TFC - 46

41 7 1
                                    

Lima hari lalu Alyssa sudah di izinkan untuk pulang. Dan sekarang keadaan Alyssa sudah membaik, bahkan gadis itu sekarang sudah berada di kantor papanya.

Seperti perkataannya waktu itu, Alyssa sudah bekerja di kantor milik papanya.
Walaupun begitu, tak ada perlakuan spesial yang ia dapatkan.

Dirinya meminta kepada sang papa untuk tidak membeda-bedakan dirinya dengan karyawan lain.

"Sa, tolong antarkan dokumen ini ke bapak ya, mbak mau nyiapin buat meeting dulu."ucap Namira salah satu senior disana.

"Iya mbak."

"Makasih ya Sa."

"Sip."

Alyssa mengetuk pintu, setelah mendapatkan izin baru lah dirinya masuk.

"Maaf pak, ini dokumen dari mbak Namira."

"Iya makasih, nanti siang kamu makan siang sama papa ya."ucap Kavi

"Tapi Ale ada janji sama bang Megan pah."

"Yasudah lain waktu aja."

"Apa Ale bilang bang Megan buat makan siang bareng?"tanya Alyssa

"Gapapa, besok aja makan siang bareng papanya. Hari ini kamu sama tunanganmu dulu, udah lama ga ketemu juga kan?"tanya Kavi

"Iya sih pa."

Semenjak Alyssa bekerja, memang dirinya dan Megan jarang bertemu. Kecuali Megan datang ke rumahnya.

"Kamu ini jangan sibuk mulu kak, kasian Megan. Apa papa perlu bicara sama ketua divisi kamu."

"Ih papa jangan lah, iya-iya ga lagi. Lagian kan aku baru beradaptasi."

"Inget loh, kamu masih punya cowok. Nanti Megan di gondol tante-tante aja nangis, marah."

"Ya Allah papa omongannya ih."ucap Alyssa sebal

"Masa omongannya jelek banget ke anaknya sih. Kalau kejadian gimana?"

"Haha becanda papa, lagian papa percaya Megan ga gila perempuan."

"Udah lah, aku keluar dulu. Sebel sama papa."

"Jangan sebel-sebel, gajimu papa potong nanti."

"Sok aja, nanti Ale aduin mama biar papa tidur sendiri."

"Walah jangan atuh."

"Lagian sok ngancem Ale sih."

"Yasudah sana keluar."

"Siap pak bos."

Kavi terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Dasar anaknya itu.

***

"Abang jemput aja, bentar lagi nyampe kantormu ini."

"Yaudah aku tunggu di lobby."

"Iya."

Tut

Alyssa berjalan ke lobby.

"Makan siang di luar Sa?"tanya seseorang

"Astaga." Alyssa mengusap dadanya, kaget.

"Mbak ih ngagetin aja."

"Haha maaf-maaf."

"Maksi di luar kamu?"tanya Namira

"Iya mbak bareng cowokku. Mbak juga?"

"Iya, mau maksi di kafe depan."

Alyssa mengangguk.

"Mbak duluan ya."pamit Namira

"Iya mbak."

Selama menunggu Megan datang, Alyssa memainkan ponselnya.

"Sayang."

"Lama ish, aku udah laper."omel Alyssa

"Iya maaf, sedikit macet tadi."

"Ayo."

Megan menggandeng tangan Alyssa, digenggamnya tangan mungil itu.

"Mau makan pasta."

"Boleh."

"Tapi gamau makan nasi."

Megan melirik "makan nasi dulu, dua suap juga gapapa."

"Nyobain punya Abang aja ya?"tanya Alyssa

"Yaudah."

Sesampainya di restoran, Megan langsung memesan dan mencari tempat duduk.

"Kok kantung matanya item banget, begadang terus ya?"tanya Megan sambil mengusap bawah mata Alyssa yang sedikit menghitam.

"Iya kemarin lagi sibuk-sibuknya."

"Pantesan, jadi panda begini."

"Abang ga marah kan?"tanya Alyssa

"Marah kenapa? Kamu ada buat salah?"

"Bukan itu, takutnya Abang marah soalnya akhir-akhir ini aku sibuk dan kita jadi jarang buat ketemu."jelas Alyssa, dirinya kepikiran ucapan papanya tadi.

"Ga marah, Abang ngerti kok. Cuma kadang kesepian aja ga ada yang ngerecokin."

"Maaf ya."

Megan mengelus punggung tangan Alyssa "gapapa sayang."

"Permisi mas, mbak."ucap seorang pelayan yang siap menyajikan makanan mereka.

"Selamat menikmati."

"Makasih mbak."

Megan mengambil satu sendok nasi dengan lauk pauknya dan menyuapkannya kepada Alyssa.

"Enak?"tanya Megan

Dengan mulut penuh, Alyssa mengagguk.

Tak lupa Megan juga menyuapkan ke mulutnya sendiri.

"A lagi."suapan kedua Alyssa dapatkan.

"Udah, nanti keburu kenyang makan pastanya."

"Yaudah, seenggaknya kamu udah makan nasi."

"Tapi abisin loh ya pastanya."lanjut Megan

"Iyaaa."

Alyssa mulai menghabiskan pastanya dan saat suapan terakhir ia memberikannya kepada Megan "kenyang."

"Tanggung itu sesuap lagi."ucap Megan

"Gamau, buat Abang aja. Ayo buka mulutnya." Megan menerima suapan itu, memang gadis kura-kura yang satu itu ada aja tingkahnya.

The Final Chapter - Kim Mingyu [✓]Where stories live. Discover now