RoMH 32 - Dilihat

574 58 10
                                    

Chapter 35 sudah di up di Karyakarsa

Itu adalah hari yang sangat bersejarah bagi Erick.

Ariel masih ingat saat Erick duduk dengan gugup di sampingnya. Ariel bahkan dapat mengatakan jika Erick pada hari itu amat sangat lucu di matanya. Di dalam mobil, Erick duduk di samping Ariel sambil mengusap-usapkan tangannya ke celana. Dia berkali-kali membuang napas dalam-dalam, dan menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

Ariel melihat itu. Tersenyum dan menggenggam tangan Erick yang masih bergerak-gerak di atas celana. Saat memandang wajah Erick lagi, Ariel tersenyum. "Apa kau sangat gugup?" bisik Ariel dengan lembut.

Erick tersenyum tipis. Matanya memandang betapa cantiknya Ariel saat ini. Ariel memang cantik. Dia selalu cantik walaupun tidak menggunakan make up. Apalagi dengan Ariel yang saat ini ada di hadapannya. Jauh lebih cantik dengan polesan make up yang jarang digunakannya. Mata Erick kemudian menatap bibir Ariel yang dipoles lipstik merah. Senyum tipisnya berubah menjadi senyum miring. "Jika kau menciumku, mungkin aku tidak akan gugup lagi."

Ariel mengangkat kedua alisnya dan terkekeh pelan. "Sejak kapan kau bisa merayu seperti ini?"

Erick mendengus geli. "Apa menurutmu ini rayuan? Padahal aku sangat serius."

Ariel terkekeh lagi mendengar ucapan Erick.

"Berhentilah tertawa dan cepat cium aku," kata Erick, masih tersenyum miring saat meraih tangan Ariel agar mendekat.

"Apa kau sungguh serius, Tuan Erick Thompson?" tanya Ariel yang mengangkat kedua alisnya, tersenyum lebar saat tubuhnya ditarik mendekat oleh Erick.

Erick tersenyum main-main saat mengangguk dan berkata. "Aku heran mengapa aku membutuhkan izin untuk mencium Ratuku," katanya, meraih wajah Ariel dengan salah satu tangannya.

Ariel tertawa saat wajah Erick mendekat dan mencium bibir bernoda lipstiknya dengan segera. Ariel ingin menjauh saat Erick sudah mulai memainkan bibirnya, namun Erick malah menahan belakang lehernya dan memainkan bibirnya dengan ganas, membuat lipstik Ariel berantakan total. Erick akhirnya menjauhkan bibirnya dari Ariel dan tersenyum tipis. Erick tertawa saat melihat lipstik Ariel yang acak-acakan. "Lihat bibirmu. Jelek sekali," kekehnya.

Ariel juga tertawa, memegang kedua sisi wajah Erick dan mengusap jari jempolnya di sekitar bibir Erick. "Lihat dirimu! Bagaimana bisa pemenang medali Presiden memiliki lipstik di bibirnya?"

Erick tertawa dan mengecupi bibir Ariel beberapa kali, membuat Ariel tertawa lepas. Namun saat bibir bernoda lipstik milik Erick menyentuh pipinya, Ariel menjerit. "Tidak! Jangan di sana! Kau akan membuat pipiku merah, Erick! Tidak!" jeritnya, namun masih tertawa dalam kecupan bibir Erick.

"Tuan, para reporter sudah--"

Kali ini Ariel benar-benar menjerit dan Erick bahkan tersentak di tempatnya saat pintu terbuka secara tiba-tiba. Seolah sedang dipergoki berbuat mesum, Ariel menundukkan kepalanya dan bersembunyi di dada Erick. Erick sendiri menutupi wajah Ariel dengan satu tangannya. Erick menoleh, ingin meneriaki Diego untuk menutup pintunya, namun kilatan cahaya muncul lebih cepat. Erick semakin merapatkan tubuh Ariel padanya, tidak membiarkan para reporter menangkap wajah acak-acakan milik Ariel. Mata Erick beralih, menatap Diego dengan pandangan datar.

Diego yang memandang Erick dengan pandangan tanpa ekspresi pun hanya menundukkan kepalanya sedikit ke arah Erick. "Baik. Maafkan saya, Bos," katanya sambil menutup pintu dengan kencang. Sebelum pintu tertutup rapat, Erick bisa mendengar gerutuan Diego di antara suara kilatan cahaya. "Memangnya aku tahu jika dia sedang berbuat mesum di dalam?! Mana kutahu! Aku hanya bekerja, dia yang salah karena berbuat mesum di acara resmi seperti ini!"

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Where stories live. Discover now