TFC - 40

43 7 1
                                    

Setelah mengebut mengerjakan bagian akhir dari skripsinya, walaupun sedikit stres. Namun kini Alyssa dkk sudah di kampus untuk melaksanakan sidang skripsi.

Alyssa, Dara, Dion, Yesa dan Hendry kini sedang menunggu bagian mereka.

Wajah gugup serta tegang begitu kentara di wajah mereka.

Walaupun beberapa ada drama tentang Yesa yang tiba-tiba kecelakaan hingga menyebabkan kakinya tidak bisa digerakkan semala 2 hari, namun untungnya tekad mereka untuk lulus bareng-bareng itu tidak membuat Yesa bermalas-malasan. Cowok itu tetap mengerjakan skripsinya.

"Ih gue kok tiba-tiba mules anjir."ucap Dion

"Sama coy."ucap Hendry

"Pede aja, sama banyakin berdoa."ucap Yesa

Setelah melewatkan beberapa jam, akhirnya mereka bisa bernafas lega. Wajah bahagia terpantri dari mereka. Bahkan Alyssa dan Dara kini sudah menangis saling berpelukan.

"Eh Le idung Lo "ucap Dara begitu melihat darah mengalir dari hidung Alyssa.

Dara langsung mengeluarkan tisu di dalam tasnya dan memberikannya kepada Alyssa.

Alyssa mendongkak dan menyumpal hidungnya dengan tisu.

"Untung keluarnya pas selesai."ucap Hendry

"Wkwk saking gugupnya ya Le?"tanya Dion sambil tertawa.

"Masih untung ga pingsan juga haha."ucap Yesa

"Sialan kalian."

"Eh ayo keluar, takutnya para keluarga udah pada dateng."ajak Dara

"Yuk lah."

Alyssa berjalan masih dengan tisu yang ada di hidungnya. Mereka menghampiri keluarga masing-masing, Dara yang kembali menangis dipeluknya mamanya. Yesa dan Hendry juga mendapatkan pelukan bangga dari keduanya orangtuanya. Begitupun dengan Dion, sang bunda terus-menerus mengucapkan syukur.

"Yaampun anak mama kenapa?"tanya Sarah begitu melihat tisu di hidung anaknya.

"Mimisan ma hehe."

"Saking gugupnya ya kak?"tanya sang papa kali ini

"Haha iya pah."

"Hebat banget anak mama, makasih ya kak udah kuat dan ga gampang nyerah."mendengar ucapan mamanya Alyssa langsung memeluk dan menangis.

"Makasih juga buat mama udah sabar ngadepin aku akhir-akhir ini, kakak dengan segala moodnya."

Alyssa mengambil tisu yang ada di hidungnya, merasa kini darahnya sudah tidak keluar.

Kavi mengelus kepala Alyssa "selamat ya sayang."

Alyssa memeluk papanya dan kembali menangis.

"Udahan nangisnya, malu diliatin Megan itu."ucap Kavi

Alyssa melepaskan pelukannya dan menatap Megan yang kini sedang menatapnya.

Setelah memberi selamat kepada adiknya, Megan menghampiri Alyssa.

"Selamat ya! Lulus kan"tanya Megan lalu memberikan bunga.

Bukannya menerima, Alyssa malah menerjang Megan dengan pelukan.

"Lulus dong huhu."

Megan terkekeh dan mengelus kepala Alyssa "hebat banget."

"Makasih."

"Udah kali pelukannya."ucap Dion menghampiri mereka berdua.

"Sirik aja."

"Sorry ye, gue juga bisa."ucap Dion tak mau kalah dia juga merengkuh tubuh Naura dari samping.

"Udah, sekarang kita makan-makan. Om kan udah janji mau traktir kalian dulu."ucap Tama

Alyssa melepaskan pelukannya dari Megan. Mengusap matanya dengan tisu.

"Selamat juga buat kalian."ucap Megan kepada Yesa, Hendry dan Dara.

"Makasih bang."ucap Dara

"Yoi bang thankyou."ucap Hendry

"Thanks bang."ucap Yesa

"Ale doang nih yang dikasih bunga?"tanya Dion

"Lo mau juga?"tanya Megan

"Ga suka bunga sih gue. Kecuali bunga bank."

"Bunga bangkai nih ada."ucap Hendry

"Itu mah buat Lo aja."

"Gimana tadi?"tanya Megan menatap mereka satu-persatu.

"Lancar bang, walaupun tadi agak mules dikit."

"Haha emang gitu, dulu juga gue gitu kok."

"Lancar bang, walaupun cewek Lo mimisan tadi."

"Wkwk untung udah selesai ya anjir."

Megan menatap Alyssa "iyakah?"

"Saking gugupnya kayanya hehe."

Megan menangkup wajah Alyssa dan mendongkakkan kepalanya ke atas, memastikan darahnya tidak ada yang keluar lagi.

"Ih udah engga sekarang mah."ucap Alyssa

"Ayo cepetan."ucap Kavi memanggil mereka

Menempuh perjalanan sekitar 15 menit, mereka sampai di restoran yang sebelumnya sudah di request Dion.

Siang itu mereka habiskan dengan saling bercerita keluh kesah selama melakukan mengerjakan skripsi sampai sidang tadi. Obrolan itu di mendominasi oleh Dion, Yesa, dan Hendry.

Hanya keluarga Dion dan Alyssa saja yang ikut makan, untuk keluarga Yesa, Hendry dan Dara tidak bisa ikut. Ada keperluan dan kepentingan lain katanya.

"Oh iya kapan kalian wisudanya?"tanya Tama

"Minggu depan paling cepet sih om."ucap Yesa

"Kalau ngaret ya, minggu depannya lagi."lanjutnya

"Oh gitu ya."

"Iya om."

Obrolan pun terus mengalir hingga kini waktu sudah sore, membuat mereka pulang kerumahnya masing-masing.

The Final Chapter - Kim Mingyu [✓]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum