RoMH 7 - Yang

2.6K 182 5
                                    

Aku terbangun.

Dan yang paling pertama kali kulakukan adalah menarik napas terkejut dan duduk dengan tergesa.

Aku melihat ke sekitar kamarku.

Baiklah. Masih sama. Semuanya masih seperti kemarin dan kalender juga masih di tempat yang sama.

Aku segera melompat dari kasur dan berlari untuk membuka pintu kamar. "Ariel!!" panggilku.

Di jam ini, Ariel biasanya sudah bangun. Ariel selalu bangun lebih pagi dari siapa pun. Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi Ariel adalah orang pertama yang bangun di rumah ini.

Aku segera berlari ke lantai bawah dan yang kudapati adalah kegelapan karena lampu rumah yang masih dimatikan. "ARIEL!!" teriakku kuat.

Kenapa tidak ada tanggapan? Kenapa tidak ada yang membalas panggilanku?

"ARIELLA!!"

Bajingan. Apakah benar semuanya mimpi?! Apakah aku memang hanya berkhayal karena terlalu merasa bersalah. "ARIEL!!" teriakku sekuat tenaga.

Napasku tersendat. Aku menatap tak tentu arah di kegelapan ini. Ariel masih tidak bisa kutemukan di sini. Kenapa semuanya gelap? Ke mana semua orang yang biasanya berkumpul seperti lalat?!

Ariel. Di mana Ariel? Kenapa tidak ada yang menanggapiku? Tidak bisakah seseorang menanggapiku? Siapa pun! Siapa saja!

Tidak. Tidak. Tidak! Ini tidak mungkin! Ariel tidak mungkin sudah-

"Erick?"

Aku tersentak. Napasku terhenti sejenak saat mendengar panggilan itu. Aku berbalik, namun aku tetap tidak dapat melihat Ariel di kegelapan. "Ariel?!"

"Erick, ada apa?" Suara itu ada di sana. Kenapa aku tidak bisa melihatnya?! Apakah ini halusinasiku?

"Kau di mana?"

"Aku di sini. Apa kau terbangun?"

Aku menggerakkan gigiku kuat-kuat. "KAU DI MANA, SIALAN?! DATANG PADAKU!! APAKAH MENURUTMU AKU LELUCON?!" teriakku kuat. Aku tidak peduli jika ini masih sangat pagi dan orang-orang masih tertidur. Aku harus memastikan ini asli. Aku harus memastikan ini bukan mimpi.

"Aku di sini, Erick. Aku di depanmu."

"Di depanku?" Anehnya, dadaku terasa sakit mendengar bahwa dia di dekatku. Kenapa semuanya gelap? Kenapa aku tidak bisa melihatnya? Demi tuhan, apakah kau imajinasiku? Apakah kau nyata? Apakah aku benar-benar kembali ke masa lalu? Apakah kau benar-benar hidup kembali?

Yang kutakutkan, bagaimana jika semuanya sebatas mimpi? Sebatas khayalan?

"Aku tidak bisa merasakanmu ..." bisikku. Aku bahkan hampir bisa mendengar suara napasku yang gemetar kuat. Denyutan di dadaku sukses membuatku tidak bisa berbicara dan bernapas dengan benar.

Hening sejenak. Aku tidak bisa mendengar apa pun. Bahkan suara napasnya. "Erick, apa aku boleh menyentuhmu agar kau tahu bahwa aku berada di dekatmu?"

Aku terdiam sejenak mendengar ucapan minta izinnya padaku. Seperti yang sebelumnya kukatakan, di saat aku memiliki banyak siasat untuk membuat Ariel tersiksa, Ariel selalu memiliki siasat untuk membuatku merasa nyaman. Salah satunya adalah meminta izin jika ingin melakukan sesuatu padaku. Bahkan, untuk menyentuhku saja, dia harus meminta izin. Di saat, aku bahkan memperkosanya dengan keji di malam pertama kami.

"Ya ..." bisikku, menjawab pertanyaannya sebelumnya. "Aku juga harus melihatmu."

Kemudian tidak ada suara lagi. Beberapa detik kemudian, aku bisa merasakan sesuatu menyentuh perutku. Tangan itu kemudian meraba dan menyentuh tanganku dengan tangannya. Seolah seluruh inderaku yang sebelumnya menghilang kini telah kembali, aku bisa merasakan suara napas Ariel, hangat tubuh keberadaannya dan hangat tangan yang menyentuhku dengan lembut.

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Where stories live. Discover now