TFC -42

68 5 1
                                    

"kenapa?"tanya Megan begitu mereka sudah tiba dia apartemen.

"Gapapa."ucap Alyssa yang kini sibuk dengan es krimnya.

"Bohong. Coba cerita sama Abang."

"Orang aku gapapa. Udah deh diem, berisik."

Megan diam dan dengan masih menatap Alyssa, menebak-nebak apakah dirinya sudah berbuat salah. Menggeleng kepalanya, ah tapi tadi baik-baik aja kok, pikir Megan.

"Aku mau pulang sekarang aja."ucap Alyssa setelah selesai makan es krim.

"Katanya abis magrib, sekarang masih jam lima."

"Mau mandi trus rebahan."

"Disini aja, kamu bisa pake baju Abang."

"Engga, mau pulang."

Megan menghela nafasnya "yaudah."

Megan mengantarkan Alyssa pulang,dan selama perjalanan itu pun dia masih diam.

Setelah sampai rumah Alyssa, Megan mengunci pintu mobilnya. Tak membiarkan Alyssa keluar.

"Apasih, buka."

"Kamu kenapa? Abang ada salah ya?"

"Gaada, lagi sebel aja."

"Inget ga kata Abang dulu? Kalau ada apa-apa kamu bisa bilang ke Abang."

"Coba madep sini dulu."ucap Megan

Alyssa yang awalnya duduk membelakangi Megan langsung menghadap cowok itu.

Di genggamnya tangan Alyssa "kenapa?"tanya Megan lagi.

"Gasuka liat cewek tadi."

"Gabby?"

"Gatau."

"Dia temen abang dulu waktu masih dirumah lama."

"Gamau tau juga."

"Tapi nanti kamu marah dan diemin Abang kalau ga dikasih tau, kaya sekarang."

"Jangan marah ya? Besok kan Abang mau ke rumah sama bunda, ayah. Masa nanti kamunya masih marah."

Megan mengelus punggung tangan Alyssa dengan jempolnya.

"Dia kayanya suka sama Abang."

"Kan yang penting Abang sukanya sama kamu."

"Tapi ada tuh cowok yang berubah pas temen lamanya dateng trus jadi jutek sama pacarnya abis itu mutusin pacarnya."

Megan terkekeh pelan "kebanyakan baca novel nih."

"Tapi bisa aja kan?"

Megan mengelus rambut Alyssa "kamu jangan kebanyakan overthinking ya?"

"Lagian kita ga mungkin ketemu lagi, setau Abang sih dia mau lanjutin pendidikannya ke luar negeri."

Tadi saat mereka mengobrol, Gabby mengatakan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di luar. Selain menjadi cita-citanya, dia juga harus ikut orangtuanya untuk pindah karna ada urusan bisnis yang mengharuskan orangtuanya pindah.

"Jadi gaada yang harus kamu takutin, dan semua pikiran negatif di kepala kamu ini harus kamu ilangin."ucap Megan dengan tangannya yang memberi gerakan seolah sedang mengusir sesuatu.

"Percaya kan sama Abang?"tanya Megan

Alyssa mengangguk "maafin aku udah overthinking ga jelas."

"Iya gapapa, tapi jangan keseringan ya? Ga baik."

"Jangan ngambek lagi, besok harus senyum. Abang gamau besok liat muka kamu masih sepet kaya tadi."

"Iya enggak. Kayanya ditambah mau mens deh aku, jadi ya gitu."

"Yaudah sana masuk, tuh mama kamu udah nungguin."

Alyssa memutar badannya dan melihat Sarah yang sedang berdiri di dekat gerbang, menatap ke arah mobil Megan.

"Yaudah, aku masuk dulu."

"Abang hati-hati ya bawa mobilnya."

"Bilangin mama kamu, maaf gabisa mampir ya."

"Iyaa."

Setelah keluar dari mobil, Megan melajukan mobilnya dan membunyikan klakson tanda dia akan pergi.

"Lama banget kak."ucap Sarah

"Hehe biasa ma, abis ngobrol bentar."

"Kenapa ga disuruh mampir dulu Megannya."

"Gabisa, lagi sibuk. Titip salam aja buat mama katanya."

"Oh iya besok mama sama papa jangan kemana-mana."

"Kenapa emang?"

"Liat besok aja."

"Yaudah, masuk dulu ayo. Mama udah siapin makanan enak buat anak mama."

"Wihh ayoo."

Ibu dan anak itu masuk kedalam rumah.

The Final Chapter - Kim Mingyu [✓]Where stories live. Discover now