-saat terakhir?" Tanya (name) bingung.

"Sebenarnya aku pikir mungkin ini bukan demam biasa tapi penyakit serius. Aku mungkin bakal mati cepet." Kata suguru.

"Wah, halu nih anak." Kata (name).

"Sebelum aku mati, aku pengen banget ngeliat kamu. Karena itu, aku seneng banget ngeliat kamu di saat terakhir aku." Kata suguru.

"Ya elah, makin ngadi-ngadi dia." Kata (name) malas.

"Tapi sebenarnya, aku kepengen sama kamu lebih lama lagi. Jalan-jalan, nonton, ice cream date, tidur bareng, pokoknya semua hal yang pernah dan belum pernah kita lakuin, aku pengen kita lakuin itu berdua. Gak, aku gak mau pisah sama kamu. Aku pengen sama kamu selamanya. Di umur kamu yang ke 30, 40 dan seterusnya bahkan saat kita jadi kakek dan nenek, aku mau selalu bersama kamu. Selama-lamanya." Kata suguru.

In The CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang