TFC - 34

53 9 1
                                    

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Setelah menyelesaikan kerjaannya, Megan langsung pergi ke rumah sakit

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Setelah menyelesaikan kerjaannya, Megan langsung pergi ke rumah sakit.

Setelah mengetahui ruang rawat gadisnya, Megan mengetuk pintu.

"Lah Yon masih disini?"tanya Megan begitu melihat Dion yang membuka pintu.

"Iya, Tante Sarah gue suruh istirahat dulu kasian."

"Ale."

Alyssa hanya menatap Megan tanpa membalas sapaannya.

Megan mendekat dan mengusap kepala Alyssa "gimana keadaannya sekarang?"

"Mendingan."

"Gue keluar dulu deh."ucap Dion

Memberi waktu abangnya untuk mengobrol dengan Alyssa.

"Abang kan sering ingetin buat ga skip makan."

"Iya."

"Abang tau kamu sibuk cuma ya inget diri kamu juga. Kalau udah ga kuat jangan dipaksa terus."

"Iya."

"Kamu beneran marah sama Abang?"

"Engga."

"Ale."

"Apasih orang ga marah."

"Kamu marah, Abang tau. Tapi marah kenapa?"

Alyssa diam dan memalingkan wajahnya, tak mau menatap Megan.

"Kamu bisa kasih tau Abang kalau ada yang ngeganjel. Abang ga sepeka itu buat tau."

Alyssa menatap Megan "kemarin beneran meeting?"

"Beneran sayang, mau aku telpon Joshua? Aku kemaren sama dia."

"Ga usah boong."

"Astaga beneran."

"Meeting tapi romantis gitu ya."

"Hah?"

Alyssa kembali membuang muka dan mendorong Megan agar sedikit menjauh.

"Sebenernya kenapa, Abang masih belum ngerti?"

"Tau ah."

"Ale."

"Gatau, pikir aja sendiri."

"Tinggal kasih tau."

Alyssa diam dan menghiraukan Megan.

"Ale."

"Masih gamau ngomong?"

"Alyssa."

"Berisik."

"Jangan kaya anak kecil gini, punya mulut kan?"

Alyssa menatap tajam Megan "terserah."

Megan mengacak rambutnya "Abang keluar dulu."

Setetes air mengalir dari matanya, entah kenapa perasaan Alyssa kini lebih sensitif.

"Mau kemana bang?"tanya Dion begitu melihat Megan keluar.

"Ke taman bentar, cari angin."

Dion diam, di lihat dar wajah abangnya sepertinya urusan pasangan kekasih itu belum juga kelar.

Dion masuk dan melihat Alyssa tengah sesegukan.

"Heh kenapa nangis Lo?"

Bukannya mereda, tangisan Alyssa semakin menjadi.

"Heh udah anjir, nanti disangka gue berbuat yang enggak-enggak lagi."

"Ale udah dong."

Setelah lumayan tenang, Dion memberikan minum.

"Kenapa malah nangis anjir."

Meminum seteguk air lalu menggenggam gelasnya.

"Kalian udah ngobrol kan?"

"Tapi dia ga tau salahnya dimana."

"Trus Lo ga ngasih tau?"

Alyssa menggelengkan kepalanya.

"Tulil. Abang gue tuh ga sepeka itu anjir."

Dion menghela nafasnya "berasa lagi ngurusin bocah SMP pacaran anjir gue."

"Terserah deh gue pusing mikirin kalian berdua. Mau marahan kek, diem-dieman kek terserah."

Alyssa mengerutkan bibirnya "kok lu gitu?"

"Abisnya ga Lo ga Abang gue sama-sama tulil."

"Udah lah pergi aja Lo."

"Gue panggilin bang Megan kesini dan harus udah beres masalahnya."

"Tadi katanya terserah mau marahan juga, gimana sih Lo."

"Gajadi, kalian mode begini ngerepotin gue."

Dion menelpon Megan agar kembali ke ruangannya Alyssa.

Beberapa menit kemudian Megan masuk masih dengan wajah kusutnya.

"Ngomong deh Lo berdua. Diomongin, awas aja kalau masih diem-dieman."setelahnya Dion pergi.

"Kenapa gue yang repot ya anjir."monolog Dion sebelum keluar ruangan.

The Final Chapter - Kim Mingyu [✓]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ