RoMH 28 - Tidak

781 70 14
                                    

Ariel menerima segala kegilaan Erick.

Terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang acak-acakan, Ariel hanya duduk dan menatap kamarnya yang sudah benar-benar hancur berantakan. Bukan hanya seprainya yang jatuh tercecer di lantai, melainkan selimut, bantal dan kasurnya bahkan bergeser sedikit dari tempatnya. Pakaian Ariel serta pakaian Erick pun masih berada di atas lantai. Semuanya berantakan, begitu juga dengan tubuh Ariel yang memiliki banyak titik-titik merah karena digigiti oleh Erick. Dada Ariel adalah area yang paling sakit. Putingnya bahkan berubah warna menjadi merah padam.

Ariel menghela napas. Baru saja dia akan turun dari kasur, pandangannya terarah pada sebuah bungkusan obat yang ada di atas rak. Ariel memandangnya lama. Tidak ada pandangan sedih di matanya, hanya ada pandangan kosong saat menatap obat itu.

Pernikahan yang diinginkannya, pernikahan yang dibayangkannya setiap malam dengan senyum cerah, pada akhirnya berakhir dalam semalam. Kebahagiaannya luntur dalam semalam.

Ariel sudah membayangkan akan sebahagia apa pernikahan mereka. Erick dan Ariel akan dikaruniai anak yang sangat cantik dan tampan. Mereka akan sering berlibur di akhir pekan dengan anak-anak mereka. Mereka juga akan pergi jalan-jalan di hari libur nasional. Mereka juga akan membuat pohon natal sendiri di rumah. Mereka juga akan merayakan ulang tahun masing-masing dengan gembira.

Namun, dalam semalam ....

Ariel meraih obat itu, menatapnya dalam-dalam.

Apa yang salah, sebenarnya? Di mana titik kesalahannya? Apakah ada perlakuan Ariel yang kurang bagi Erick? Ariel yakin, Erick memiliki perasaan yang sama untuknya.

Ariel selalu menjadi gadis yang pintar.

Dia orang yang memiliki kepekaan lebih dari orang lain. Saat Erick menatapnya di altar pernikahan, saat Erick gugup di meja makan, atau saat Erick mulai membuka diri dan selalu meluangkan waktu berduaan dengan Ariel, Ariel tahu jika Erick mencintainya.

Dan Ariel bahkan tahu jika saat ini Erick masih mencintainya.

... Apa kau yakin ingin menikahinya? ....

Pertanyaan dari kakeknya tiba-tiba terlintas begitu saja. Ariel ingat, saat itu, dia sedang membereskan dokumen milik kakek Erick. Sementara Harry Thompson, kakek dari Erick ini sedang mengelap dan menyemproti tanaman dekat jendela. "Kau tahu? Erick sangat kekurangan kasih sayang dan tidak ceria sama sekali. Dia orang yang membosankan dan pembuat onar. Dia satu-satunya cucuku yang membuatku benar-benar pening saat memikirkannya."

Ariel yang sedang memilah dokumen milik kakek Erick, dengan santai berkata, "Kalau begitu, baguslah. Aku bisa memberikan kasih sayang untuknya."

"Setan kecil, kau pikir semudah itu untuk memberikan kasih sayang pada seseorang yang kekurangan kasih sayang?"

"Kenapa sulit? Kau bahkan bisa melakukannya padaku."

Harry menghentikan gerakan menyemprot tanamannya. Dia berbalik, menatap Ariel yang sudah tumbuh sangat dewasa. Ketika Ariel balas menatapnya, bayangan Ariel kecil pun muncul di ingatannya. Harry menghela napas panjang, melempar botol dan kain di tangannya ke atas meja. Dia duduk dan Ariel kembali fokus pada dokumennya. "Jake lebih cocok denganmu."

"Jake memiliki calon tersendiri. Apa kau tidak tahu jika dia mengejar-ngejar tunangannya yang kabur ke negara lain?"

"Kalau begitu Smith—"

"Smith hanya ingin hidup selibat, apa kau lupa? Dia bahkan biseksual. Aku tidak ingin pria seperti itu."

"Kau bisa merubahnya! Erick juga melakukan sex bebas sebelum bertemu denganmu!"

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang