RoMH 6 - Apa

2.9K 172 5
                                    

Orang bilang, hanya cinta yang bisa menaklukan benci.

Orang bilang, benci dan cinta itu berbeda tipis.

Namun, kalimat itu tidak berlaku padaku.

Di kehidupan sebelumnya dan kehidupan sekarang, aku tidak pernah mencintai Ariel. Ada seseorang yang sangat aku cintai. Anak perempuan yang menolongku ketika aku diculik saat masih kecil.

Dan sekarang pun aku bahkan masih mencintainya.

Ariel mencintaiku sampai mati. Karena itu, aku tidak akan menceraikannya. Karena aku adalah kebahagiaan baginya.

Selama ini, aku berpikir, untuk apa aku dilahirkan kembali? Karena aku tidak mendapatkan jawaban, aku berpikir bahwa aku mungkin dilahirkan kembali karena harus membahagiakan Ariel.

Karena hanya aku yang mengingat semua tentang kehidupan di masa lalu.

Jadi, aku mengorbankan kehidupan cintaku sendiri demi berada di sisi Ariel. Namun, jika Ariel di masa depan berakhir mencintai orang lain dan tidak membutuhkanku, aku siap melepasnya kapan pun ia mau.

"Dari hasil pemeriksaan tadi, aku tidak menemukan apa pun yang salah dalam tubuh Ariel," kata dokter yang memeriksa Ariel, yaitu Smtih. Smith tersenyum tipis pada Ariel. "Syukurlah kau sehat-sehat saja." Dia berbicara sambil mengusap kepala Ariel dengan lembut.

Aku menepis kuat tangan yang menyentuh kepala Ariel dan menatap Smith dengan kesal. "Apa kau yakin? Jangan mentang-mentang kau adalah kakak kandungku, maka kau seenaknya dan asal memeriksa istriku."

Smith mendengus geli. "Ya ampun, tumben sekali adikku yang menggemaskan ini mengakui bahwa aku kakaknya. Apa kau sebegitu khawatirnya dengan kesehatan Ariel?"

Aku berdecak kesal. "Apa yang kau katakan? Akan sangat menyebalkan jika dia sakit-sakitan. Aku hanya akan menitipkannya padamu jika dia memiliki penyakit serius."

Smith mengedipkan matanya berkali-kali mendengar ucapanku. Dia melirik Ariel, kemudian berdeham pelan. "Tidak ada yang seperti itu. Dia sehat."

"Lalu kenapa kau melirik Ariel, barusan?" tanyaku kemudian, memandangnya dingin. Mereka pasti menyembunyikan sesuatu dariku.

"Memangnya kenapa jika aku melirik Ariel? Tidak boleh?"

"Bajingan! Apa kau bermain-main denganku?!" sentakku emosi. Aku berdiri dari dudukku dan mengambil kerah lehernya. "Mari lihat seberapa baik kau bertahan dengan kebohonganmu itu!"

"Erick!"

Smith yang melihat kelakuanku pun, menatapku dengan pandangan heran. "Erick, kenapa kau sangat aneh sekali hari ini? Ariel benar-benar sehat. Dia hanya mendapatkan luka dari perbuatanmu."

"LALU KENAPA KAU MELIRIK ARIEL BARUSAN?!" teriakku dengan tidak sabar. Aku bisa merasakan jantungku yang berdetak cepat. Napasku pun berembus dengan kasar. "Kau menyembunyikan sesuatu, kan?! Ariel menyuruhmu merahasiakan itu, bukan?!"

"Tidak!!"

"JANGAN BERBOHONG PADAKU!!"

"Aku tidak berbohong!!"

Aku mengeraskan rahangku dan memandang Smith dalam-dalam. Tidak ada keraguan di matanya. Hanya ada kemarahan dan keheranan dengan kelakuanku.

"Erick." Ariel mencoba berbicara. "Jika kau tidak percaya dengan pemeriksaan kakakmu, kita bisa ke rumah sakit lain."

Aku mengetatkan rahangku kuat-kuat. Aku menelan ludah dengan susah payah, menghela napas dan melepaskan tanganku dari kerah lehernya. Aku membuang napas pelan, mencoba menenangkan diri.

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant