RoMH 21 - Mencintaimu

2.2K 150 17
                                    

Tangan Erick masih menjambak rambut depannya, sementara matanya terpejam rapat. Ini sudah hampir 24 jam semenjak Ariel menghilang dari rumah karena diculik oleh Xavier. Namun, tidak seperti di masa lalu, tidak ada telepon dari Xavier sama sekali. Dan Erick bahkan sudah datang ke tempat di mana Ariel disiksa di masa lalu. Tapi Erick tidak mendapatkan apa pun di sana. Erick benar-benar kehilangan jejak Ariel, saat ini.

Bukan hanya lokasi Ariel yang berubah, namun kondisi rumah ini pun berubah dari masa sebelumnya ketika Ariel diculik. Tidak ada satu pun pelayan yang terluka seperti di masa lalu. Para pelayan mengaku jika anak buah Xavier hanya menahan para pelayan di tempat. Tidak ada drama Ariel mengorbankan diri demi pelayan, yang ada Ariel bersembunyi di kamar mandi dan Xavier yang menjemputnya sendiri.

Badjingan. Aku membayangkan tua bangka itu masuk ke dalam kamar mandi yang sempit dengan hanya berdua bersama Ariel. Entah kenapa itu lebih buruk daripada Xavier yang membantai para pelayan di kehidupanku yang sebelumnya, batin Erick mengutuk, menjambak rambutnya lebih kuat dan memukul meja sekuat tenaga. Erick harus meluapkan emosinya. Dia benar-benar ingin membunuh Xavier sekarang.

Jika Erick adalah Erick di kehidupan sebelumnya, dia akan membuat tim IT yang sangat handal untuk menemukan keberadaan Ariel. Dia akan membayar siapa pun dengan harga berapa pun untuk mendapatkan apa yang dia mau. Namun sekarang, akses Erick benar-benar terbatas. Bukan hanya teknologi yang menurun dari masa lalu, namun kapasitas dan materi yang tidak Erick miliki di masa sekarang juga menghambatnya.

"SIAL!!" teriak Erick sekuat tenaga. Kali ini memukul kuat mejanya dan menendangnya sekuat tenaga. Erick benar-benar membenci dirinya yang lemah ini.

Tok tok tok

Ketukan di pintu ruang kerjanya membuat Erick membuang napas kasar dan berdecak. Siapa yang berani-beraninya mengetuk pintu ruangannya, saat ini?

"Bos, ini saya, Diego. Anda tidak masuk kerja, hari ini. Karena itulah saya datang."

Erick bahkan tidak mau mempedulikan pekerjaannya. Dia tidak tidur, malam ini. Selain tidak tenang dengan situasi Ariel, Erick juga memikirkan banyak hal di masa lalu yang mungkin dapat membantunya. Namun, Erick menghela napas panjang dan berkata, "Masuklah," pada Diego yang berada di luar sana.

Pintu terbuka saat Erick mengambil botol alkoholnya dan meminumnya langsung tanpa menuangkan ke dalam gelas.

"Bos," kata Diego, berjalan perlahan sambil menatap ke sekitar ruangan. Erick adalah orang yang rapi dan teratur. Namun, melihat kekacauan saat ini membuat Diego merasa agak prihatin dengan keadaan Erick saat ini. Biasanya, jika Erick bolos kerja, Diego segera menghampiri Sergei dan menyelesaikan pekerjaan hari itu. Namun, saat Sergei bercerita jika dia tidak dapat menghubungi Ariel lagi, Diego merasa khawatir dengan keadaan Ariel dan segera meluncur ke rumah Erick.

Biasanya, jika Diego datang, Ariel pasti akan menyambutnya dengan senyuman. Walaupun wajah Ariel terluka atau pun hatinya terluka, Ariel pasti akan menghampiri Diego untuk menyambut kedatangannya.

Namun, melihat bagaimana keadaan rumah ini sekarang dan Ariel yang tidak ada di rumah ini, Diego berasumsi bahwa, "Bos, apakah akhirnya Nyonya kabur?"

BRAK!!

Diego berjengit saat mendengar suara botol yang beradu dengan meja kaca milik Erick. Tentu saja Erick emosi mendengar ucapannya. Namun, membayangkan Ariel akhirnya kabur dari Iblis semacam Erick, membuat Diego mau tidak mau merasa senang juga. Diego bahkan berpikir, kenapa Nyonya tidak kabur dari dulu saja? Padahal, aku bersedia jika memberikan sebagian besar danaku pada Nyonya jika Nyonya ingin kabur.

Namun, Diego segera tutup mulut saat mendapatkan tatapan tajam dari Erick. "Ekhem. Saya hanya bertanya dan menebak. Ini karena rumah terlihat lebih suram daripada biasanya."

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Where stories live. Discover now