Moonlight'29

209 32 0
                                    

💫💫💫

Selama dua hari dua saudara itu tidak saling bicara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama dua hari dua saudara itu tidak saling bicara. Xiao Zhan lebih banyak menghindar dan sering mengurung diri di kamar. Ketika Sean berusaha mengajaknya sarapan atau makan malam bersama, dia selalu menolak dengan berbagai alasan. Entah apa sebenarnya yang dia rasakan pada intinya hatinya masih sangat bergejolak. Dia merasa tidak salah dengan cinta yang dia rasakan. Tidak pernah ada yang tahu kapan, di mana dan pada siapa cinta di hati akan berlabuh.

Xiao Zhan tidak pernah menyalahkan Sean yang memberikan limpahan kasih sayang tak terbatas untuknya. Hanya saja dirinya yang sulit membuka diri untuk yang lain. Ketika semua rasa tertumpah pada saudaranya, cinta itu tumbuh tanpa direncanakan. Dia merasa nyaman dan bahagia setiap bersama Sean hingga tidak bisa melihat sosok lain di sekitarnya. Sekarang ini, setelah dia mengungkapkan isi hati, dia merasa serba salah. Bukan dia tidak mau berhadapan dengan Sean, tetapi dia bingung bagaimana harus bersikap terhadap saudaranya.

Hari keempat, di saat malam menjemput, Xiao Zhan sudah mengurung diri di kamar. Jam di dinding belum menunjukkan angka sepuluh tapi dia sudah berbaring di tempat tidur. Telentang menatap langit-langit sambil menarik selimut hingga dada. Dalam hati dia merindukan Sean yang biasanya masuk ke kamar dan menemaninya tidur. Dia pun tiba-tiba saja merasa begitu sedih, teringat kehidupannya yang tumbuh tanpa ibu dan ditinggal sang ayah di saat mereka membutuhkan pondasi dalam hidup. Mungkin itu sebabnya dia menjadi sangat ketergantungan pada Sean, sosok yang mampu menanggung semua beban dan tanggung jawab hidupnya. Rasa kagum, sayang dan keinginan untuk selalu bersama menumbuhkan perasaan cinta di hati.

Di saat pikirannya berkelana ke mana-mana, pintu kamarnya terbuka dari luar. Xiao Zhan reflek berpaling dan hatinya berdesir melihat Sean yang melangkah masuk dan tersenyum padanya.

“Aku pikir kau sudah tidur,” ujar Sean. Dia menutup pintu dan mendatangi tempat tidur.

Xiao Zhan mendadak gugup, tidak menyangka akan ditemui Sean secepat itu. Dia masih belum tahu bagaimana menghadapi saudaranya yang kini menaiki tempat tidur dan duduk berselonjor kaki di sampingnya. Satu usapan pada kepala membuatnya lemah dan matanya hanya bisa memandangi Sean yang memberikan senyum lembut.

“Aku khawatir kau sakit karena kau sering di kamar. Kau baik-baik saja?” Sean bertanya sambil menyentuh kening Xiao Zhan.

Pemuda manis itu pelan menggeleng dan bergumam menjawab pertanyaan Sean.

“Aku tidak melihatmu makan. Kau tidak lapar? Atau aku bawakan makanan?”

Lagi Xiao Zhan menggeleng.

“Maaf kalau aku tidak menemanimu beberapa hari ini. Aku cukup sibuk,” Sean beralasan.

“Tidak apa-apa,” sahut Xiao Zhan. “Aku tahu kau sibuk.”

Sean tersenyum lagi. Belum berniat menceritakan kebenaran yang ia lakukan beberapa hari ini. Saat ini dia hanya ingin memberi Xiao Zhan penjelasan tentang cinta dan kasih sayang di antara mereka.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Where stories live. Discover now