Bab 1

1K 78 0
                                    

Selamat membaca ~


Perkenalkan, namaku nozaki (name). Umurku 24 tahun dan aku mahasiswi jurusan mipa di salah satu universitas ternama disini yaitu JK University. Masuk ke kampus ini butuh perjuangan kata orang-orang, tapi tidak bagiku HAHAHA karena aku ekhem pintar.

Aku mempunyai sahabat yang bernama zen'in maki dan kugisaki nobara. Aku akan menceritakan sedikit tentang mereka. Kami berteman sedari kecil dan kami selalu sekolah di sekolah yang sama. Jadi yah mungkin kita memang di takdirkan untuk menjadi sahabat sampai mati.

Ah, kalau kalian bertanya mengenai umur mereka berdua, aku dan maki seumuran sedangkan nobara setahun lebih muda. Kenapa aku dan maki mau berteman dengan nobara? Tak tahu, awalnya aku dan maki dulu sedang duduk sambil makan es krim di depan minimarket sehabis pulang sekolah, dan tiba-tiba saja nobara mendekati kami berdua dengan mengatakan keinginannya untuk berteman dengan kami berdua karena dia ingin punya teman kakak kelas supaya keren dan dapat di pamerkan dengan teman-teman sekelasnya, jadi yah kita terima saja.

Walaupun kami bersahabat, nobara selalu memanggil kami dengan sebutan 'kak', karena menurutnya "yah, walaupun kita berteman, kan tetap saja kalian berdua lahir 1 tahun lebih cepat dari gue, jadi yah biar keliatan sopan aja." Begitu katanya, walaupun aku dan maki tidak mempermasalahkan itu. Seiring berjalannya waktu kami dekat, dan bersahabatlah sampai sekarang.

Kalau aku dan maki? Kami tetangga beberapa rumah saja dan orang tua kami juga berteman dari jaman mereka kuliah, jadi yah seperti itu.

Aku hidup hanya berdua dengan ibuku. Ayahku sudah meninggal dunia sepuluh tahun yang lalu karena penyakit. Sebelum ayahku meninggal, beliau mempunyai usaha toko roti dan restoran. Kedua usahanya bisa di katakan sukses, jadi yah kami hidup dari kedua usaha yang ditinggalkan olehnya.

Setelahnya, ibu melanjutkan pekerjaan tersebut sampai sekarang. Aku tidak pernah kekurangan kasih sayang ibu. Beliau selalu menjadikanku prioritasnya dibandingkan dengan pekerjaannya. Karena sepeninggal ayah, kami berdua benar-benar terpuruk. Butuh waktu untuk bisa menerimanya. Mungkin sampai sekarang belum bisa, tapi kami harus melanjutkan hidup dan harus merelakannya sedikit demi sedikit.

Sepuluh tahun aku habiskan hanya dengan ibu.

Berdua.

Sampai suatu hari, ibu meminta izin kepadaku untuk menikah kembali.



Terima kasih sudah membaca ~

In The CageМесто, где живут истории. Откройте их для себя