Bab 13

208 36 0
                                    

SELAMAT MEMBACA~


Esok harinya, (name) diantar oleh supir ibunya untuk ke kampus. Sebenarnya, (name) bisa saja memesan taksi, tetapi ibunya memaksa dan akhirnya ia mengalah saja.

Sesampainya di depan kampus, (name) berpesan pada supir ibunya bahwa dia tidak usah di jemput nanti. Supirnya mengerti, lalu kembali ke tempat ibu (name) berada. Karena hari ini hanya satu mata kuliah saja, (name) pulang cepat dan rencananya dia akan tidur setelah sampai di rumah.

Setelah kuliahnya selesai, ia bergegas menuju halte bis dekat kampusnya untuk pulang ke rumah. Ia tidak berkumpul dengan maki dan nobara, karena kedua orang itu libur atau tidak ada mata kuliah pada hari ini. Saat berjalan menuju halte bis, tiba-tiba ada yang membunyikan klakson mobil. (Name) berhenti dan melihat ke sampingnya, ternyata itu geto suguru.

"(Name), kamu mau kemana?" Tanya geto suguru dari dalam mobil dengan jendela yang dia buka.

"Mau pulang. Lu ngapain disini?" Tanya (name) heran.

"Kakak mau jemput kamu. Tadi mama yang minta tolong ke kakak buat jemput kamu. Karena mama khawatir kalo kamu pulang sendiri. Soalnya tadi kamu juga bilang ke supir buat gak usah jemput." Kata geto suguru.

"Ish, si ibu. Malah nambah ngerepotin orang." Gumam (name) kecil dengan nada kesal.

"Gak ngerepotin kok, (name). Malah kakak seneng kalo kamu ngerepotin kakak ehehe. Ya udah, ayo kamu masuk ke mobil." Kata geto suguru sambil tersenyum yang ternyata mendengar omongan kecil (name).

"Oh iya kak." Kata (name) sambil berjalan masuk ke dalam mobil geto suguru.

"Kamu udah makan, (name)?" Tanya geto suguru sembari melajukan mobilnya.

"Belum." Kata (name) singkat.

"Ya udah, kita mampir dulu di restoran ya. Kita makan siang bareng. Kalo nunggu sampe rumah, takutnya kelamaan. Gimana?" Tanya geto suguru.

"Ya udah deh." Kata (name).

Sesampainya di depan restoran, geto suguru menyuruh (name) turun duluan untuk mencari tempat duduk. Dikarenakan takut ramai pengunjung karena waktu jam makan siang, sembari geto suguru memarkirkan mobilnya.

(Name) masuk ke dalam restoran yang ternyata sudah lumayan ramai. Akhirnya (name) mengambil tempat duduk di dekat jendela besar dan berada di sudut. Sembari menunggu, (name) melihat-lihat menu dan memikirkan apa yang akan dia makan.

Setelah geto suguru memarkirkan mobilnya, ia bergegas menuju restoran. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia melihat ke arah jendela besar restoran yang berada di sampingnya. Ia melihat (name) lalu menghampirinya.

(Name) membaca menu di meja sambil bertopang dagu dengan sebelah tangan. Pandangannya memang ke buku menu tersebut, tetapi perhatiaannya tidak tercurah ke sana. Sepertinya, ia sedang melamun. Karena ia tidak menyadari bahwa geto suguru ada di sampingnya, memperhatikannya, yang dimana hanya dipisahkan dengan jendela besar. Geto suguru dapat melihat dengan jelas anting di telinga (name) karena pada saat itu, rambutnya sedang di sampirkan ke belakang telinganya.

Seketika itu, geto suguru seperti terhipnotis. Waktu seakan berhenti. Dia terpesona dengan pemandangan di depannya sambil tersenyum. Dia ingin tahu apa yang sedang di pikirkan oleh (name). Tanpa sadar, dia mengambil hp di sakunya dan memotret (name) yang sedang melamun. Geto suguru tidak mengetahui seberapa lama ia berdiri sambil memandangi (name). Ia baru tersadar, ketika (name) bergerak seakan dia juga tersadar dari lamunannya. Kemudian, geto suguru melangkah dan memasuki restoran tersebut.

"Maaf lama nungguinnya ya. Kamu udah tau mau pesan apa?" Tanya geto suguru sambil duduk di depan (name).

"Eh, enggak lama kok. Kayaknya gue pesen katsudon aja deh sama ocha dingin. Kalo lu apa?" Tanya (name).

"Oke. Kalo gitu kakak kare aja sama ocha dingin juga." Kata geto suguru.

Lalu, geto suguru memanggil pelayannya, kemudian memberi tahukan pesanan mereka. Setelah itu, mereka menunggu pesanan mereka. Sambil menunggu, mereka mengobrol ringan.

"(Name), kalo misalnya kakak ajak kamu liburan gimana?" Tanya geto suguru.

"Hah? Liburan? Berdua aja? Ngapain?" Tanya (name) heran.

"Ah, enggak berdua. Bareng temen-temen kita. Temen kakak sama temen kamu. Sekalian mengakrabkan diri juga. Kamu ke temen kakak dan kakak ke temen kamu." Kata geto suguru.

"Apa gak bakalan aneh gitu? Kan istilahnya mereka baru pada ketemu sekali doang pas waktu acara kemaren. Yah, kecuali si maki sama dua kakak sepupunya itu." Kata (name).

"Nah, sebenarnya karena alasan itu juga. Ternyata dunia pertemanan kita saling berhubungan deket gitu. Nah, kenapa gak sekalian aja kita jadi berteman. Temen kakak jadi temen kamu begitu juga sebaliknya. Yah gak mesti deket-deket amat, yang penting itulah." Kata geto suguru.

"Yah, gue sih terserah ya. Gak tau ya kalo si maki sama nobara. Soalnya mesti di tanya juga orangnya. Emang lu udah nanya ke temen-temen lu? Terutama sama dua kakak sepupunya si maki. Ntar mereka tambah bosen lagi liat si maki mulu." Kata (name).

"Udah. Mereka sih oke-oke aja gak masalah. Itung-itung nambah temen katanya. Kalo soal toji sama naoya, mereka udah pasrah katanya hahaha." Kata geto suguru sambil tertawa.

"Gitu ya. Emang liburannya mau kapan dan kemana?" Tanya (name).

"Kalo masalah kapan dan kemananya nanti kakak kasih tau lebih lanjutnya ya. Yang penting, coba kamu tanya dulu ke temen kamu, mereka mau gak liburan bareng kakak dan temen kakak. Kalo soal nginep dimana dan lain-lainnya, gak usah khawatir, kakak yang tanggung semuanya. Kalian tinggal bawa diri aja. Gimana?" Tanya geto suguru.

"Oke deh. Nanti gue tanya ke mereka." Kata (name).

Tak lama setelahnya, makanan mereka datang. Dan setelah itu, mereka makan sambil membicarakan hal lainnya. Setelah makan siang, mereka pulang ke rumah. Sesampainya di depan rumah, (name) langsung masuk. Sedangkan geto suguru pergi lagi ke studionya untuk mengerjakan lukisannya.

Sesampainya (name) di kamarnya, tiba-tiba ia di hubungi oleh nobara.

"Kenapa?" Tanya (name).

"Ya ampun, segitu magernya kah elu ngangkat telepon gue kak?" Tanya nobara.

"Gak usah basa basi. Langsung ajalah." Kata (name).

"Ya udah. Malam ini mau ke club gak? Bareng kak maki juga. Itung-itung kita kan baru selese ujian juga. Gimana?" Tanya nobara semangat.

"Mager ah, mending gue tidur. Lagian mobil gue di bengkel. Gak ada yang anter gue juga ke sana. Males juga naik taksi." Kata (name) malas.

"Ah elah males mulu lu. Gak mau tau lu harus ikut. Kalo masalah mobil, ntar lu gue jemput sama kak maki. Kebetulan gue bawa supir. Takut kebablasan minum banyak juga gue nantinya. Jam 8 gue jemput." Kata nobara.

"Lagian ya, ngapain gue ikut sih. Toh, gue kan gak minum alkohol juga. Lu pun tau itu. Ntar yang ada gue cuman duduk doang merhatiin elu. Jatohnya gue ama maki kayak penjaga lu doang di sana." Kata (name).

"Pokoknya gue gak mah tau. Lu ikut dan jam 8 gue jemput. Oke? Bye." Kata nobara yang langsung menutup teleponnya.

"Dasar maksa." Kata (name) sambil membaringkan dirinya di kasur kemudian tidur sebentar, karena waktu janjiannya masih cukup lama.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA~

In The CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang