TFC - 29

85 12 1
                                    

Setelah membayar belanjaan dan memasukkannya kedalam mobil. Megan dan Alyssa memutuskan untuk kembali ke apart.

"Mantan kamu ya?"tanya Alyssa

Megan yang tengah menyetir pun sedikit menoleh ke arah Alyssa.

"Iya."

"Pantesan."

"Dia masih sering hubungin kamu kah?"

"Masih, cuman ga aku tanggepin."

"Ya bagus, awas aja kalau kamu tanggepin. Aku gigit tangan kamu tanpa ampun."

"Cemburu ya?"

Alyssa melipat tangannya didada "mana ada! Cuma gasuka aja sama sikap dia tadi."

Tangan kiri Megan mengusap kepala Alyssa lalu menangkup pipi gadis itu.

"Cemburu mah bilang aja kali cil."

Bibir Alyssa mengerucut karna tangan Megan masih bertengger di pipinya.

"Lephas."

Megan tertawa lalu menjauhkan tangannya.

"Sakit ih."

"Abisnya lucu kalau lagi cemburu."

"Dibilang gaada yang cemburu."

"Iya-iya, ga cemburu."

Setelah memasuki basement apartemen dan parkir, Megan keluar dan membawa beberapa belanjaannya. Disusul Alyssa dibelakangnya.

Menaiki lift dan menuju unit apartemennya.

"Mau dimasakin sekarang?"

"Mau."

"Yaudah, tunggu disana."ucap Megan lalu menunjuk ke arah sofa, menyuruh Alyssa untuk duduk.

"Mau bantuin."

"Duduk aja."

"Abang ga percaya sama aku? Ga bakal aku recokin kok."

"Bukan begitu bocil. Yaudah, bantu kupasin bawang aja."

"Siap."

Alyssa melakukan tugas yang diberikan Megan. Diambilnya pisau lalu mulai memisahkan kulit bawang putih itu.

"Jangan nyampe luka."

"Iyaaa."

Sedangkan Megan mulai merebus air dan menyiapkan beberapa bumbunya.

"Udah selesai, trus apalagi?"

"Masukin pastanya."

Alyssa menepati ucapannya, tidak merecoki Megan. Kadang kalau dirumah, hobbynya adalah merecoki mamanya masak. Walaupun dia juga membantunya, namun namanya Alyssa mana mungkin tidak jail.

"Ih wangi banget."

Alyssa menghampiri Megan setelah pamit pergi ke kamar mandi tadi.

"Dimakan, keburu dingin." Megan memberikan sepiring spaghetti ke Alyssa.

"Bentar, foto dulu."

Alyssa mengambil ponsel dan memotretnya.

"Udah."

"Selamat makan Abang."

"Selamat makan Ale."

Alyssa mengambil satu suapan pertama "ih enak."

Megan tersenyum "suka?"

Alyssa mengangguk dan memberikan dua jempolnya "banget."

"Yaudah abisin."

Megan kadang terharu melihat respon Alyssa terhadap apa yang dilakukannya, bahkan hal-hal kecil seperti ini.

Dirinya merasa dihargai, walaupun kadang sikap Alyssa membuatnya geleng-geleng kepala.

Bukannya mau membandingkan, hanya saja saat dirinya masih berpacaran dengan Alice. Megan tak pernah mendapatkan apresiasi darinya.

Megan tersenyum melihat Alyssa yang tengah lahap makan.

Tangan Megan terulur mengusap kepala Alyssa "pelan-pelan aja makannya, ga bakal Abang rebut."

Selain mencubit pipinya, mengusap kepala Alyssa sepertinya sudah menjadi kewajiban bagi Megan.

"Hehe enak soalnya, makasih ya Abang."

"Iya, sama-sama ya cil. Ntar malem Abang masakin lagi ya."

"Siap chef."

Lagi-lagi Megan mengusap kepala Alyssa.

"Abis ini mau keluar atau apa gitu?"tanya Megan

"Di apart aja deh, lagi mager buat jalan."

"Kita nonton film aja gimana?"tanya Megan

"Boleh. Telpon Dion juga dong bang suruh kesini."

"Kamu aja yang telpon."

"Ih Abang aja, sekalian suruh dia mampir beli takoyaki yang jualan deket rumah bunda."

Megan langsung menghubungi Dion.

"Kesini Yon."

"Pas banget, baru mau gue telpon Lo bang."

"Tapi beliin dulu takoyaki yang deket rumah. Ntar uangnya Abang ganti."

"Lah tumbenan Lo."

"Ale yang mau."

"Dia ada di apart Lo?"

"Iya."

"Ah tapi males gue belinya, ntar pasti diajak ghibah dulu."

"Beliin, ntar ada ongkirnya."

"Si anjir, dikira gue tukang ojek kali ya. Yaudah deh."

"Oke."

Tut

"Mau kan dia?"tanya Alyssa

"Mau kok."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Final Chapter - Kim Mingyu [✓]Where stories live. Discover now