Moonlight'31

114 15 4
                                    

💫💫💫

Shanghai

Satu bulan kemudian

Waktu terus berjalan dan musim pun berganti. Seperti halnya roda kehidupan yang terus berputar, semua makhluk di atas bumi pun mengikuti jalan kehidupan dan perubahan yang terjadi. Semua bergerak seiring kebutuhan. Namun ada satu orang yang nampaknya tidak berubah dan hanya diam di tempat.

Dia adalah Xiao Zhan.

Semenjak kepulangannya ke Shanghai setelah putus dengan kekasih tampannya sebulan yang lalu, Xiao Zhan tidak menunjukkan perubahan apa pun. Meski dia kembali bekerja di perpustakaan, namun dia seperti tidak bergerak. Setiap harinya ia jalani dengan hampa dan tanpa tujuan. Otak dan pikirannya sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama karena selalu mengingat seseorang.

Zhuocheng yang paling dekat selama menjadi temannya menjadi sangat khawatir melihat perubahan yang terjadi pada Xiao Zhan. Ketika pergi bersama Wang Yibo, Xiao Zhan terlihat begitu bahagia. Namun siapa yang menduga jika dalam waktu singkat, pemuda manis itu kembali seorang diri dalam keadaan buruk. Di awal, dia tidak terlalu mempermasalahkan kesendirian Xiao Zhan. Namun semakin hari ternyata kondisinya semakin mengkhawatirkan bahkan Xiao Zhan menjadi sangat kurus.

Diam-diam, Zhuocheng ternyata berhubungan dengan Ethan. Dia selalu memberikan informasi mengenai kondisi Xiao Zhan untuk dilaporkan kepada Wang Yibo. Sejak kembalinya Xiao Zhan ke Shanghai, Ethan langsung menghubunginya dan memintanya untuk memantau Xiao Zhan. Selain itu, dia pun mengetahui bahwa ada seseorang yang selalu mengikuti Xiao Zhan dan dia tahu kalau itu adalah suruhan Wang Yibo.

Siang itu, Zhuocheng sengaja keluar untuk makan di kantin yang terletak di antara ruko-ruko yang berderet. Jam makan siang menjadikan kantin itu dipenuhi beberapa karyawan dari berbagai perusahaan di area tersebut. Setelah menikmati makanan, Zhuocheng menyempatkan untuk mencicipi secangkir kopi sambil berbicara dengan seseorang lewat telepon. Sambungan jarak jauh yang ia terima dari Wang Yibo.

“Bagaimana kabarnya sekarang?”

Pertanyaan itu terucap dari Yibo. Pemuda yang sama sekali tidak bisa memejamkan mata meski waktu sudah lewat tengah malam di kota Los Angeles saat ini. Dia hanya bisa bersandar lemas di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi kaki hingga perut. Wajahnya tampak murung dan pucat.

“Kau belum tidur di jam sekarang?”

Yibo mendapat pertanyaan balik alih-alih jawaban. Dia menghembuskan napas sebelum menjawab,

“Aku memikirkan Xiao Zhan.”

“Sebenarnya kenapa kalian bisa putus? Bukankah kalian saling mencintai?” selidik Zhuocheng.

“Aku pun tidak mengerti,” desah Yibo.

Zhuocheng geleng-geleng kepala mendengar jawaban sedih Yibo.

“Selama sebulan aku perhatikan, dia benar-benar berubah. Aku seperti tidak mengenalnya. Dia lebih pendiam dibanding sebelumnya sampai aku merasa kalau dia mendadak menjadi orang bisu. Meski dia makan teratur namun porsinya sangat sedikit. Aku yakin pengaruh pikiran lebih kuat mempengaruhi dirinya. Dia sangat kurus dan kuyu. Aku sampai kebingungan untuk memberinya penjelasan karena dia terus berdiam diri,” ia berkata panjang lebar.

Yibo merasakan pedih di hatinya mendengar jawaban Zhuocheng. Dia memijat pangkal hidung dengan mata berkaca-kaca.

“Mungkin dia harus pergi dari Shanghai dan menjalani kehidupan lain yang lebih berwarna. Mungkin saja hal itu bisa membuatnya melupakan kesedihan,” gumamnya.

“Maksudmu?” tanya Zhuocheng.

Untuk sesaat Yibo terdiam. Dia justru terbatuk-batuk sampai dadanya terasa sangat sakit. Tangannya tergesa meraih sapu tangan untuk menutup mulut dan menjauhkan ponsel dari telinga.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Where stories live. Discover now