RoMH 27 - Hanya

1.2K 90 18
                                    

Erick bukanlah orang gila yang akan langsung memperkosa Ariel di hari pertama pernikahannya. Mereka bahkan tidak melakukan malam pertama setelah menikah.

Dalam pemikiran Erick, Ariel mungkin seseorang yang dapat dia jadikan teman. Terbukti dengan Ariel yang sangat aktif dalam mengatur rumah tangga mereka dan mengganti perabotan-perabotan yang usang di rumahnya.

Ariel tentu saja sudah meminta izin pada Erick, dan Erick mengizinkannya karena dia tidak terlalu peduli mengenai hal itu.

Di awal pernikahan mereka, Erick dan Ariel benar-benar seperti partner yang tinggal serumah. Ariel masih memiliki barang-barang mewah dan dia masih sangat ceria.

"Kupikir, kita harus belanja bulanan lagi, Erick."

Ariel yang sedang menonton film dengan Erick, tiba-tiba mengatakan hal tersebut. Mereka sedang melakukan movie time di akhir pekan. Selera film Ariel benar-benar bagus. Bukan hanya tentang romansa saja, Ariel memperhatikan banyak hal di dalam film. Seperti alur, akting, CGI dan pencahayaan dalam film. Ariel benar-benar seperti seorang produser saat sedang membicarakannya.

"Lagi?" respons Erick saat itu.

Ariel menoleh pada Erick dan tertawa pelan. "Namanya juga belanja bulanan, Erick. Tentu saja harus melakukannya setiap bulan."

Erick hanya terkekeh pelan dan mengangguk-angguk saja.

Pada akhirnya, hari minggu mereka digunakan untuk berjalan-jalan di mall. Sebenarnya, Erick bukanlah tipe orang yang suka pergi berbelanja, apalagi berbelanja di keramaian. Dia baru melakukannya saat sudah menikah dengan Ariel. Erick juga menikmatinya dan selalu memperhatikan bagaimana cara Ariel menilai produk-produk di sana. Setelah itu, mereka pasti pergi ke game master.

Ariel adalah seorang penyuka game, sementara Erick tidak memiliki ketertarikan dalam hal tersebut. Ariel sangat tahu cara bersenang-senang, sementara Erick tidak. Mereka sangat bertolak belakang, dan mungkin karena itulah Erick sangat senang ketika diajak main oleh Ariel.

Seolah memiliki seorang teman dekat secara tiba-tiba.

Mereka membeli es krim saat dalam perjalanan pulang. Es krim yang dibeli bersama Ariel selalu enak. Mungkin karena Ariel memiliki selera yang tinggi, karena itulah Erick bisa menyukai segala yang direkomendasikan oleh Ariel.

Dalam perjalanan pulang, mereka melewati panggung yang berada di lantai bawah. Saat itu, mall sangat penuh dengan orang-orang yang mengikuti lomba. Erick bahkan beberapa kali tersandung dan terkena sikut oleh orang-orang yang tidak dikenal.

"Ariel, kita harus mencari jalan lain. Di sini sangat—" ucapan Erick terhenti saat dia menoleh ke belakang dan tidak mendapati Ariel di mana-mana. "Ariel?" bisiknya pada udara.

Mata Erick menatap ke segala arah, namun yang dilihatnya hanya kepala orang-orang asing yang sangat banyak. Mata Erick terus bergulir, mencari orang yang seharusnya berada di sampingnya. Namun, semakin banyak yang dilihat Erick, semakin dia merasa pusing dan gelisah. "ARIEL!!" teriaknya tanpa peduli dengan pandangan orang lain. Napas Erick mulai tersendat saat dia kembali berteriak, "ARI—"

"ERICK!"

Sebuah tangan tiba-tiba menggandengnya. Erick segera berbalik, dan mendapati Ariel yang tersenyum cerah ke arahnya.

"Kau berjalan sangat cepat. Aku hampir tidak bisa mengejarmu."

Napas Erick berhembus sangat kencang, dadanya naik turun, es di tangan Erick perlahan hancur, mencair karena genggaman tangannya yang kuat, sementara matanya masih memandangi Ariel lurus-lurus.

Seharusnya, Erick menyadarinya saat itu.

Jika dia sudah mencintai Ariel.

Dia sudah mencintai istrinya.

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang