Bab 12

224 36 0
                                    

SELAMAT MEMBACA~



Hari ini, geto suguru akan pergi menemui omanya karena omanya bilang kalau dia mau memberikan oleh-oleh dari luar negeri dan rindu ingin bertemu katanya. Dua minggu yang lalu setelah acara resepsi, omanya pergi keliling eropa bersama teman-teman sebayanya.

Sesampainya di rumah omanya, dia di sambut dengan pelukan hangat dari omanya di depan pintu masuk sambil menanyakan keadaan omanya. Setelah itu, omanya mengajak geto suguru duduk untuk makan siang bersama.

"Ngomong-ngomong, oma bawa oleh-oleh apa aja?" Tanya geto suguru sambil makan.

"Oma bawa lumayan banyak nih. Ada cokelat terus cookies, yah pokoknya makanan ringan, sama titipan makanan papa kamu juga. Oma beliin agak banyak nih buat (name). Soalnya kata kamu waktu itu dia suka yang manis kan. Cuman yang dia suka rata-rata yang harus cepet dimakan kan. Jadi oma sedih, masa oma gak beli apa-apa buat (name), jadi oma beliin aja deh cokelat sama cookies yang banyak buat dia. Nanti kamu kasih ya ke dia. Tapi, dia bakalan suka gak ya oleh-oleh dari oma?" Tanya oma bingung.

"Dia pasti terima kok, oma. Nanti aku jelasin ke dia." Kata geto suguru.

"Oke deh, suguru. Oh iya, gimana hubungan kalian berempat di rumah?" Tanya oma.

"Kita udah mulai akrab kok oma. Oma gak usah khawatir. Nanti juga bakal lebih dekat lagi." Kata geto suguru.

"Kalau kamu sama adik kamu?" Tanya oma.

"Aku sama (name) juga baik-baik aja." Kata geto suguru.

"Begitu. Suguru, oma mau tanya sesuatu yang penting, kamu janji bisa jawab oma dengan jujur?" Kata oma dengan serius.

"Iya oma. Suguru bakalan jawab jujur. Janji." Kata geto suguru.

"Oke kalau begitu langsung aja. Kamu suka sama (name) ya?" Tanya oma dengan tegas.

Yang di tanya hanya bisa terbatuk, lalu dia minum untuk meredakan batuknya. Diam sesaat sampai akhirnya dia menjawab pertanyaan tersebut.

"Ehehe ketahuan ya, oma?" Tanya geto suguru senyum sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.

"Sudah oma duga. Oma perhatiin dari jauh, dari tatapan kamu ke dia itu beda. Kayak pas acara kemarin contohnya. Oma sempet ngeliat tingkah laku kamu ke (name), raut wajah kamu, curi-curi pandangnya kamu ke dia. Apalagi pas dia keluar dari kamar hotelnya sebelum kita pergi pemberkatan. Muka kamu merah banget, salting gitu. Kayak baru pertama kali liat perempuan cantik. Padahal kamu nongkrong setiap malam di bar sering liat yang cantik-cantik." Kata oma terkekeh.

"Wah, oma serem banget. Aku jadi takut deh sama oma, ehehe." Kata geto suguru.

"Ya ampun anak ini. Oma lagi serius juga. Terus gimana, perasaan kamu yang sebenarnya, suguru?" Tanya oma.

"Hmmm... yah, jujur aku bingung, oma. Kemarin temen-temen aku juga nanya gitu. Mungkin aku udah suka dia dari pas pertama ketemu dia. Atau kemungkinan lain emang aku udah jatuh cinta sama dia. Aku juga gak tau, oma. Aku gak ngerti sama perasaan aku sendiri. Aku tau, dia itu adik aku sekarang. Tapi ya gimana. Oma pasti marah dan kecewa sama aku, kan?" Tanya geto suguru sedih.

"Enggak kok. Oma cuman mau tau aja, apakah insting oma benar atau gak. Tapi kayaknya (name) gak sadar sama perasaan kamu. Jadi, kamu gimana?" Tanya oma.

"Ya, gak gimana-gimana. Biar mengalir aja. Aku juga gak terlalu berharap." Kata geto suguru santai.

"Bener kamu gak mengharapkan apa-apa?" Tanya oma penuh selidik.

"Enggak juga sih oma. Tapi aku bakalan berusaha sekuat tenaga untuk lupain perasaan aku ke dia oma." Kata geto suguru.

"Suguru, dengerin oma. Oma akan mendukung apapun keputusan kamu. Mau kamu berhenti ataupun kamu jalan terus. Walaupun oma tau itu salah, tapi oma gak peduli. Ketika oma ngeliat keadaan kamu setelah mama kamu meninggal, oma sudah memutuskan bahwa oma akan buat kamu bahagia bagaimanapun caranya. Oma takut, kamu terpuruk suguru. Apapun yang menjadi keputusan kamu, oma akan selalu berada di pihak kamu, suguru." Kata oma tulus.

In The CageOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz