Moonlight '14

423 78 23
                                    

💫💫💫

Waktu senja sudah mulai menyelimuti kota sewaktu Yibo keluar dari dapur rekaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu senja sudah mulai menyelimuti kota sewaktu Yibo keluar dari dapur rekaman. Ia cukup senang meski garis wajahnya terlihat lelah. Ia menerima sodoran botol minum dari Ethan.

“Mr. Kenzu baru saja keluar. Dia dan Tn. Peter menunggumu di lobi lantai dua,” Ethan berkata sambil mengusap kening Yibo menggunakan tisu. “Kau terlihat lelah,” lanjutnya.

“Lumayan,” balas Yibo. “Oh ya, Eric sudah membicarakannya denganmu?” Ia melirik.

“Sudah. Bukan aku tidak setuju, aku takut kau kelelahan, Yibo. Penerbangan ke sana seharian penuh. Harusnya kau gunakan untuk beristirahat,” protes Ethan.

“Aku tidak bisa istirahat dengan tenang. Perkiraan satu minggu menjadi sebulan, Ethan. Aku tidak tenang meninggalkan Xiao Zhan di sana.”

Yibo kembali meneguk minuman untuk lebih menyegarkan diri.

“Kenapa kau tidak menghubunginya? Katakan bahwa kau belum bisa menemuinya,” saran Ethan.

Mendengar ucapan sang asisten, Yibo teringat niatnya untuk menelepon Xiao Zhan. Ia melirik jam warna putih yang melingkar di pergelangan tangan.

“Mungkin dia baru bangun,” ujarnya. “Aku akan menelepon setelah kita bertemu Mr. Kenzu.”

“Alasan apa yang akan kau berikan? Dia belum tahu bahwa kau adalah Aaron,” kata Ethan sambil menerima sodoran botol minum dari Yibo.

“Mungkin perjalanan ke luar kota cukup meyakinkan,” Yibo menyahut sambil berjalan keluar dari ruang rekaman. Ia kembali memakai jaketnya yang berwarna putih.

“Berharap saja dia bisa menjaga diri. Dua minggu akan terlewati tanpa terasa,” Ethan berusaha memberi semangat.

“Kalau saja aku bisa setenang itu.”

“Setelah mendengar suaranya, mungkin kau akan lebih tenang.”

“Aku harap begitu.”

Ethan menggeleng sekilas. Ia tidak lagi membahas hal yang menurutnya cukup sensitif. Setelah menemani Yibo selama beberapa hari di Shanghai, ia tahu bahwa pemuda itu benar-benar jatuh cinta. Ia curiga Yibo bahkan akan melompat ke lautan api demi mengejar cinta Xiao Zhan.

Keduanya tiba di lobi lantai dua. Di sana sudah duduk Tn. Peter bersama Mr. Kenzu yang berdandan elegan. Pria dewasa dengan suit abu tua yang mahal membalut tubuh. Rambutnya agak panjang, ditata rapi menutup tengkuk. Kacamata hitam terselip di saku jas, pertanda sebelumnya ia menggunakan benda tersebut. Mr. Kenzu asli berdarah Asia, berdominasi di Korea. Garis wajahnya tegas dan kaku, tetapi cukup ramah di saat tersenyum.

Yibo mengangguk sopan, sedikit membungkuk sambil mengulurkan tangan. Ia menyapa dengan ramah, berbasa-basi untuk menghormati kedudukan pria tersebut. Bagaimanapun posisinya saat ini adalah seseorang yang membutuhkan dukungan, dan ia tak menyangka kalau lagunya sanggup menarik hati Mr. Kenzu. Pria yang terkenal mampu menaikkan penyanyi seperti dirinya ke jajaran paling atas.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Where stories live. Discover now